Asrama Ponpes Ambruk
Menag Janji Perketat Pengawasan Bangunan

JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar akan mengawasi pembangunan konstruksi pondok pesantren (ponpes) setelah peristiwa ambruknya asrama santri putra Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). Imam Besar Mesjid Istiqlal ini menyatakan, Pemerintah akan mengambil langkah antisipasi meminimalisir potensi kejadian serupa.
“Saya akan menciptakan suatu ketentuan khusus bahwa pembangunan ponpes dan madrasah sebaiknya mengindahkan peraturan yang berlaku,” kata Nasaruddin dalam keterangan resminya, Rabu (1/10/2025).
Sebagai tindak lanjut, Kemenag akan menggelar pertemuan dengan para pemangku kepentingan. Termasuk pakar konstruksi, guna merumuskan panduan teknis pembangunan gedung ponpes dan lembaga pendidikan agama lainnya.
“Tujuannya agar ada kebijakan bersama yang bisa dijadikan panduan saat membangun,” ujarnya.
Menurut Nasaruddin, lemahnya pengawasan teknis selama ini kerap terjadi karena pembangunan dilakukan secara gotong royong oleh santri dan masyarakat setempat.
Dia menegaskan, Pemerintah tidak ingin ada lagi peristiwa serupa di masa depan.
Sesegera mungkin kami akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait, karena kami bukan ahli bangunan. Nanti kami akan bekerja sama dengan pihak terkait,” tegasnya.
Peristiwa runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny terjadi saat para santri melaksanakan shalat asar berjemaah di lantai 2 yang difungsikan sebagai mushala.
Bangunan tersebut masih dalam tahap renovasi dan direncanakan memiliki tiga lantai dengan atap cor semen. Namun, cor lantai 3 yang baru selesai dikerjakan justru ambruk.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melaporkan, jumlah korban teridentifikasi mencapai 100 orang. Dari jumlah itu, 26 santri masih dirawat di rumah sakit, 70 orang telah dipulangkan, 1 dirujuk ke RSI Sakinah Mojokerto, sementara 3 orang meninggal dunia.
Menurutnya, puluhan ambulans disiagakan jika ada korban yang berhasil dievakuasi.
Proses evakuasi terus berlanjut dengan memberikan layanan kepada mereka yang masih bisa berkomunikasi di bawah reruntuhan. Termasuk oksigen dan air agar mereka bertahan,” kata Khofifah.
Hukum | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu