TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dudung Ke Simbolon

"Kalau Mau Ke Sini, Silakan"

Laporan: AY
Jumat, 16 September 2022 | 08:36 WIB
KASAD Jenderal Dudung Abdurachman. (Ist)
KASAD Jenderal Dudung Abdurachman. (Ist)

JAKARTA - Ribut-ribut Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman dengan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon mulai mereda. Dudung sudah memaafkan dan siap menerima kunjungan Simbolon.

Sebagai pimpinan tertinggi di matra Angkatan Darat, Dudung mengaku telah memaafkan Simbolon.

"TNI AD memaafkan, toh Tuhan Maha Pemaaf, masa manusia tidak memaafkan," kata Dudung.

Pernyataan Dudung disampaikan saat jumpa pers, di Mabes TNI AD, kemarin. Dudung didampingi para petinggi TNI AD.

Untuk diketahui, sebelumnya Dudung dan jajaran TNI AD tersinggung dengan ucapan Simbolon yang menyebut korps baju loreng itu seperti gerombolan dan melebihi ormas.

Perkataan itu disampaikan Simbolon saat rapat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) antara Komisi I DPR dengan Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI AD, AU, dan AL di Senayan, Jakarta, Senin (5/9) lalu.

Buntut omongan Simbolon itu, kopral sampai perwira TNI AD marah. Mereka meminta Simbolon meminta maaf.

Kembali ke Dudung. Dia berharap agar semua pihak berpikir sebelum bertutur kata. Harus berdasar fakta. Apalagi pernyataan yang menyasar TNI. "Bagi kita semua untuk tidak mudah menyampaikan pendapat ataupun perkataan yang tidak didasari dengan data dan fakta yang akurat, sehingga berakibat kepada tidak baik kepada TNI," ujarnya.

Terkait permintaan Simbolon untuk bertemu, Dudung mengaku belum mendapatkan info.

"Di HP saya belum ada SMS, belum ada telepon. Kalau beliau (Simbolon) mau datang, ya saya terima dengan baik, nggak masalah," ucapnya. 

Pertemuan dengan Simbolon, dijelaskan Dudung, bisa dilakukan kapan saja. Namun, kalau bisa, bertemunya di Mabes TNI AD.

"Japan saja mau ketemu, boleh saja, Pak Effendi mau datang juga silakan, kita nggak ada masalah. Saya kenal baik sama Pak Effendi," beber mantan Pangdam Jaya itu.

Dudung juga meminta prajuritnya tidak menyerang Simbolon lagi karena sudah meminta maaf.

“Kita harus lebih dewasa. Kita harus lebih legawa," pinta Dudung.

Dia juga berharap agar kejadian ini disudahi. Mengingat situasinya sudah kembali kondusif.

"TNI Angkatan Darat di lapangan sudah terbiasa menghadapi risiko-risiko. Jadi, kalau menghadapi yang begini-begini biasa saja, tidak usah dibesar-besarkan," tutur Dudung.

Luapan amarah atas pernyataan Simbolon juga datang dari masyarakat. Akibatnya, Simbolon dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR oleh pihak-pihak yang pro dengan TNI. Namun, kemarin, laporan itu distop MKD.

Sidang MKD yang turut dihadiri Simbolon memutuskan tidak menindaklanjuti pelaporan terhadap politisi asal Sumatera Utara tersebut.

Wakil Ketua MKD, Habiburokhman mengatakan, permintaan maaf yang dilakukan Simbolon pada 14 September secara terbuka menjadi pertimbangan putusan pihaknya.

"Atas dasar tersebut, dugaan pelanggaran etik terhadap teradu Effendi tidak dapat ditindaklanjuti oleh Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI," ucap Habib, membacakan hasil putusan sidang etik.

Simbolon lalu menanggapi hasil putusan itu. Dia mengklaim kooperatif dan mengikuti apa yang telah menjadi putusan MKD DPR.

"Saya telah mendengar amar putusan. Ini merupakan suatu putusan dari MKD yang akan saya jadikan panduan. Saya izin untuk menerima amar putusannya untuk bekal saya, bekal keluarga saya," ujar dia, di hadapan hakim sidang.

Pada sidang tersebut, Simbolon juga mengaku mendapat intimidasi setelah potongan pernyataan kontroversialnya tentang TNI viral di medsos.

"Saya sayangkan adanya proses-proses lanjutan yang mengintimidasi begitu, saya kira nggak zamannya lagi lah ya," tegasnya.

Dia bercerita, intimidasi yang didapatinya sampai pada ancaman nyawa. Intimidasi itu, juga dirasakan oleh keluarga. Lebih parahnya lagi, data pribadi dia dan keluarga ikut tersebar di medsos. Simbolon menduga ada pihak-pihak yang sengaja menyebarkannya. 

“Iya, iya (dapat intimidasi). Ancaman nyawa. Semua (keluarga juga)," terang Simbolon.

Padahal, dirinya tidak bermaksud melabeli institusi TNI dengan label aneh-aneh.

"Stressing-nya adalah bahwa kalau tidak ada kepatuhan, pada kepatuhan itulah kehormatan bagi prajurit, maka itulah seperti gerombolan, begitu," tandasnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo