KAI Commuter Operasikan Tiga Kereta Baru Asal China

LJAKARTA - Pengoperasian tiga rangkaian (train set) sarana KRL baru asal China pada layanan Commuter Line Jabodetabek, mendapat sambutan positif. Sebab, beberapa kereta sudah tua dan memang harus diganti untuk menjaga keselamatan penumpang.
PT KAI Commuter, anak usaha PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero), mengoperasikan tiga rangkaian sarana KRL baru untuk layanan Commuter Line Jabodetabek mulai 1 Juni 2025. Rinciannya, dua train set untuk melayani Commuter Line Bogor. Dan satu train set untuk Commuter Line Cikarang.
“Pengoperasian sarana KRL baru ini menjawab harapan masyarakat untuk optimalisasi layanan Commuter Line Jabodetabek (Jakarta. Bogor. Depok, Tangerang. Bekasi),” kata Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto dalam keterangan resmi, Minggu (1/6/2025).
Sarana KRL baru yang diimpor dari China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) ini, mempunyai nomor seri KRL CLI-125, di mana CLI merupakan akronim dari Commuter Line Indonesia.
Sedangkan angka 1 menunjukkan sarana KRL baru generasi pertama yang dimiliki KAI Commuter. Dan angka 25, merupakan tahun operasi sarana KRL tersebut.
Sarana KRL baru ini telah menggunakan teknologi terbaru yaitu Train Control Monitoring System (TCMS). Yakni sistem pengoperasian kereta dengan sistem terpusat, yang dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional dalam kereta.
Sedangkan pada sistem pintu otomatis, KRL baru ini mengadopsi teknologi Anti Trap, yang berfungsi untuk keselamatan dan mencegah potensi penumpang terjepit pintu otomatis.
KRL seri CLI-125 memiliki dimensi sekitar 20 meter untuk panjang dan 3 meter untuk lebar setiap keretanya. Dan setiap rangkaian memiliki 12 kereta atau Stamformasi 12 (SF12).
“KRL baru ini memiliki desain eksterior yang bertemakan Growing,” ucap Asdo.
Growing digambarkan melalui garis lengkung warna merah dan putih yang mengarah ke atas, sebagai simbol untuk terus tumbuh dan meningkatkan layanan.
Asdo menambahkan, sarana KRL baru ini juga memiliki fasilitas interior, berupa tempat duduk sebanyak 42 bangku pada kereta kabin, dan sebanyak 54 tempat duduk pada kereta non-kabin.
Sementara kapasitas angkut pengguna sebanyak 250-300 orang setiap keretanya, dan dilengkapi delapan pintu per keretanya. Ini untuk memudahkan alur pengguna yang akan naik dan turun.
Karena dioperasikan di Jabodetabek, desain tempat duduk menampilkan gambar ondel-ondel dan tanjidor yang merupakan bagian dari sejarah kebudayaan Jakarta,” ujarnya.
Sebagai informasi, KAI Commuter memesan sarana KRL baru sebanyak 27 train set atau total sebanyak 324 unit kereta. Baik itu yang diproduksi di dalam negeri oleh PT INKA (Persero) maupun kereta yang diproduksi melalui pabrikan luar negeri.
Asdo menjelaskan nantinya pengoperasian sebanyak 27 TS akan dilakukan bertahap.
“Mulai Juni ini akan bertahap, saat ini ada 3 Train Set, nanti kurang lebih 3 minggu lagi kami akan operasikan lagi 2 train set lagi, dan selanjutnya secara bertahap sampai dengan 27 (train set),” beber Asdo.
Manajer Public Relations KAI Commuter Leza Arlan menambahkan, pengoperasian sarana KRL baru ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan layanan para penggunanya.
“KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna untuk menjaga fasilitas layanan yang tersedia di dalam kereta, dengan tidak melakukan aksi vandalisme,” ucap Leza.
Menurut Leza, pengadaan ini merupakan bagian dari upaya menggantikan rangkaian kereta, yang memasuki masa konservasi dan meningkatkan layanan Commuter Line Jabodetabek.
Menyoal ini, Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyambut baik kedatangan KRL baru, yang dibekali dengan teknologi tinggi TCMS.
“Apalagi penambahan dan pembaruan armada KRL Jabodetabek sudah mendesak,” kata Djoko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Djoko mengakui, kondisi KRL memang ada beberapa yang sudah tua. Artinya, memang sudah harus diperbarui. Karena kondisi ini berisiko terhadap keselamatan penumpang.
Pasca hadirnya kereta baru, sambung Djoko, Pemerintah bersama masyarakat (penumpang) diimbau untuk selalu memelihara infrastruktur dengan baik, agar dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi. Untuk itu peningkatan kapasitas petugas KRL juga diperlukan.
“Manajemen krisis dan keamanan juga harus diperkuat. Karena penumpang harus merasa aman dalam setiap perjalanan,” katanya.
Olahraga | 17 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Internasional | 14 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu