TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Eksklusif Dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif

Konsumsi BBM Naik Terus, Konversi Energi Dipercepat

Laporan: AY
Jumat, 16 September 2022 | 08:23 WIB
Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara saat wawancara dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif. (RM)
Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara saat wawancara dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif. (RM)

JAKARTA - Saat ini ada sekitar 140-an juta kendaraan di seluruh Indonesia. Konsumsi energi fosilnya besar. Total kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai lebih sejuta barel per hari. Sebagian masih impor, karena produksi minyak nasional belum mencukupi.

Untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, mau tak mau perlu dilakukan konversi energi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bertekad mempercepat proses konversi energi, meski banyak tantangannya.

“Kebutuhan bahan bakar di sektor transportasi terus meningkat, karena sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Kurang lebih ada 800 ribu mobil dan 6 juta unit motor yang terjual tiap tahun. Semuanya menggunakan sumber energi fosil. Ini kalau bisa kita alihkan (konversi), manfaatnya mengurangi konsumsi energi fosil. Juga mengurangi cost yang dikeluarkan pemilik kendaraan,” ujar Arifin kepada Direktur Utama Rakyat Merdeka/CEO RM Group Kiki Iswara Darmayana, yang mewawancarainya secara eksklusif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, belum lama ini.

Bagaimana tantangannya? Apakah bisa diatasi melalui pengembangan mobil listrik? Menurutnya, teknologi untuk electric vehicle tergolong baru.

Meski sekarang mulai kompetitif. Harapannya, skala ekonomi produksi mobil listrik akan makin membesar, sehingga konsumen lebih banyak yang tertarik menggunakan kendaraan ini.

“Salah satunya, dengan pengembangan industri baterai kendaraan listrik, agar harga kendaraannya makin terjangkau,” ujarnya.

Tak hanya kendaraan, Kementerian ESDM juga akan mengkampanyekan penggunaan kompor listrik, untuk mengurangi kebutuhan gas elpiji dan minyak tanah yang bahannya dari energi fosil. Program ini menjadi fokus perhatian PLN dan sedang dilakukan uji coba.

"Ini jawaban untuk mempercepat konversi energi. Cost-nya untuk masyarakat jauh lebih kompetitif dibanding elpiji,” kata Duta Besar Indonesia untuk Jepang, periode 2017-2019 ini.

Diakui, konversi energi memang tidak mudah. Masalahnya, ada bottleneck atau sumbatan-sumbatan. Tapi, Kementerian ESDM sudah punya roadmap, dengan target net zero emission di tahun 2060. Jumlah emisi yang dihilangkan dilakukan secara bertahap. Setiap lima tahun, targetnya sekian juta ton emisi karbon harus diturunkan.

“Ada sejumlah program, antara lain decarbonisation. Contohnya, mengganti pembangkit-pembangkit diesel dengan gas,” katanya.

Bottleneck pengembangan energi alternatif itu ada di mana? Arifin menceritakan, misalnya di pengembangan geothermal. Cost untuk membangun pembangkit geothermal masih tinggi. Solusinya, pemerintah saat ini menyiapkan skema tertentu.

“Bagaimana menyerap sebagian dari capital cost, agar energi output cost yang dihasilkan menjadi lebih murah. Kita juga sedang siapkan regulasi terkait tarifnya,” papar peraih penghargaan Honorary Fellowship Award dari ASEAN Federation of Engineering Organization itu.

Bagaimana pemetaan potensi sumber energi alternatif di Indonesia? Kementerian ESDM sudah mengidentifikasi. Dan banyak sekali jenisnya di negara kita. Antara lain, energi matahari, angin, biothermal, air, air laut dan bahkan tumbuh-tumbuhan.

"Itu semuanya kita padukan, rencanakan. Dibuat program yang tidak menimbulkan gejolak. Teknologinya harus full frame, reliable, dan memberi respons keekonomian,” ujarnya.

Bagaimana pemerintah mengerjakan konversi energi ini agar sesuai target? Menteri ESDM menceritakan, sudah banyak yang dilakukan. Dimulai dengan teknologi storage. Misalnya, menyimpan energi dalam baterai, untuk mengisi kekosongan atau gangguan intermitensi pada pembangkit. Pembangkit listrik tenaga surya atau angin, misalnya, saat ini masih tergantung pada faktor cuaca. Sehingga, perlu teknologi baterai penyimpan energi, saat cuaca tidak optimal.

“Kita harus membangun banyak transmisi. Agar bisa menghubungkan sumber titik energi ke konsumen,” katanya.

Bauran energi alternatif kita, saat ini baru mencapai 12-an persen dari target. Sehingga masih perlu mengejar dengan melakukan lebih banyak program energi baru.

"Potensi geothermal, matahari dan hidro cukup besar. Kita harus percepat,” imbuhnya.

Untuk mempercepat target konversi, sumber energi terbesar yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga matahari. Karenanya, sepanjang 10 tahun ke depan, porsi solar energy (tenaga surya) mendapat perhatian besar.

"Potensi ini menjadi daya tarik investor agar membangun industri-industri solar panel di dalam negeri. Agar local content-nya juga meningkat,” katanya.

Pengembangan & Hilirisasi Energi Fosil

Meskipun trending dunia sedang mengarah ke green energy, namun kata Menteri Arifin, Indonesia patut bersyukur diberi potensi sumber daya mineral yang sangat besar. Optimalisasinya dengan1 melakukan pengembangan industri pengolahan (hilirisasi) hingga menjadi produk akhir. Agar1 memberikan pendapatan negara yang signifikan.

Apakah eksplorasi akan terus dilakukan? Menurutnya, hal ini juga perlu dilakukan percepatan. Masih banyak sumber daya mineral yang belum tereksplor. Karenanya, pemerintah berusaha memberikan iklim investasi yang baik, regulasi mudah. Pengaturan fiskal dan mempercepat pelayanan, agar timbul daya tarik investor ke Indonesia.

“Pengelolaan di hulu, diikuti hilirisasi akan memberi nilai tambah lebih tinggi, sekaligus membuka peluang lapangan pekerjaan,” katanya.

Kementerian ESDM memberikan penawaran yang menarik untuk investor potensial yang bisa men-develop sumber-sumber ini. Wawancara Rakyat Merdeka dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif, juga bisa disaksikan dalam bentuk video di kanal YouTube Rakyat Merdeka TV (Tangsel Pos Group) Nantikan segera penayangannya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo