TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Eksklusif Dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Kue Ekonomi Harus Dinikmati Merata

Laporan: AY
Rabu, 21 September 2022 | 11:38 WIB
Direktur Utama RM Group Kiki Iswara saat melakukan wawancara eksklusif dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM. (Ist)
Direktur Utama RM Group Kiki Iswara saat melakukan wawancara eksklusif dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM. (Ist)

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, banyak negara berlomba-lomba menggaet investor, tak terkecuali Indonesia. Untuk memenangkan perlombaan itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia punya jurus andalan yang tidak ditemukan di buku manapun.

Berawal saat pandemi Covid-19. Bahlil menyebut, hampir semua negara mengalami persoalan yang sama tentang menggaet investasi. Tidak hanya investasi asing langsung alias Foreign Direct Investment (FDI), tetapi juga tentang membangkitkan rasa percaya diri pengusaha nasional untuk tetap berinvestasi.

Ada dua jurus yang dilakukan Bahlil. Jurus pertama, melakukan konsolidasi internal, mulai dari pusat hingga daerah. Di sini, Bahlil mengubah pola pikir mereka dari birokrasi murni ke semi entrepreneur. Lalu, mendorong mereka terus berimprovisasi.

"Konsekuensinya, kami nggak mengenal Sabtu dan Minggu. Liburnya cuma pas lagi tidur. Begitu mata terbuka, kerja, dimanapun kami. Itu saya wajibkan ke pejabat eselon I, II, dan III. Tanggap, sigap," tuturnya, dengan penuh semangat saat podcast dengan Dirut Rakyat Merdeka Kiki Iswara, di Kantornya, di Jakarta, kemarin.

Jurus kedua, Bahlil fokus mengimplementasikan investasi di luar Jawa. Karena, sejak Indonesia merdeka sampai kuartal III-2020, investasi di Jawa lebih besar. Apalagi, Presiden Jokowi juga ingin membuka investasi sebesar-besarnya di luar Jawa.

"Kami wujudkan itu. Saat ini, investasi di luar Jawa 52 persen, di Jawa 48 persen," beber Bahlil.

Menariknya, ungkap Bahlil, FDI 2021 tumbuh 32 persen. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga tumbuh 30 persen. Begitu juga dengan realisasi investasi yang tembus Rp 901 triliun. Bahkan, United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) menyebut FDI Indonesia terbesar kedua di ASEAN setelah Singapura.

FDI di Singapura cenderung ke sektor jasa: keuangan dan asuransi. Sementara Indonesia, ada di sektor rill.

"Saya baru pulang dari Kamboja, pertemuan menteri tingkat ASEAN di Kamboja. UNTAC mengumumkan itu saat rapat. Aku surprise juga," bangga Bahlil.

Bahlil mengatakan, jumlah tenaga kerja yang terserap pada 2021 lebih dari 1,2 juta jiwa. Bahlil merasa bangga menjadi bagian dari Pemerintah. Karena di era pandemi, menciptakan lapangan pekerjaan sangat susah. 

Untuk mendukung permodalan pengusaha lokal, Kementerian Investasi merekomendasikan kepada perbankan, terutama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sementara bagi pelaku UMKM, Pemerintah telah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 370 triliun.

Selain itu, Bahlil juga meminta, investor yang masuk berkolaborasi dengan pengusaha lokal. Dengan begitu, akan terjadi transfer pengetahuan dan teknologi. Lagipula, investor ingin standar kualitas produknya tinggi, meski join dengan pengusaha lokal.

Lalu, bagaimana Kementerian Investasi menemukan investor di saat banyak negara bangkrut akibat tidak sanggup melawan perubahan gepolitik?

"Kita harus jujur. Kabinet 2019-2024 ini adalah kabinet yang penuh tantangan, kerja keras, dan perjuangan yang luar biasa. Karena kita mengalami tiga fase. Pertama, perang dagang antara China-AS. Kedua, pandemi. Ketiga, perang Ukraina-Rusia," tutur Bahlil.

Dampaknya, masing-masing negara ingin menarik FDI ke negara mereka. Bagaimana Indonesia? "Karena tidak ada teori di buku yang saya baca di Harvard tentang mengelola investasi di era pandemi atau pada era geopolitik yang tidak menentu, maka saya merumuskan konsep tiba saat tiba akal," cetusnya.

Konsep ini, Bahlil bagikan kepada perwakilan Kementerian Investasi di negara lain dan tim promosi untuk melakukan terobosan skala prioritas. Pasalnya, pendekatan negara A berbeda dengan negara B. Kalau dulu, Kementerian Investasi hanya memberikan izin dan fasilitas. Kalau sekarang diubah, yakni izin, insentif, dan mengawal investor sampai produksi. 

Kata Bahlil, stimulus seperti itu yang harus diberikan ke investor agar mau datang. Kalau stimulus Indonesia sama dengan negara lain, pasti mereka akan ke negara lain. "Konsekuensinya, saya jadi menteri sudah kaya project manager mereka saja kadang-kadang. Saya turun ke daerah, saya datangi mereka kalau ada masalah. Apalagi kalau diganggu oknum tertentu," akunya.

Dengan strategi itu, Bahlil berhasil mendatangkan Hyundai ke Indonesia. Hyundai membangun pabrik mobil listrik di Indonesia dengan investasi 1,6 miliar dolar AS. Dan, saat ini sudah berproduksi.

"Kita negara di ASEAN pertama yang memproduksi mobil listrik. Sebentar lagi baterai mobil. 2020-2021 orang bilang kita nggak mungkin, 2023 kita sudah produksi. Otomatis harga mobilnya bisa lebih murah," pungkasnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo