TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Buntut Isu Reshuffle

PDIP - NasDem Mendidih

Laporan: AY
Kamis, 05 Januari 2023 | 07:52 WIB
Politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat. (Ist)
Politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat. (Ist)

JAKARTA - Hubungan PDIP dengan NasDem makin ke sini semakin runyam. Meskipun sama-sama masih tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah, di depan publik kedua partai ini terbuka saling serang. Terkait isu reshuffle misalnya, PDIP-NasDem mendidih.

PDIP memang jadi satu-satunya partai pendukung pemerintah yang paling keras menyuarakan reshuffle kabinet. Bahkan, politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat tak ragu-ragu menyarankan kepada Presiden Jokowi agar mendepak 2 menteri asal NasDem dari kabinet.

Tak hanya mendesak untuk melakukan reshuffle, sejumlah kader banteng juga kerap meminta NasDem keluar dari koalisi pendukung pemerintah. Alasannya, NasDem sudah mengusung Anies Baswedan sebagai capres yang disebut sebagai antitesa Jokowi.

Mendapat serangan-serangan itu, NasDem tidak tinggal diam. Para anak buah Surya Paloh tak hanya menjawab serangan, tapi gantian melancarkan serangan ke sejumlah kader PDIP.

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau akrab disapa Gus Choi dengan lantang menyebut Djarot dari PDIP seperti orang mabuk. Alasannya, Djarot mendesak menteri mundur yang mana reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.

“Djarot mungkin baru minum pil apa ya, kok seperti mabuk. Maksa-maksa menteri NasDem mundur. Soal menteri hak prerogatif Presiden,” kata Gus Choi, kepada wartawan kemarin.

Gus Choi lantas menyarankan Djarot untuk minum obat yang menyehatkan fisik. Sehingga tidak terkesan menyimpan dengki. “Hindari makan obat yang bikin hati dan pikiran kemrungsung, hasud, dengki pada tetangga,” ujarnya.

Sejauh ini, Gus Choi menilai dua menteri NasDem yang disinggung Djarot itu memiliki kinerja yang baik. Kapasitas pribadi keduanya, juga tak kalah dengan menteri lain.

“Kinerja menteri-menteri NasDem top semua. Kapasitas pribadinya juga nggak kalah dengan menteri-menteri lain,” ujar Gus Choi.

Sekjen NasDem Johnny G Plate yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) juga tidak tinggal diam. Johnny yang selama ini cenderung kalem, kini balik menyindir PDIP yang dianggapnya getol menyuarakan reshuffle kabinet.

Menurutnya, para politisi yang selalu mendesak reshuffle sudah seperti presiden dadakan. Sebab, para politisi itu ingin mengatur-atur presiden yang memiliki hak prerogatif penuh dalam melakukan reshuffle kabinet.

“Nggak usah lah itu, tidak perlu membuat ruang publik dan diskursus politik menjadi bising yang tidak bermanfaat,” sindir Johnny.

Johnny mengajak lebih baik semua pihak fokus pada pembangunan nasional. Serta bergotong royong menghadapi tantangan global.

“Saat ini lebih baik fokus pada penyelenggaraan negara dan pembangunan nasional yang membutuhkan stabilitas politik, soliditas nasional dan kegotong-royongan bangsa dalam menghadapi tantangan yang besar akibat perubahan situasi geopolitik global,” ujarnya.

NasDem, kata Johnny, akan terus memberikan dukungan kepada pemerintah Jokowi-Ma’ruf. NasDem konsisten memberikan dukungan baik di kabinet dan parlemen.

“NasDem mendukung Pak Jokowi dengan segenap kemampuannya baik di pemerintahan maupun di parlemen. Dan akan tetap konsisten dengan sikap memberikan dukungan penuh pada Pemerintahan Pak Jokowi - Kiai Ma’ruf Amin,” ucapnya.

Sebaliknya, dia menuding pihak yang selama ini bising, justru tidak memberikan dukungan ke pemerintah. Malah para politisi-politisi itu, terkesan mengganggu jalannya pemerintahan.

“Yang buat bising sama dengan tidak memberikan dukungan pada pemerintah dan bahkan dapat mengganggu jalannya roda pemerintahan,” ucap Johnny.

Analis politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai saat ini Presiden Jokowi dalam kondisi yang tidak mudah. Mengingat, hubungan di antara partai anggota koalisi sudah tidak harmonis lagi. Ditambah lagi desakan reshuffle kabinet yang begitu kuat dari PDIP.

“Kekuatan partai politik pendukung pemerintah Jokowi seolah-olah terbelah dua, yang satu melanjutkan titahnya Jokowi yang lainnya membentuk kerja sama politik dengan partai politik yang kerap mengkritisi kebijakan pemerintah,” terangnya.

Peneliti Indikator Politik Indonesia (IPI), Bawono Kumoro berpendapat, sebaiknya memang reshuffle segera dilaksanakan. Mengingat di internal koalisi, hubungan PDIP-NasDem sudah tidak harmonis lagi. Hal ini demi menjaga jalannya roda pemerintahan di akhir masa jabatan Jokowi.

“Memang tidak dapat dimungkiri, PDI Perjuangan sangat tidak suka sekali dengan sikap Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden,” lanjutnya.

Soal apakah Jokowi akan mengambil pertimbangan politik dalam menggeser menteri-menteri dari NasDem, menurutnya, bukanlah sesuatu yang diharamkan.

“Karena reshuffle kabinet selama ini tentu mengandung dua pertimbangan. Yaitu pertimbangan kinerja dan pertimbangan politik,” pungkasnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo