BRIN Resmi Buka FISBi-Summit 2025 di Serpong
Simposium Kolaboratif Biologi Struktur Pertama
SERPONG - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara resmi membuka First Indonesia Structural Biology Summit (FISBi-Summit) 2025, sebuah momentum bersejarah bagi perkembangan biologi struktur di Indonesia.
Acara yang berlangsung pada 11-12 Desember ini dipusatkan di Graha Widya Bhakti, KST BJ Habibie BRIN Serpong, serta dilanjutkan dengan Workshop Cryo-EM di Laboratorium Cryo-EM BRIN Cibinong
Mengusung tema “First Indonesia Structural Biology Summit with Protein Data Bank and Cryo-EM Kick-Off”, FISBi-Summit menjadi agenda nasional pertama yang menggabungkan simposium ilmiah, pelatihan teknologi Cryo-EM, serta kolaborasi resmi dengan Protein Data Bank Japan (PDBj) dalam satu rangkaian kegiatan.
Lebih dari 300 peserta hadir dalam simposium hari pertama, terdiri dari peneliti BRIN, akademisi, mahasiswa, industri bioteknologi, serta mitra internasional dari Asia, Australia hingga Afrika. Kehadiran komunitas ilmiah global ini memperlihatkan posisi Indonesia yang semakin diperhitungkan dalam riset biomolekul dan teknologi pencitraan resolusi tinggi.
Direktur Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan KST BRIN, Chichi Shintia Laksani menyampaikan, FISBi-Summit menjadi capaian penting untuk memperkuat ekosistem ilmiah nasional. Menurutnya, biologi struktur merupakan disiplin strategis yang berperan besar dalam penelitian kesehatan, bioteknologi, pangan, hingga penemuan obat.
“BRIN berkomitmen menyediakan infrastruktur ilmiah kelas dunia. Fasilitas Cryo-EM menjadi bukti keseriusan kami mendorong publikasi dan inovasi Indonesia agar berdaya saing global,” ujar Chichi, Kamis (11/12/2025).
Sejumlah ahli dunia hadir sebagai pembicara utama, antara lain Prof. Genji Kurisu dari Osaka University dan Protein Data Bank Japan, Daniel Luque dari University of New South Wales, Australia, Yudhi Nugraha dari BRIN dan President ISBA, dan Eric F. Chen dari Thermo Fisher Scientific
Para pakar membahas perkembangan terbaru mulai dari pencitraan biomolekul, pemetaan struktur protein, hingga pemanfaatan data struktural untuk pengembangan vaksin dan terapi modern. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi dan sesi tanya jawab yang berlangsung intens.
Cryo-EM Team Leader BRIN, Ing. Arbi Dimyati menekankan, bahwa Indonesia kini memasuki babak baru dalam riset biomolekul.
“Perkembangan biologi struktur berdampak besar bagi penemuan obat dan pemahaman penyakit secara molekuler. Ini kesempatan Indonesia memperkuat kolaborasi global dan kontribusi ilmiah,” ungkapnya.
Ketua FISBi-Summit 2025 sekaligus Secretary General ISBA, Fina Amreta Laksmi melaporkan, bahwa kegiatan tahun ini diikuti oleh 303 peserta, terdiri dari 64 peneliti BRIN, 180 akademisi dari berbagai universitas, 35 perwakilan industri bioteknologi, serta peserta internasional dari Malaysia, Singapura, Thailand, India, dan Nigeria.
“Kegiatan ini kami rancang untuk memperkuat komunitas biologi struktur nasional melalui berbagi keahlian, integrasi sumber daya, dan perluasan kolaborasi riset internasional,” ujar Fina Amreta Laksmi.
Simposium hari pertama ditutup dengan Poster Competition yang menampilkan puluhan penelitian unggulan, mulai dari rekayasa protein, pemodelan biomolekul, bioinformatika, hingga biodiversitas struktural. Tiga peserta terbaik mendapatkan kesempatan mengikuti Networking Gala Dinner bersama para pembicara utama.
Kehadiran pakar internasional memberi pengalaman berharga melalui penilaian dan diskusi langsung dengan para peneliti muda.
Pada 12 Desember, kegiatan berlanjut dengan Workshop Cryo-EM di BRIN Cibinong yang difasilitasi pakar dari Jepang, Singapura, dan Thermo Fisher Scientific. Peserta mendapat pelatihan lengkap, mulai dari pengenalan Cryo-EM, teknik persiapan sampel, single particle analysis, dan pemrosesan data Cryo-EM.
Workshop ini menjadi langkah penting dalam mempercepat transfer teknologi dan memperkuat kemampuan teknis peneliti Indonesia.
Melalui penyelenggaraan FISBi-Summit 2025, BRIN menegaskan perannya sebagai lembaga riset nasional yang menyediakan fasilitas berstandar internasional, memperkuat komunitas ilmiah Indonesia, membuka pintu kolaborasi global, dan mendorong inovasi bioteknologi yang berdampak luas.
Acara ini sekaligus menjadi pijakan strategis untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam riset biomolekul dunia dan mempercepat lahirnya inovasi ilmiah bagi kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.(*)
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu



