TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bharada E Sujud Di Kaki Ortu Brigadir J

Sidang Sambogate Banjir Air Mata

Laporan: AY
Rabu, 26 Oktober 2022 | 09:39 WIB
Tersangka Bharada E sujud di kaki Ibu Brigadir J. (Ist)
Tersangka Bharada E sujud di kaki Ibu Brigadir J. (Ist)

JAKARTA - Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E kembali menjalani sidang lanjutan pembunuhan terhadap Brigadir Nopriansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Sebelum sidang dimulai, Bharada E bersimpuh di hadapan orangtua Brigadir J. Ia menyampaikan permohonan maaf secara langsung atas perbuatan yang dilakukannya terhadap seniornya itu karena diperintah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Sidang Sambogate jadi banjir air mata. 

Richard menjalani sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi di Ruang Sidang Utama Oemar Seno Adji, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin.

Sebanyak 12 orang saksi diperiksa dalam persidangan. Mereka berasal dari pihak keluarga Yosua, yakni Kamarudin Simanjuntak, Samuel Hutabarat, Rosti Simanjuntak, Marezal Rizky, Yuni Artika Hutabarat dan Devianita Hutabarat.

Kemudian Novitasari Nadea, Rohani Simanjuntak, Sanggah Parulian, Rosline Emika Simanjuntak, Indrawanto Pasaribu, dan Vera Mareta Simanjuntak.

Ke-12 keluarga korban hadir lebih dulu di ruang sidang. Mereka kompak mengenakan kemeja berwarna merah putih. Persis seperti kemeja dinas yang pernah dipakai Kamarudin saat mengawal kasus yang mengakibatkan kematian kliennya, Yosua.

Tak lama berselang, Richard diperkenankan memasuki ruang sidang. Dia mengenakan, kemeja hitam lengan pendek dan celana panjang kecoklatan. Mengetahui sidang kali ini dihadiri keluarga Yosua, emosional Richard tumpah. Nangis sejadi-jadinya. Tak kuat menahan penderitaan yang dialami keluarga orang yang telah dibunuhnya dengan cara ditembak. 

Richard bahkan bersimpuh di hadapan kedua orang tua Yosua. Ia menyampaikan permohonan maaf secara langsung atas perbuatan yang dilakukannya. Permohonan maaf pertama kali yang dilakukan Richard kepada Samuel Hutabarat, ayah Yosua. Dilanjutkan bersimpuh ke Ibu Yosua, Rosti Hutabarat.

Tidak terdengar apa yang disampaikan Richard dalam permohonan maafnya. Namun wajah penuh penyesalan dan mata berkaca-kaca, menggambarkan langkah gentle Richard mengakui kesalahan yang diperbuat. 

Di hadapan keluarga Yosua, Richard meyakini bahwa pengakuan yang disampaikannya sangat tulus. Jujur. Tidak ada kebohongan sedikitpun.

"Saya ingin menyampaikan saya akan berkata jujur dan membela untuk terakhir kalinya. Membela abang saya, Bang Yos (Yosua)," tegas Richard di ruang sidang. 

Richard menegaskan, dalam kasus ini, dirinya juga tidak mempercayai skenario yang dibangun soal pelecehan seksual. Dia meyakini Yosua tidak akan tega melakukan hal tersebut.

"Karena untuk saya pribadi, saya tidak mempercayai bahwa Bang Yos setega itu melakukan pelecehan. Saya tidak meyakini bahwa Bang Yos melakukan pelecehan," ujarnya.

Di kesempatan sama, Rosti Simanjuntak, ibunda Yosua enggan menanggapi seluruh pengakuan Richard. Sambil meneteskan air mata, dia mengungkapkan hatinya campur aduk mengetahui Yosua dibunuh secara tragis.

"Dengan mata terbuka anak saya dihabisi, anak saya dicabut nyawanya, nyawa itu adalah hak Tuhan," kata Rosti, terbata.

Parahnya lagi, sebagai ibu yang membesarkan anaknya sejak di kandungan, dirinya tidak kuasa menahan tangis setiap hari mendapati anaknya meregang nyawa karena dibunuh secara brutal. "Siang dan malam (menangis)," lanjutnya.

Selama bekerja di Jakarta, diakuinya, Yosua kerap mengabarkan kondisinya yang baik-baik saja. Tidak pernah ada keluhan maupun duka yang diterimanya dari Yosua selama bekerja menjadi ajudan Sambo. Sebab, dia selalu berpesan kepada Yosua agar senantiasa menghormati dan patuh terhadap atasannya. 

Rosti pun menyatakan, Yosua selalu mendengarkan nasihat orang tuanya semasa hidup. Karena itu, Rosti menyatakan hatinya hancur ketika mendapat kabar kematian anaknya. Apalagi belakangan diketahui Yosua diduga tewas di tangan Sambo. 

Padahal dia telah menganggap Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, sebagai wali dari orang tua di tanah tempat Yosua merantau untuk bekerja.

"Saya bilang kamu harus baik, itu walimu di sana, jadi kamu harus hormat kepada atasanmu. Jadi selalu saya menyarankan anak seperti itu," tutur Rosti.

Di akhir persidangan, Rosti menyampaikan dirinya telah menerima permintaan maaf dari Richard. Namun, Rosti tetap meminta agar proses hukum tetap berjalan sebagaimana aturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kami masih diajarkan secara yang mempunyai iman kepada Tuhan, saling mengampuni. Jadi kami mohon, Nak, agar arwah anak kami tenang. Tolong berkata jujur, Nak. Jeritan darahnya, tangisannya, biar Tuhan menerima di sisinya," urai dia. 

Ia lantas berpesan kepada Richard agar dapat menyampaikan informasi yang sejujurnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi karena ini menyangkut nama baik Yosua.

"Itu anak saya sudah terbunuh habis dan keji, masih selalu difitnah rekayasa mereka. Jadi Bharada E ada di dalamnya, mohon karena kita diajarkan saling berkata jujurlah, saling mengampuni, berkata jujurlah sejujur-jujurnya jangan ada yang ditutup-tutupi," tutup Rosti. 

Momen sedih lainnya ketika pacar Yosua, Vera Mareta Simanjuntak, menangis saat bersaksi untuk Bharada E. Dia menangis saat menceritakan ancaman yang diterima kekasihnya.

Awalnya jaksa penuntut umum (JPU) menanyakan soal hubungannya dengan Yoshua. Setelah itu, Vera dipersilakan bersaksi soal adanya ancaman yang diterima oleh Yosua.

"21 Juni video call. Saya bilang lagi di mana, kata Yosua 'Abang ada masalah, Dik. Tapi Abang nggak bisa ceritain masalah ini ke Bapak, ke Mamak, ke Reza, ke Kak Yuni, bahkan ke Adik," kata Vera menirukan kata-kata Yosua.

Vera mengaku mendesak Yosua untuk bercerita. Namun Yosua menolak dan mengatakan Yosua akan menanggung masalah tersebut sendiri.

Vera lantas menangis saat menceritakan hal tersebut. Tepat di sampingnya, adik Yosua yang bernama Mahareza Rizky pun terlihat menangis dan menyeka air matanya.

Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/145831/bharada-e-sujud-di-kaki-ortu-brigadir-j-sidang-sambogate-banjir-air-mata

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo