Jannik Sinner Siap Pertahankan Gelar Shanghai Masters 2025

SHANGHAI - Jannik Sinner akan tampil di Shanghai Masters 2025 sebagai juara bertahan. Petenis berusia 24 tahun yang baru saja menjuarai ATP 500 Beijing tersebut, percaya diri alias pede bisa mempertahankan gelar.
Di Beijing, Sinner mengalahkan petenis muda Amerika Serikat berdarah Vietnam, Learner Tien, dengan skor telak 6-2, 6-2 pada final Rabu (1/10/2025).
Kemenangan ini menjadi gelar ketiga Sinner dari tujuh final sepanjang musim ini.
“Terima kasih untuk tim yang mendukung meski tidak semuanya hadir. Kami akan tetap berusaha yang terbaik pada sisa musim ini,” kata Sinner usai laga final di Beijing dilansir ATP.
Kemenangan itu jadi modal berharga Sinner jelang Shanghai Masters. Sebagai unggulan utama di paruh bawah undian, ia langsung masuk babak kedua dan akan menghadapi Daniel Altmaier dari Jerman. Catatan pertemuan mereka imbang 1-1, dengan Altmaier terakhir menang di Roland Garros 2023.
Sinner datang ke Shanghai dengan rasa percaya diri tinggi. Tahun lalu ia mengalahkan Novak Djokovic di final dan kini berpeluang kembali bertemu petenis Serbia itu jika sama-sama menembus semifinal. “Kondisi di sini berbeda dengan Beijing. Saya hanya punya satu kali latihan sebelum laga, tapi saya senang bisa kembali bermain di depan fans Shanghai,” ucapnya.
Sementara rivalnya, Carlos Alcaraz mengumumkan mundur dari Shanghai. Petenis nomor satu dunia asal Spanyol itu baru saja juara di Tokyo meski diganggu cedera kaki sejak babak pertama. Pada final Selasa (30/9/2025), ia menaklukkan Taylor Fritz 6-4, 6-4.
“Sayangnya, saya bergelut dengan masalah fisik dan setelah diskusi dengan tim, kami yakin keputusan terbaik adalah beristirahat dan memulihkan diri,” tulis Alcaraz di akun Instagram resminya.
Absennya Alcaraz otomatis mengubah peta persaingan. Nama Corentin Moutet masuk menggantikan posisinya sebagai unggulan teratas. Padahal, Alcaraz dan Sinner nyaris selalu berjumpa di partai final.
Sepanjang 2025, keduanya sudah lima kali bertemu di final, dengan Sinner kalah empat kali.
Jadwal padat jadi salah satu alasan Alcaraz tumbang. Sejak April, ia mengikuti sembilan turnamen dan selalu melaju ke final, termasuk menjuarai AS Terbuka di New York akhir Agustus. Hanya dalam tiga pekan, ia berganti kompetisi dari Grand Slam ke Piala Laver di San Francisco, lalu ke turnamen Asia.
“Jadwal turnamen terlalu ketat. Mereka (organisasi tenis profesional) harus berbuat sesuatu tentang jadwal,” kata Alcaraz, mengulang keluhan yang sebelumnya juga disuarakan Iga Swiatek dan Cori Gauff.
Berbeda dengan Alcaraz, kondisi fisik Sinner lebih bugar. Ia sempat absen cukup lama akibat skors doping pada Februari-Mei, sehingga punya jeda lebih panjang sebelum kembali bertanding. Itu membuat tenaganya relatif lebih terjaga.
Shanghai Masters sendiri jadi salah satu ajang paling prestisius di Asia. Turnamen yang digelar sejak 2009 ini hanya sekali absen, yakni saat pandemi.
Djokovic tercatat sebagai juara terbanyak dengan empat gelar, sementara Sinner kini memburu titel keduanya secara beruntun.
Dalam undian paruh bawah, Sinner berpeluang bersua petenis unggulan lain seperti Fritz, Holger Rune, Ben Shelton, dan Djokovic. Dengan absennya Alcaraz, peluang Sinner memperlebar jarak dalam perburuan poin menuju ATP Finals di Turin semakin terbuka.
Sementara di sektor putri, kejutan terjadi di Beijing WTA 1000. Unggulan keempat Mirra Andreeva tersingkir di babak keempat usai kalah dari Sonay Kartal 5-7, 6-2, 5-7. Sedangkan juara bertahan Coco Gauff masih bertahan ke perempat final setelah mengalahkan Belinda Bencic.
Hukum | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu