TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Sekolah Rakyat Kado Negara Untuk Orang Miskin

Reporter & Editor : AY
Minggu, 10 Agustus 2025 | 08:36 WIB
Menkeu Sri Mulyani dan siswa Sekolah Rakyat di Jakarta Selatan. Foto : Ist
Menkeu Sri Mulyani dan siswa Sekolah Rakyat di Jakarta Selatan. Foto : Ist

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani turun gunung ngecek langsung Sekolah Rakyat (SR). Ani—sapaan akrabnya, mau pastikan duit negara Rp 7 triliun yang dialokasikan tahun ini untuk SR benar-benar jadi kado negara untuk orang miskin.

 

Pagi-pagi, Ani sudah nongol di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SR-MA) 10 Jakarta, Margaguna, Gandaria, Jaksel, Sabtu (9/8/2025). Tampil dengan kemeja putih panjang dibalut rompi merah, Bendahara Negara itu, disambut Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Ketua Tim Formatur SR M. Nuh.

 

Begitu masuk kelas, Ani langsung nimbrung ngobrol sama siswa. Tanya-tanya mulai dari kelas berapa, pengalaman ikut SR,  kaget nggak ikut program SR, hingga kangen rumah atau nggak. Maklum, dalam SR ini, siswa tidak berangkat-pulang ke sekolah, tapi tinggal di asrama.

 

Jawaban polos keluar dari mulut siswa. “Jadwalnya padat.” “Kangen rumah.” 

 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menanyakan latar belakang sekolah para siswa.  Termasuk apakah sebelumnya bersekolah di SMP negeri, madrasah, atau sekolah yang jaraknya jauh dari rumah. Seorang siswi bernama Jasmia berbagi pengalamannya.

 

“Kegiatannya banyak, awal-awal capek. Makannya tiga kali sehari, di rumah biasanya dua kali, bahkan sekali, kadang nggak makan, Bu,” aku Jasmania, lirih.

 

Ani berpesan kepada para siswa untuk semangat belajar agar bisa berbakti buat negara. "Think positive dan selalu care sama Republik Indonesia. Negara kalian yang memelihara kalian," pesan Ani.  

 

Kepala SR-MA 10 Jakarta Ratu Mulianengsih mengakui, banyak siswa awalnya kena “shock culture”. “Biasanya tidur larut, bangun siang. Di sini, tidur jam 9 malam, dan bangun pagi-pagi untuk Salat Subuh berjamaah.  

 

"Namun para siswa cepat beradaptasi. Karena guru di sini, itu  merangkul, nggak membentak,” ungkap Ratu.

 

Setelah itu, Ani berkeliling di semua fasilitas SR-MA 10 Jakarta. Termasuk menjajal bermain bulutangkis, meski pukulannya beberapa kali meleset. Langkah Ani terhenti di papan impian (dream board) yang memajang cita-cita siswa pada kertas Post-it. Satu per satu, Ani fokus membacakan harapan siswa.

 

“CEO, pengusaha, dokter, pramugari, chef. Bagus-bagus. Nggak ada yang bercita-cita jadi PNS ya. Nah ini ada 'orang kaya’, belum tahu lewat profesi apa, pokoknya jadi kaya, ya,” ujarnya, sambil tersenyum.

 

Di asrama putri, Ani ngobrol sama Gus Ipul soal fasilitas. “Berapa orang satu kamar?” tanya Ani. “Tiga sampai empat,” jawab Gus Ipul. Ani sempat melongok kamar, ngecek lampu dan AC.

 

"Waktu sekolah dulu gini nggak Bu sekolahnya?" tanya M. Nuh kepada Menteri Ani. "Nggak, dulu saya sekolah, sekolah saya hampir runtuh, terus ada sarang tawonnya," kenang Ani sambil menunjuk ke atap kelas. 

 

Beres berkeliling SR-MA 10 Jakarta, Ani dan rombongan memberikan keterangan pers kepada awak media. Menteri Keuangan di era 3 Presiden RI ini menegaskan, APBN mendukung penuh program SR. Tahun ini, Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 7 triliun untuk menyukseskan program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu. 

 

Kenapa cukup besar? Kata Ani, karena pembangunan SR baru dari nol. Tentunya anggarannya jauh lebih besar dibanding memodifikasi fasilitas yang sudah ada. Pemerintah juga telah menyiapkan anggaran operasional jangka panjang.

 

"Tahun ini sekitar Rp 7 triliun untuk Kemensos maupun Kementerian PU. Tidak semuanya di Mensos, guru ada di Kemendikdasmen. Ini kolaborasi semua,” tegasnya. 

 

Ia mengungkapkan jumlah SR yang dibangun dan dioperasikan tahun ini jauh melampaui perkiraan awal. Presiden, kata dia, menghargai usaha dari Mensos memimpin program ini bekerja sama dengan menteri lainnya.

 

"Ini hal positif dari beliau, yaitu keinginan yang dibangun anggarannya seperti apa dari kementerian secara teknikal,” ungkap ekonom jebolan Universitas Indonesia ini.

 

Pemerintah menargetkan pembangunan dan operasional ratusan SR pada 2025. Pada September 2025, jumlahnya ditargetkan mencapai 159 SR untuk 15.000 siswa. Fokus pembiayaan SR meliputi operasional asrama, listrik, air, internet, seragam, laptop, gaji kepala sekolah, guru pendamping, guru pengajar, dan pemimpin asrama.

 

"Tahun depan (anggarannya) akan meningkat jauh lebih besar karena jumlah sekolahnya akan meningkat," tegasnya.

 

Gus Ipul menambahkan, Pemerintah juga berencana memberikan 15 ribu laptop untuk siswa SR di seluruh Indonesia. Pada tahap pertama, Pemerintah akan menyalurkan lebih dari 9.700 unit laptop kepada siswa SR. 

 

Mungkin 15 ribu lebih, tetapi untuk tahap pertama ini baru 9.700 lebih,” rincinya. 

 

Sekjen PBNU itu menegaskan, pengadaan laptop akan dilakukan secara transparan. Sesuai ketentuan dan tanpa penyimpangan. Setiap siswa akan memperoleh satu unit laptop. Proses pengadaannya pun ditargetkan rampung pada akhir Agustus atau awal September 2025. “Sekarang sedang berproses,” imbuh Gus Ipul.

 

Terpisah, anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mengingatkan Pemerintah agar program SR menyentuh hak pendidikan bagi anak disabilitas. Netty menuturkan terdapat lima komponen penting yang harus dipenuhi dalam membangun lembaga pendidikan yang inklusif. 

 

Pertama tenaga pendidik dan pendamping kompeten. Kedua fasilitas pembelajaran adaptif. Ketiga infrastruktur fisik yang aksesibel. Keempat layanan kesehatan dan psikososial. Terakhir kurikulum dan evaluasi fleksibel. 

 

“Seorang anak tuli butuh guru yang mampu berbahasa isyarat. Anak netra butuh literatur Braille. Ini bukan soal belas kasihan, tapi hak atas pendidikan,” tegas Netty, dalam keterangannya, Sabtu (9/8/2025. 

 

Politisi PKS itu juga menekankan dukungan anggaran negara tidak boleh setengah hati.   "Pendidikan inklusif adalah cermin dari negara yang adil dan beradab. Namun itu butuh niat politik yang sungguh-sungguh, bukan sekadar jargon,” pungkas Netty.

Komentar:
ePaper Edisi 08 Agustus 2025
Berita Populer
02
Truk Terguling Bikin Ciputat Macet Parah

TangselCity | 2 hari yang lalu

07
Tata Kota Tata Hati

Opini | 2 hari yang lalu

10
102 Mantan Kades Bakal Dilantik Bulan Ini

Pos Banten | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit