TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Sidak SPBU

Ganjar Dinyinyirin

Laporan: AY
Sabtu, 10 September 2022 | 11:40 WIB
Ganjar Pranowo saat sidak disalah satu SPBU di Semarang. (Ist)
Ganjar Pranowo saat sidak disalah satu SPBU di Semarang. (Ist)

TANGSEL - Aksi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sidak ke SPBU dan menegur orang kaya yang membeli Pertalite, mendapat banyak komentar netizen. Ada yang memuji, ada juga yang nyinyirin.

Merespons kenaikan harga BBM, Ganjar menggelar sidak ke sejumlah SPBU, akhir pekan lalu. Tujuannya, untuk memastikan stok BBM aman. Dalam video yang diunggah di akun Twitter miliknya, Ganjar menggelar sidak ke sejumlah titik, seperti SPBU Gajahmungkur Kota Semarang, Rest Area 379A tol Batang-Semarang, dan SPBU Exit Tol di Batang.

Usai sidak, Ganjar sumringah. Menurut dia, kenaikan harga BBM tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Stok BBM tersedia. Nah, yang jadi sorotan warganet adalah saat Ganjar menegur konsumen yang sedang membeli BBM jenis Pertalite. Kejadiannya di SPBU Rest Area tol Batang Semarang. Dalam sidak itu, politisi PDIP itu berdialog dengan konsumen. Dari obrolan itu, diketahui konsumen itu seorang bankir.

Mengetahui seorang bankir, Ganjar terkejut dan langsung memintanya untuk beli bahan bakar nonsubsidi atau Pertamax. “Maka tadi kita ajak bagi yang mampu belinya Pertamax. Masak ada bankir tadi mau piknik, artinya orang yang berkemampuan, handphonenya juga bagus-bagus, belinya Pertalite," kata Ganjar.

Di akun Twitter-nya, Ganjar kembali menyentil pengguna Pertalite dari golongan mampu. "Orang kaya beli pertalite memang tidak melanggar hukum, tapi ya mbok punya tepo seliro dikit lah. Yuk uang pejabat, yang kontraktor, berduit belinya pertamax. BBM bersubsidi untuk yang tidak mampu saja ya," kicau Ganjar.

Unggahan Ganjar itu mendapat banyak respons warganet. Ada yang memuji, ada juga yang mengritik. Akun @efronDP heran dengan gaya Ganjar yang ngurus bukan urusannya. Kata dia, sampai sekarang Pertalite bukan BBM bersubsidi secara hukum. "Tidak ada Perpres untuk Pertalite bersubsidi. Beli Pertalite gak ada hubungannya dengan mampu atau tidak, tetapi soal rasio kompresi mobil," kicaunya.

Akun @bmm792 juga ikut menyentil. Kata dia, apa yang dilakukan Ganjar cuma cari panggung. Karena tak akan efektif. "Selama tidak ada larangan para pemilik kendaraan akan menurunkan standarnya dan menggunakan Pertalite," ucapnya.

Hal senada disampaikan akun @abukarima. "BBM murah itu hak rakyat. Kaya miskin sama saja," ujarnya. "Ini sinetron apa lagi," celetuk @alexthamp878. Akun @mauls ikutan menyindir. "Aturan dibikin dulu, jangan marah-marah gak jelas," ujarnya.

Aktivis Dhandy Laksono memberikan sejumlah catatan dengan narasi yang sering disampaikan para pejabat soal subsidi kebanyakan dinikmati orang mampu. Kata dia, punya mobil belum tentu mampu. Ada yang terpaksa karena akses transportasi vs jumlah keluarga. Selain itu ada kebijakan DP 0 persen saat ngeredit mobil. "Ada juga mobil untuk cari nafkah," kicau @dhandy_laksono.

Ekonom, Bhima Yudhistira menyindir narasi yang sering digunakan pemerintah saat mencabut subsidi BBM. Pemerintah menyebut bahwa masyarakat menikmati BBM jenis subsidi adalah mereka yang dikategorikan mampu. Nyatanya, sejak 2014 pemerintah tidak pernah melakukan pembatasan. Kata dia, pemerintah menganggap yang berhak menggunakan BBM bersubsidi adalah orang miskin.

Padahal, faktanya jumlah masyarakat yang tergolong ke dalam kelompok rentan miskin masih sangat banyak. Jumlah penduduk dalam kategori rentan miskin ini menurut Bhima masih sangat besar, sekitar 115 juta. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo