TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Usul Perbaikan Sistem Kesehatan Global

Indonesia Diacungi Jempol Sama WHO

Laporan: AY
Rabu, 16 November 2022 | 09:12 WIB
Senior Adviser to Director Jenderal WHO Bruce Aylward. (Ist)
Senior Adviser to Director Jenderal WHO Bruce Aylward. (Ist)

BALI - Sistem kesehatan global memiliki peran krusial. Pandemi Covid-19 menjadi bukti rapuhnya sistem kesehatan global, ketika menghadapi krisis kesehatan.

Dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama seluruh negara untuk perbaikan sistem kesehatan global.

Senior Adviser to Director Jenderal World Health Organization (WHO) Bruce Aylward mengapresiasi inisiatif Indonesia selaku Presidensi G20, mengangkat tema infrastruktur kesehatan global sebagai salah satu agenda G20 tahun ini.

“Saat ini, infrastruktur kesehatan global masih menjadi tantangan besar bagi banyak negara,” kata Bruce Aylward dalam diskusi virtual yang dige­lar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), kemarin.

Ketika dunia menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak hanya mengguncang sektor kesehatan, juga berdampak pada sektor ekonomi sehingga terjadi perlambatan, bahkan aktivitas ekonomi terhenti.

Bruce menegaskan, selama sistem kesehatan global tidak diperbaiki, dunia akan rentan terhadap bencana yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Maka dari itu, setiap negara perlu memperhatikan kesehatan masyarakat dunia.

“Kita membutuhkan pengua­tan dan stabilitas infrastruktur kesehatan global. Sungguh luar biasa Presidensi G20 Indonesia telah melihat dan mengangkat masalah ini sebagai isu prioritas. Kita tidak dapat menyelesaikan isu ini tanpa peran G20,” beber Bruce.

Kabar baiknya, Bruce mengakui, G20 merupakan kumpulan negara-negara yang memegang 60 persen populasi dunia. Dan 80 persen negara-negara G20 merupakan raksasa ekonomi dunia.

Menurutnya, salah satu tan­tangan terbesar yang dihadapi dunia yakni adanya kesenjangan pada “Primary Health Care” atau Layanan Kesehatan Dasar yang mencakup hampir seluruh dunia. Bahkan di negara-negara berpendapatan tinggi.

Padahal, layanan kesehatan dasar adalah hal yang penting dan menjadi kebutuhan bagi semua orang.

Menurutnya, lebih dari 2 miliar orang tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan dasar

"Apa yang terjadi ketika pan­demi seperti Covid-19 menghantam, sistem kesehatan di seluruh dunia mengalami keru­sakan. Karena kita berada dalam dunia yang saling terhubung, kita semua menderita,” ungkapnya.

Sebab itu, masalah sistem kesehatan global perlu kerja sama dan kolaborasi seluruh dunia. Jika hanya satu negara, tentu tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi seluruh dunia.

Pada kesempatan yang sama, Chief Economics Food and Agriculture Organization (FAO) Maximo Torero mengatakan, tahun ini dunia sedang manghadapi tantangan terbesar, yakni akses pangan.

Masalah akses pangan terjadi selain karena pembatasan selama pandemi Covid-19 untuk mene­kan laju penyebaran virus, juga karena perang Rusia-Ukraina.

Setelah pandemi Covid-19 menurun, harga pangan tetap tinggi karena perang di Ukraina. Alasan utamanya, karena Federasi Rusia dan Ukraina merupakan eksportir dari 30 persen biji gandum untuk dunia. Sementara Federasi Rusia merupakan eksportir utama pupuk dunia.

Akses pangan harus cepat teratasi tahun ini. Soalnya, di tahun depan, yang men­jadi tantangan terbesar adalah ketersediaan pangan.

Masalah ini muncul karena harga pangan yang kian mahal dan imbas dari perang Rusia-Ukraina. Dunia saat ini sedang menghadapi tantangan besar yang sangat luar biasa.

“Tahun ini kami mengalami masalah yang disebut akses pangan, dan penyebab terjadinya kondisi ini adalah harga pangan yang kian mahal,” ujar Maximo.

Menurutnya, kenaikan harga pangan tertinggi sepanjang se­jarah terjadi pada Maret tahun ini. Kendati sempat turun, na­mun tetap tidak signifikan sehingga harga pangan tetap dinilai tinggi.

Masalah akses pangan ini, menurut Maximo, menutup pintu bagi masyarakat pada sum­ber-sumber pangan. Artinya, banyak masyarakat dunia tidak bisa membeli makanan.

“Oleh karena itu, kita sebut ini sebagai masalah akses pangan,” pungkasnya.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/government-action/148890/usul-perbaikan-sistem-kesehatan-global-indonesia-diacungi-jempol-sama-who

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo