Selama 6 Bulan Wabah DBD Capai 141 Kasus
Dinkes Pandeglang Klaim Kasus Turun

PANDEGLANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, mencatat selama enam bulan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 141 kasus. Meski begitu, Dinkes Pandeglang mengklaim tren kasusnya tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Pandeglang, Dian Handayani mengatakan, tren kasus DBD di Kabupaten Pandeglang tahun ini masih relatif aman. “Kalau berdasarkan data laporan dari puskesmas, untuk Januari ada 30 kasus, Februari 21 kasus, Maret 12 kasus, April 23 kasus, Mei 35 kasus, dan Juni 20 kasus, totalnya 141 kasus selama enam bulan,” jelas Dian, Kamis (3/7/2025).
Dia menegaskan, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu, karena tercatat ada sekitar 600 kasus dari total 1.220 kasus sepanjang tahun. “Alhamdulillah, tahun ini relatif lebih aman. Mudah-mudahan di musim pancaroba ini tidak terjadi lonjakan kasus,” harapnya.
Dijelaskannya, dari seluruh kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Labuan tercatat sebagai penyumbang kasus DBD tertinggi tahun ini. “Labuan masih tertinggi, ada 26 kasus selama enam bulan. Mungkin karena jumlah penduduknya juga cukup banyak,” katanya.
Menurutnya, langkah-langkah preventif dan promotif terus digencarkan melalui puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat. “Kita terus galakkan 3M Plus, termasuk gerakan satu rumah satu jentik. Ini penting agar masyarakat bisa memantau kondisi lingkungan sekitar setiap minggu,” ujarnya.
Katanya lagi, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga terus dilakukan, meskipun hingga kini belum ada permintaan untuk melakukan fogging secara massal. “Alat fogging tersedia di tiap puskesmas. Tapi sampai saat ini belum ada permintaan karena memang belum ada lonjakan kasus yang signifikan,” klaimnya.
Kabar baiknya, hingga pertengahan 2025 belum ada laporan kematian akibat DBD di Pandeglang. “Tahun ini belum ada dan jangan sampai ada. Kami berharap masyarakat terus aktif menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
Ia juga mengingatkan, masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala awal DBD. “Biasanya demam tinggi dan tidak turun dalam tiga hari. Kalau begitu, sebaiknya langsung periksa darah. Karena gejalanya bisa mirip dengan penyakit lain seperti tipes,” jelasnya.
Dinkes memastikan stok alat deteksi seperti stik DBD dan reagen masih tersedia, termasuk obat-obatan pendukung untuk mengatasi gejala. “Obatnya bukan untuk virusnya langsung, tapi untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak dehidrasi dan mengurangi gejala seperti nyeri dan demam,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang, Tb. Udi Juhdi meminta, Dinkes Pandeglang agar terus melakukan pencegahan terhadap wabah DBD. “DBD ini perlu perhatian khusus, maka dari itu saya minta agar Dinkes Pandeglang terus menggalakkan sosialisasi dan pencegahan,” katanya.(*)
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 5 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu