Mall Ramai, Tapi Tenan Ngeluh Minim Transaksi

JAKARTA - Fenomena “rojali” (rombongan jarang beli) yang kembali marak di pusat perbelanjaan, menjadi indikator nyata lemahnya daya beli masyarakat. Hal ini sekaligus menjadi tantangan serius bagi sektor ritel dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah ketidakpastian ekonomi nasional.
Di tengah pelemahan ekonomi global, pusat perbelanjaan di kota besar kembali diramaikan fenomena rojali. Istilah ini merujuk pada kelompok masyarakat yang datang ke mall beramai-ramai, tapi minim melakukan transaksi belanja.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, fenomena rojali bukanlah hal baru. Namun intensitasnya sangat tergantung pada kondisi ekonomi rumah tangga.
Daya beli masyarakat yang belum normal sangat mempengaruhi perilaku belanja. Namun, masyarakat tetap datang ke mall karena pusat perbelanjaan kini telah bertransformasi menjadi ruang publik multifungsi yang menyediakan kebutuhan rekreasi, kuliner dan hiburan,” ujar Alphonzus dalam keterangan yang diterima Rakyat Merdeka, Rabu (23/7/2025).
Meski daya beli melemah, tingkat okupansi pusat perbelanjaan nasional hingga paruh pertama 2025, tetap berada di kisaran 80-85 persen.
Alphonzus optimistis, kondisi ini bersifat sementara. Transaksi di mall diyakini bakal kembali membaik seiring pulihnya konsumsi masyarakat.
Secara umum, fenomena ini belum mengganggu kinerja pusat perbelanjaan dari segi pendapatan. Terutama karena daya beli di luar Pulau Jawa relatif lebih stabil,” jelasnya.
Sebagai respons, pengelola pusat belanja dan penyewa tenan aktif meluncurkan program diskon usai Idul Fitri 2025. Diskon akan terus berlanjut hingga Natal dan Tahun Baru 2026.
“Promo belanja disiapkan tidak hanya untuk mendorong transaksi. Namun untuk memperpendek periode low season. Kali ini lebih panjang, karena Ramadan dan Lebaran datang lebih awal,” imbuh Alphonzus.
Dia memperkirakan, industri pusat perbelanjaan tetap akan tumbuh tahun ini, meski hanya mencatat pertumbuhan satu digit atau di bawah 10 persen.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Kalimantan Barat Arya Rizqi Darsono mengatakan, fenomena rojali bukan sekadar kebiasaan jalan-jalan tanpa belanja. Ini sinyal penting dari kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah.
Menurutnya, banyak mall yang terlihat ramai tapi tenan mengeluhkan sepinya transaksi.
“Bisa jadi karena faktor tekanan ekonomi, harga kebutuhan pokok naik, cicilan menumpuk dan beban hidup makin berat,” kata Rizqi kepada Tangselpos.id, Rabu (23/7/2025).
“Yang perlu ditekankan, bukan berarti masyarakat tak ingin belanja, tapi mereka sedang dalam mode bertahan,” imbuhnya.
Rizqi menekankan pentingnya inovasi pengalaman belanja yang lebih emosional dan terjangkau, serta perlunya insentif langsung dari Pemerintah kepada masyarakat.
“Kalau fenomena ini terus dibiarkan, sektor ritel dan UMKM bisa terganggu. Kita perlu kolaborasi, Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat saling menopang pemulihan ekonomi ini,” ujar Rizqi.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, fenomena rojali sebagai refleksi tekanan terhadap konsumsi rumah tangga.
Orang hanya akan belanja jika ada diskon. Tapi sayang, yang sering dipromosikan bukanlah barang-barang kebutuhan utama,” kata Esther kepada Tangselpos.id, Rabu (23/7/2025).
Menurutnya, konsumsi masyarakat masih tertekan oleh harga barang yang tinggi, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan minimnya diskon untuk kebutuhan pokok. Karena itu, target pertumbuhan ekonomi 8 persen dari Pemerintahan Prabowo Subianto akan sulit tercapai jika tren ini berlanjut.
“Fenomena ini mencerminkan konsumsi belum pulih, sementara ekspor dan pengeluaran Pemerintah juga melemah. Artinya, mesin pertumbuhan utama belum bekerja optimal,” jelas Esther.
Karena itu, saran Esther, kebijakan fiskal dan moneter harus lebih terarah untuk memperkuat daya beli masyarakat. Sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang inklusif dan berkelanjutan.
Opini | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu