TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Revitalisasi Telan Biaya Rp 1 Triliun

Semoga Tiket Masuk TMII Nggak Meroket

Laporan: AY
Sabtu, 15 Oktober 2022 | 09:07 WIB
Keong Emas salah satu objek yang ada di TMII. (Ist)
Keong Emas salah satu objek yang ada di TMII. (Ist)

JAKARTA - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) telah mengalami banyak perubahan di banyak areanya jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Tampilannya kini semakin menarik. Wajar saja, untuk menciptakan wajah baru TMII negara harus mengeluarkan dana besar.

Dana yang dibutuhkan untuk merevitalisasi TMII sebesar Rp 1,08 triliun. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tidak bisa menjamin apakah tarif tiket masuk akan meningkat atau tidak imbas revitalisasi ini.

“Kami berharap nanti tarif Taman Mini akan tetap terjang­kau,” harap Sandi dalam diskusi virtual, kemarin.

Politisi Partai Gerindra ini me­nilai, objek wisata masyarakat seperti TMII harganya perlu terus dijaga agar tetap terjang­kau. Kalau bisa, jangan kema­halan karena mempertimbang­kan kemampuan masyarakat untuk berwisata.

“Ini salah satu destinasi unggulan paling ramai yang dikunjungi di Jakarta bagian timur,” tutur dia.

Penataan dan revitalisasi sa­rana prasarana di kawasan TMII dilaksanakan untuk persiapan KTTG20 pada November men­datang. Sekaligus, meningkat­kan pelayanan TMII sebagai destinasi wisata rakyat sejak tahun 1970-an.

Lebih jauh Sandi mengung­kapkan, ke depannya TMII akan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan lainnya terkait wisata. Seperti kegiatan meetings, incentives, conventions and exhibitions (MICE) yang meru­pakan salah satu pendorong pengembangan destinasi pari­wisata.

“TMII juga nanti akan ber­potensi sebagai destinasi MICE unggulan,” ucap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Penyelenggaraan MICE dinilai bisa membantu penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat.

Selain itu, MICE bisa mela­hirkan lapangan pekerjaan dan mendorong berkembangnya investasi asing.

“Nanti kami akan berkoordi­nasi agar MICE ini bisa hadir di Taman Mini Indonesia Indah dan menghadirkan juga wisata kuliner di sama,” papar Sandi.

Saat ini TMII masih difokus­kan untuk persiapan KTT G20. Rencananya para delegasi itu akan mengunjungi TMII.

Terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, proses revitalisasi TMII dipastikan sudah ram­pung.

“Sudah siap (100 persen). Tinggal tunggu beliau (Presiden Jokowi) waktunya meresmi­kan,” ujar Basuki kepada awak media.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR Achmad Gani Ghazaly Akman mengatakan, tiket masuk untuk TMII belum dihitung.

“Tapi kelihatannya karena (penataan) menggunakan APBN tarif tetap sama saja. Tidak ma­hal,” ujar Gani.

Ia mengatakan, tiket masuk ke TMII diupayakan harganya tetap terjangkau bagi masyarakat. Sekitar Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per orang. Tentunya di luar tiket kendaraan serta beberapa wa­hana seperti Keong Mas, Kereta listrik, Amphitheater, Gantole, dan lain-lain.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, reno­vasi TMII ini telah berjalan sejak Januari 2022. Dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Direktorat Jenderal Bina Marga.

“Saat ini sudah mendekati se­lesai dan siap untuk menyambut KTT G20,” kata Diana.

Sejauh ini, pelaksanaan reno­vasi terbagi dalam tiga zona dengan luas area pekerjaan me­liputi penataan bangunan seluas 7,71 ha dan kawasan seluas 26,56 ha.

"Total anggarannya sebesar Rp 1,08 triliun,” ungkap Diana.

Zona 1 yang bertema Indonesia Klasik ‘Elegan dan Geometri’ meliputi penataan area gerbang utama, renovasi koridor utama Sasono, plaza utara dan sela­tan, Plaza Gadjah Mada, Tugu Pancasila, Keong Mas, Sasono Utomo, Sasono Langgeng Budoyo, Sasono Adiguno, Museum Indonesia, dan lantai 1 gedung pengelola sebagai gerai UMKM.

Kemudian Zona 2 bertema Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya ‘Sulur’ mencakup penanganan jalan dan pedestrian kawasan lingkar dalam, Plaza Boulevard Nusantara, amphi­theater, dan promenade keliling Danau Archipelago.

Sedangkan Zona 3 bertema Indonesia Kini ‘Modern’ meli­puti penanganan jalan dan pedes­trian kawasan lingkar luar.

“Kami berfokus mengembalikan konsep awal masterplan TMII yaitu 70 persen area hijau dan 30 persen bangunan. Jadi bangunan yang kurang diperlukan kita bongkar lagi dan lahannya ditanami pepo­honan dan tumbuhan hijau,” tukasnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo