TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Pemerhati Satwa Liar Desak Hentikan Translokasi Badak Jawa

Tidak Ada Urgensi Untuk Keberlangsungan Hidup

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi
Selasa, 02 Desember 2025 | 09:15 WIB
Direktur Eksekutif Organisasi APKSLI, Nanda Nababan.
Direktur Eksekutif Organisasi APKSLI, Nanda Nababan.

PANDEGLANG - Kini giliran Pemerhati satwa liar geram atas kematian Badak Jawa Cula Satu bernama Mustofa, usai ditranslokasi ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di area Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

 

Maka dari itulah, Direktur Eksekutif Organisasi Advokat & Peneliti Kejahatan Satwa Liar Indonesia (APKSLI) Nanda Nababan, mendesak kepada para pihak terkait agar menghentikan program translokasi tersebut. Sebab dinilai tidak ada urgensinya untuk keberlangsungan hidup Badak Jawa tersebut.

 

“Menurut kami harus segera diberhentikan, karena tidak ada urgensinya Badak Jawa harus ditranslokasi,” kata Nanda Nababan, Senin (1/12).

 

Menurutnya, program translokasi yang dirancang oleh pemerintah tidak mampu menjaga kelestarian Badak Jawa dari kepunahan. Katanya, satwa endemik itu harus tetap berada di habitatnya di Semenanjung Ujung Kulon dengan meningkatkan sistem pengamanan.

 

“Seharusnya, untuk meningkatkan habitat Badak Jawa sistem keamanannya dikuatkan, bukan malah Badak Jawanya yang ditranslokasi,” katanya.

 

Ia juga menyinggung soal program ditranslokasi yang diduga minim kajian dan riset yang mendalam. Ia berharap kejadian ini menjadi tidak terulang kembali.

 

“Dengan fakta kejadian ini, saya dapat menyimpulkan sementara bahwa program ini sangat terburu-buru tanpa melakukan kajian mendalam,” tegasnya.

 

Pihaknya tidak menginginkan ada lagi kematian akibat translokasi, maka dari itulah dia menegaskan kembali agar program itu dihentikan.

 

“Kami berharap kematian badak Jawa ini harus kejadian pertama dan terakhir. Tidak perlu melakukan translokasi tetapi meningkatkan keamanan habitat Badak Jawa yang sekarang ada,” harapannya.

 

Diberitakan sebelumnya, Kematian Mustofa Badak Jawa Cula Satu pascal translokasi (pemindahan) ke kawasan konservasi khusus Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), membuat Wakil Bupati (Wabup) Pandeglang Iing Andri Supriadi murka (sangat marah) hingga menolak translokasi Badak Jawa dari habitat asli di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

 

Wabup Iing mengaku, sangat prihatin dan berduka atas matinya Mustofa. “Tentu kami Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang sangat berduka kehilangan salah satu Badak Cula Satu di Kabupaten Pandeglang, karena Badak Jawa ini bagian dari ikon Pandeglang,” kata Wabup Iing, Minggu (30/11).

 

Terlebih kata dia, Badak Jawa Cula Satu bagian dari ikon Pandeglang, yang keberlangsungannya harus betul-betul dijaga dan dirawat. Maka dari itulah dia menegaskan, jangan sampai terjadi lagi ada kematian akibat translokasi.

 

“Badak itu ikon Pandeglang yang berarti mustikanya Pandeglang dan sangat langka di Indonesia bahkan dunia. Sehingga kedepan kami berharap kepada pihak-pihak terkait khususnya Balai TNUK, untuk menjaga dan merawat dengan baik, sehingga kematian akibat translokasi tidak terjadi lagi,” jelasnya.

Komentar:
ePaper Edisi 02 Desember 2025
Berita Populer
01
Tangsel Raih Kota Terbaik TP2DD 2025

Galeri | 2 hari yang lalu

03
04
Wabup Iing Murka Tolak Translokasi Badak Jawa

Pos Banten | 1 hari yang lalu

06
Semarak Tangsel Student Carnaval

Galeri | 1 hari yang lalu

09
Harga Cabai dan Bawang Di Lebak Merangkak Naik

Pos Banten | 1 hari yang lalu

10
Banjir Sumatera Renggut 303 Nyawa

Nasional | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit