Siswa SMPN 14 Tangsel Didorong Gali Ekonomi Kreatif Berbasis Lingkungan

SETU-SMPN 14 Tangerang Selatan (Tangsel), Kecamatan Serpong Utara menggelar kegiatan serah terima jabatan (sertijab) pengurus Siswa Penggerak Lingkungan dan Alam (Sispen) periode 2024/2025 kepada pengurus baru periode 2025/2026. 

 

Kegiatan ini dirangkai dengan outbound dan edukasi lingkungan di kawasan Ekowisata Keranggan, Kecamatan Setu. Acara tersebut diikuti oleh 44 siswa peserta Sispen. Para peserta bermalam di lokasi kegiatan dengan menggunakan sembilan tenda yang telah disiapkan panitia.

 

Sertijab iini turut dihadiri langsung oleh Kepala UPTD SMPN 14 Tangsel, Syaiful, beserta para guru pembina yang mendampingi seluruh rangkaian kegiatan sejak awal hingga akhir.

 

Pembina Sispen SMPN 14 Tangsel, Acep Syaripudin menjelaskan, bahwa sertijab ini bertujuan untuk menjamin keberlanjutan kepemimpinan organisasi Sispen di lingkungan sekolah.

 

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum pengukuhan kepengurusan baru serta sarana pembelajaran kepemimpinan bagi para siswa agar mampu menjadi penggerak di bidang lingkungan dan pelestarian alam.

 

“Harapannya agar terbangun budaya kepemimpinan yang positif dan kolaboratif di lingkungan sekolah, serta terjalin sinergi yang kuat antara siswa penggerak, guru pembina, dan pihak sekolah demi kemajuan sekolah,” ujar Acep.

 

 Pada hari pertama, rangkaian kegiatan diisi dengan prosesi serah terima jabatan dari Ketua Sispen periode 2024/2025, Rifqy Pramadiqta Sutisna, kepada Ketua Sispen periode 2025/2026, Muhammad Borneo Alhafizi.

 

 Di hari pertama ini juga dimeriahkan dengan aneka acara api unggun serta pemberian materi inspiratif oleh Kak Ibnu, narasumber dari Ekowisata Keranggan, yang mengangkat tema ekonomi kreatif berbasis lingkungan.

 

 Materi disampaikan dengan gaya humoris, elegan, dan penuh makna. Kak Ibnu mengajak para peserta untuk selalu berpikir positif dan kreatif agar mampu melahirkan perilaku serta ide-ide cemerlang yang bermanfaat.

 

Ia mencontohkan, pemanfaatan pelepah atau gedebong pisang yang kerap dianggap limbah, namun ternyata dapat diolah menjadi berbagai produk kreatif bernilai guna dan ekonomi.

 

“Dari batang pisang yang biasa dibuang, bisa dihasilkan berbagai karya seperti kanvas lukisan, lembar sertifikat, undangan, wayang Betawi, cetak foto, hingga jam blandongan,” jelasnya.

 

Memasuki hari kedua, kegiatan tetap berlangsung meski diiringi turunnya hujan. Rangkaian acara dimulai dengan berbagai fun games yang bertujuan melatih kekompakan dan kerja sama antar peserta.

 Selanjutnya, peserta mengikuti kegiatan jelajah kampung dengan melihat langsung pengelolaan sampah, budidaya maggot, homestay, serta home industry yang ada di kawasan Ekowisata Keranggan.

 

Para siswa juga diajak menyusuri perbukitan hingga bantaran Sungai Cisadane. Kegiatan jelajah ini dipandu oleh Kak Mia, Aisy, dan Bowie selaku fasilitator lapangan.

 

 Rangkaian acara ditutup dengan pemberian cendera mata berupa hasil karya kreatif dari pelepah pisang serta sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan seluruh peserta dan pendamping.