TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Ratusan Kasus HIV AIDS Di Pandeglang Didominasi Homoseksual

Reporter: Nipal
Editor: Ari Supriadi
Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:15 WIB
Ilustrasi HIV/AIDS.(Internet)
Ilustrasi HIV/AIDS.(Internet)

PANDEGLANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, mencatat medio Januari-September 2025 jumlah 379 kasus HIV/AIDS didominasi akibat hubungan sesama pria atau homoseksual.

 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2) Dinkes Pandeglang, Dian Handayani menegaskan, penularan tertinggi saat ini berasal dari hubungan seks sesama laki-laki (LSL). “Banyak faktor penyebabnya, tapi yang tertinggi sekarang itu dari LSL atau laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki,” jelas Dian, Senin (20/10/2025).

 

Selain LSL, kata Dian, penularan juga terjadi melalui prostitusi, pengguna narkoba suntik, serta penularan dari ibu ke anak, meski jumlahnya relatif kecil. “Kalau penularan dari ibu ke anak itu sedikit sekali. Pengguna narkoba suntik juga sudah menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dulu memang banyak, tapi sekarang trennya menurun,” ungkapnya.

 

Dari total 379 kasus, 266 orang masih aktif menjalani pengobatan Antiretroviral (ARV), sebagian lainnya meninggal dunia atau tidak lagi menjalani kontrol pengobatan. “Kasus itu akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya, yang masih rutin berobat ada 266 orang,” katanya.

 

Saat ini Dinkes Pandeglang memiliki tujuh fasilitas layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), antara lain di Puskesmas Cadasari, Saketi, Labuan, Panimbang, RSUD Berkah Pandeglang, RS Aulia, serta RS Labuan yang sedang dirintis oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.

 

Dian menjelaskan, bahwa hubungan seksual berisiko menjadi penyebab terbesar penularan HIV, baik heteroseksual maupun homoseksual. Selain itu, jarum suntik tidak steril dan transfusi darah terkontaminasi juga dapat menularkan virus, meski risikonya kini menurun berkat proses skrining donor darah.

 

“Virus HIV bisa menular lewat hubungan seksual yang tidak aman, jarum suntik yang terkontaminasi, produk darah tercemar atau dari ibu ke bayi saat hamil, melahirkan dan menyusui,” pungkasnya.

 

Katanya lagi, gejala HIV bervariasi tergantung organ tubuh yang diserang. Beberapa penderita mengalami penyakit kulit, infeksi paru-paru seperti TBC, hingga penurunan berat badan ekstrem (wasting syndrome). “Bisa ditandai dengan diare terus-menerus, bercak putih di lidah atau infeksi jamur di mulut. Tapi tiap orang bisa berbeda,” ujarnya.

 

Ia mengimbau, masyarakat yang pernah melakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas atau penggunaan narkoba suntik agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. “Silakan periksa ke puskesmas atau layanan kesehatan. Kalau hasilnya positif, nanti akan dirujuk ke tujuh fasilitas pengobatan yang kami miliki,” kata Dian.

 

Dian juga berharap masyarakat tidak menstigma penderita HIV dan tetap waspada terhadap perilaku berisiko. “Sekarang tren penularan bergeser. Kalau dulu dari narkoba suntik, sekarang banyak dari LSL. Ini harus jadi peringatan bagi kita semua,” tandasnya.(*)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit