TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Pertemuan Menkes G20

Indonesia Sukses Hasilkan 8 Aksi Nyata, Ada Hibah 10 Juta Dolar Dari UEA

Laporan: AY
Selasa, 01 November 2022 | 16:55 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara pertemuan para Menteri Kesehatan di Bali dalam rangka G20. Foto : Istimewa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara pertemuan para Menteri Kesehatan di Bali dalam rangka G20. Foto : Istimewa

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghasilkan delapan aksi nyata dari pertemuan bilateral antara Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dengan pemimpin kesehatan dunia lainnya. Delapan aksi nyata ini dihasilkan selama dua hari penyelenggaraan pertemuan yang kedua Menteri Kesehatan G20 yang dilaksanakan di Bali, 27-28 Oktober 2022.

“Ada delapan kesepakatan bilateral dengan negara G20 lainnya, yang akan segera ditindaklanjuti implementasinya” ujar Menkes, seperti keterangan Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Selasa (1/11).

Aksi nyata pertama adalah adanya kelanjutan kerja sama (MoU) bidang kesehatan selama lima tahun ke depan antara Indonesia dengan Korea Selatan. Area kerja sama yang dimaksud sejalan dengan enam pilar transformasi kesehatan yang saat ini diusung Indonesia. Salah satunya dalam transformasi pilar satu dan enam, mulai dari perluasan pelayanan medis di rumah sakit, hingga percepatan kolaborasi dengan industri farmasi dan Rumah Sakit Korea.

Aksi nyata kedua, Indonesia diundang Afrika Selatan untuk mengunjungi industri yang memproduksi vaksin berbasis mRNA di Capetown. Hal ini selaras dengan minat Afrika Selatan untuk berkolaborasi dengan negara-negara selatan G20 dalam membangun pusat penelitian dan manufaktur vaksin, terapi/pengobatan, dan diagnostik (VTD). “Pertukaran informasi dengan Afrika Selatan tentang cara meningkatkan sekuensing genomik dan mRNA” ujar Menkes.

Aksi nyata ketiga, adanya hibah sebesar 5 juta dolar AS dari Arab Saudi untuk obat dan vaksin meningitis bagi pelaku perjalanan haji dan umrah. Selain itu, juga 10 juta dolar AS dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk pengendalian TBC di Indonesia.

Indonesia terus melakukan upaya diplomasi agar Arab Saudi berkontribusi dalam pencegahan pandemi melalui Dana Perantara Keuangan (FIF), dan meminta dukungan Saudi untuk memperkuat penelitian dan pembuatan VTD di negara berpenghasilan rendah-menengah. Selain itu, Kemenkes bersama BP2MI dan Kementerian Ketenagakerjaan melakukan diskusi terkait MoU, khususnya mengenai kesepakatan penempatan perawat.

Aksi nyata keempat, melalui eksplorasi potensi kolaborasi antara Spanyol dan Indonesia. Spanyol akan menjadi President European Union pada semester II-2023 dan Indonesia sebagai the next ASEAN Chair 2023.

Menkes berterima kasih kepada Spanyol atas dukungan terbesarnya dalam Harmonisasi Protokol Kesehatan Global. Spanyol berhasil menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Tinggi tentang perjalanan internasional yang aman dan membawa intervensi Indonesia ke audiens yang lebih luas untuk mendukung inisiatif tersebut.

Aksi nyata kelima, Indonesia diundang menjadi co-chair World Local Production Forum tahun 2023 oleh Belanda. Sebelumnya, Indonesia sudah memiliki kerja sama lima tahun yang akan berakhir pada 2023, berfokus pada perawatan medis dan lanjut usia, pengendalian penyakit menular, termasuk AMR, ketahanan kesehatan global dan bidang kerja sama lainnya.

Menkes berharap, ke depan adanya dukungan Belanda dalam pengembangan kapasitas terkait VTD serta program transfer pengetahuan tentang regulasi obat dan pengawasan mengingat Belanda merupakan host EMA (European Medicine Agency).

Aksi nyata keenam diperoleh dari pertemuan bilateral dengan Jerman melalui program pelatihan pre-departure. Melalui aksi nyata ini, diharapkan lebih banyak lagi perawat dapat bekerja di Jerman.

Aksi nyata ketujuh diperoleh dari kerja sama dengan Amerika Serikat melalui penjajakan project ARPA-H, yang merupakan pusat riset di bawah koordinasi National Institute of Health (NIH) US. “Kita akan meminta kepada NIH Institutes membuat unit penelitian klinis di rumah sakit terbaik indonesia untuk penelitian dan perkembangan,” tambah Menkes.

Sebelumnya, kerja sama bidang kesehatan antara Indonesia dengan Amerika Serikat telah ditandatangani sejak 21 Mei 2019 di Jenewa. Menkes meminta CDC mendukung pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional Indonesia (LABKESMAS) dalam membentuk kemitraan dan tenaga ahli.

Selain itu, juga meminta USAID untuk mensponsori kerja sama antara Rumah Sakit AS (Boston Children, MD Anderson, Cleveland Clinic, Mayo Clinic, Joslin Diabetes, UCLA) dengan Rumah Sakit di Indonesia.

Aksi nyata kedelapan didapat dari pertemuan bilateral dengan Brazil. Yaitu kesepakatan penandatanganan MoU Indonesia-Brazil untuk kolaborasi dalam transformasi pilar ke 3 terkait vaksin, surveilens penyakit menular, dan penanganan arbovirus serta juga dalam upaya penurunan malaria.

Kemenkes akan terus menjajaki potensi kolaborasi dengan berbagai negara lainnya sebagai upaya untuk mewujudkan transformasi kesehatan di Indonesia. “Tentunya kita tidak akan berhenti di sini. Akan terus ada upaya-upaya lain yang kita jajaki,” pungkasnya. (AY/rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo