TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kematian Anak Akibat Gangguan Ginjal Akut

Jakarta Terbanyak, 6 Pasien Di Bali Sembuh

Laporan: AY
Jumat, 21 Oktober 2022 | 08:42 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) pada anak sudah menyebar di 20 provinsi. DKI Jakarta terbanyak yang kena. Sedangkan di Bali, muncul kabar gembira, 6 pasien berhasil sembuh.

Secara nasional, total kasus gangguan ginjal akut ini mencapai 206 orang, tersebar di 20 provinsi, per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 99 orang meninggal dunia.

Dari jumlah itu, DKI Jakarta mencatatkan kasus terbanyak, dengan 71 orang. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan, 85 persennya diidap bayi di bawah 5 tahun (balita) dan 15 persennya menyasar usia 5-18 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan, 40 kasus meninggal dunia, 16 kasus tengah menjalani perawatan.

Aceh menjadi provinsi kedua dengan jumlah kasus terbanyak. Saat ini, di daerah yang dikenal sebagai Serambi Mekah itu sudah ada 26 anak mengalami gagal ginjal akut, dengan 10 di antaranya meninggal dunia.

Jawa Barat menjadi provinsi ketiga dengan jumlah kasus terbanyak. Di Bumi Parahyangan itu dilaporkan sudah ada 25 kasus.

bawahnya ada Jawa Timur. Di sana, ada 24 anak dilaporkan positif terinfeksi penyakit gagal ginjal akut misterius. Dari jumlah itu, 13 anak meninggal dunia. Jumlah itu akumulasi sejak September lalu.

Sumatera Barat menjadi provinsi kelima dengan jumlah kasus terbanyak. Saat ini, dilaporkan anak yang menderita gagal ginjal akut sudah 22 orang. Mereka berasal dari Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, dan Kepulauan Mentawai. Sebanyak 12 di antaranya meninggal dunia.

Kemudian disusul Bali. Di Pulau Dewata ini sudah ditemukan 17 kasus gagal ginjal akut. Dari jumlah itu, 11 anak tidak tertolong. Namun, kabar gembiranya, sebanyak 6 anak dinyatakan sembuh.

Posisi ketujuh ditempati Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini, dilaporkan ada 13 anak mengidap gagal ginjal akut. Dua orang di antaranya, yang masih berusia 7 dan 11 bulan, dinyatakan meninggal dunia.

Lalu, di Banten ada 11 kasus, Sumatera Utara ditemukan 3 kasus, Sumatera Selatan 2, dan Jambi 2 kasus. Kemudian, dan NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Barat dilaporkan masing-masing ada 1 kasus. Sedang di Jawa Tengah, diklaim masih nol kasus.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini, jumlah anak yang terkena gangguan ginjal akut lebih banyak dari yang dilaporkan. Parahnya lagi, tingkat kematian akibat penyakit itu mendekati 50 persen.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta, kasus penyakit gangguan ginjal akut pada anak harus ditangani secara serius. Sehingga kasusnya tidak semakin bertambah.

Pemerintah terus memastikan operasional rumah sakit setiap daerah memadai, melakukan pengecekan sampel pasien yang terpapar di laboratorium di Puslitbangkes.

"Pemerintah sedang menelaah lebih dalam dan komprehensif terkait ini, tujuannya jangan sampai berkembang lebih luas," kata Muhadjir.

Soal korban, angka kematian pasien gagal ginjal akut yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mencapai 63 persen. Angka itu berdasarkan data pasien sejak Januari 2022 hingga saat ini.

Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti mengatakan, dari total 49 pasien gagal ginjal akut yang dirawat di RSCM hanya 7 orang yang kembali pulang ke rumah usai membaik. Sebanyak 11 pasien masih dirawat di RSCM.

"Angka kematiannya 63 persen, dari 49 orang. Bayangkan lebih dari 50 persen. Yang hidup, yang pulang cuma 7 orang. Sekarang yang masih ada di rumah sakit ada 11, di Rumah Sakit Cipto ya," kata Lies, saat konferensi pers di kantornya, kemarin.

Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia meminta, sudah waktunya Pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) usai 206 anak mengidap gagal ginjal akut. Ia khawatir, tanpa status KLB, banyak pasien kesulitan mengakses fasilitas pelayanan kesehatan lantaran tidak ada bantuan dana.

Menurutnya penetapan status tersebut menjadi bagian penting.

"Sebelum ke RS, harus dipikirkan ada namanya merujuk, kalau dari pulau itu dia harus naik pesawat, bisa naik kendaraan di mana kalau nggak ada uangnya? Nah status KLB itulah yang akan membantu, jadi ini harus dipahami," pungkas Dicky.

(Foto : Istimewa)
Pos Sebelumnya:
BPOM Harus Tanggung Jawab
Pos Berikutnya:
Ganjar Manut Ke Mega
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (Ist)
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo