TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Satu Panggung Di Solo

Ganjar-Puan Duduknya Berjauhan

Laporan: AY
Minggu, 20 November 2022 | 08:29 WIB
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo satu Meja tapi saling berjauhan. (Ist)
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo satu Meja tapi saling berjauhan. (Ist)

JAWA TENGAH - Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang digelar di Solo, Jawa Tengah, kemarin, mempertemukan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Dua capres dari kandang banteng yang sedang unjuk kekuatan. Sayangnya, meski satu panggung, Puan dan Ganjar duduknya masih berjauhan.

Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah digelar di Stadion Manahan. Acara tersebut dibuka oleh Presiden Jokowi.

Sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Maju juga terlihat di sana. Seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Selain itu, hadir juga Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Yang menjadi perhatian pada acara itu adalah kehadirian Puan dan Ganjar dalam satu tempat. Pasalnya, hubungan keduanyan diisukan kurang baik. Apalagi, beberapa kali ke Jawa Tengah, Ganjar tidak pernah menyambut dan menemani Puan. Begitu juga ketika ada acara PDIP di Jawa Tengah, Puan tidak pernah mengundang Ganjar.

Namun, sayangnya meskipun duduk disatu panggung, mereka tetap “jaga jarak”. Puan yang mengenakan batik berwarna coklat duduk kedua kiri dari Jokowi. Atau bersebelahan dengan Pramono Anung, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Sedangkan Ganjar keempat kanan dari Jokowi atau setelah Ibu Iriana, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Muhadjir Effendy.

Begitu juga saat Jokowi menekan layar untuk membuka muktamar, Puan memilih berada di kiri Jokowi. Sedangkan, Ganjar memilih di ujung kanan Jokowi.

Usai acara, keduanya juga tidak saling mengobrol. Puan yang juga Ketua DPP PDIP itu terlihat asyik bercengkerama dengan pejabat lainnya. Bahkan, Puan sempat selfi dengan Nadiem Makarim dan Yenny Wahid. Setelah itu, Puan pun memilih meninggalkan Stadion Manahan semobil dengan Gibran.

Untuk diketahui, Puan dan Ganjar sedang bersaing mendapatkan tiket capres 2024 dari PDIP. Meskipun elektabilitas kalah jauh dari Ganjar, Puan banyak memiliki banyak pendukung di elite PDIP. Para elite PDIP pun tidak suka dengan manuver Ganjar yang selalu pencitraan. Bahkan, Ganjar beberapa kali disemprot elite PDIP.

Apa kata PDIP soal renggangnya hubungan Puan dan Ganjar? Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno membantah jika ada masalah di antara Ganjar dengan Puan. Ia juga meminta pihak lain agar tidak bicara yang macam-macam.

"PDIP adalah satu organisasi dan juga satu keluarga besar. Jadi jangan berpikir atau membuat simpulan yang bukan-bukan," pinta Hendrawan.

Dia mengatakan, semua kader memiliki peran dan tugasnya dalam posisi masing-masing.

"Jangan sebentar-bentar atau melulu diukur dengan indeks rivalitas atau potensi perbenturan. Persepsi yang keliru," pungkasnya.

Sementara, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, perselisihan antara Ganjar dengan Puan sangat nyata. Padahal sebagai seorang politisi, seharusnya keduanya bisa menyembunyikan konfliknya itu.

"Mestinya, kalau bersahabat, apalagi ini satu partai, ya bergandengan satu sama lain. Tapi kelihatannya, ada gengsi masing-masing, karena masih menjaga jarak," ulas Ujang saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Persaingan pencapresan di internal PDIP disebut-sebut menjadi biang keladi keduanya menjaga jarak. Padahal, semestinya tidak terlalu baper alias bawa-bawa perasaan dalam urusan politik.

Menurut Ujang, perselisihan ini tidak baik untuk PDIP. Sebab, masalah internal partai seharusnya ditutup rapat dengan baik. Ketika dibawa keluar, kader partai harus bersikap kesatria.

"Persaingan itu murni, karena capres. Saya melihat ini bukan setingan. Sekalipun misalnya PDIP akhirnya mengusung Ganjar, itu karena faktor elektabilitas saja," kata Ujang.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/parpol/149458/satu-panggung-di-solo-ganjarpuan-duduknya-berjauhan

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo