Bamsoet dan Erick Thohir Resmi Buka Liga Boxing Arena Selatan 2025 untuk Pelajar SMA
JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus anggota DPR, Bambang Soesatyo, bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir, meresmikan gelaran Arena Selatan 2025, kompetisi tinju antar pelajar SMA yang berlangsung di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Sabtu (15/11/2025).
Menurut Bamsoet, kejuaraan ini menjadi wadah baru bagi pelajar untuk menyalurkan energi secara positif sekaligus menjadi langkah strategis mengurangi tawuran dan kekerasan remaja yang belakangan meningkat.
Ajang Arena Selatan 2025 menghadirkan 46 petinju pelajar dari berbagai SMA di Jakarta serta enam peserta undangan yang terdiri dari alumni dan influencer muda.
“Anak-anak muda membutuhkan ruang yang sesuai dengan dunia mereka. Arena Selatan menyediakan itu. Di sini mereka ditempa fisik dan mental, belajar disiplin, sportivitas, dan rasa persaudaraan,” ujar Bamsoet saat membuka liga bersama Erick Thohir.
Tren Kekerasan Pelajar Meningkat
Bamsoet mengingatkan bahwa kekerasan di kalangan pelajar kini berada pada titik mengkhawatirkan. Data JPPI menunjukkan ada 573 kasus kekerasan di sekolah dan pesantren sepanjang 2024—melonjak dua kali lipat dibanding 2023 yang mencatat 285 kasus.
Sementara laporan KPAI menggarisbawahi bahwa remaja 15–17 tahun, khususnya pelajar SMA/SMK, merupakan kelompok paling rentan baik sebagai pelaku maupun korban kekerasan. Banyak kasus bersifat berulang dan memicu pola konflik yang berkepanjangan.
Di Jakarta, polisi juga berulang kali menangani tawuran remaja yang semakin terorganisir: janjian lewat media sosial, jumlah peserta lebih besar, dan penggunaan senjata tajam makin sering ditemukan. Beberapa insiden bahkan berujung luka berat.
“Ini alarm serius. Penanganan tidak bisa hanya mengandalkan penindakan hukum. Diperlukan pendekatan yang menyentuh akar masalah psikologis dan sosial remaja,” tegas Bamsoet.
Olahraga sebagai Ruang Aman
Ketua Umum Keluarga Besar Olahraga Tarung Derajat itu menilai Arena Selatan menunjukkan bagaimana potensi konflik dapat diarahkan menjadi ajang kompetisi yang sehat.
Di atas ring, pelajar bertanding secara aman dan terukur. Setelah laga usai, mereka belajar menghormati lawan, menerima kemenangan dengan rendah hati, serta menjadikan kekalahan sebagai proses pembelajaran. Dari sinilah muncul pertemanan baru.
“Di ring mereka saling menguji kemampuan. Di luar ring justru lahir rasa saling menghargai. Ini fondasi yang kuat untuk mencegah tawuran,” tambahnya.
Program yang Terbukti Efektif
Bamsoet juga mengutip berbagai penelitian internasional yang menunjukkan bahwa olahraga terstruktur, termasuk tinju, mampu menekan kecenderungan remaja terlibat kekerasan. Program tinju remaja di Inggris dan Amerika Serikat, misalnya, terbukti menurunkan angka perkelahian sekaligus meningkatkan kemampuan remaja mengelola emosi.
“Tinju melatih kontrol diri. Keberanian bukan soal siapa yang paling keras memukul, tetapi siapa yang mampu menjaga kehormatan diri dan menghargai lawan. Remaja yang bisa mengendalikan emosi adalah calon pemimpin masa depan,” tutup Bamsoet.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu



