TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tak Dianggap Lagi Di Gerindra

Sandi Mending Out

Laporan: AY
Kamis, 05 Januari 2023 | 08:05 WIB
Sandiaga uno. (Ist)
Sandiaga uno. (Ist)

JAKARTA - Perjalanan politik Sandiaga Uno di Partai Gerindra sungguh dramatis. Dulu begitu luar biasa, kini Sandi sudah dianggap tidak istimewa lagi. Bahkan sejumlah kader sudah terang-terangan mempersilakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu, angkat kaki dari Gerindra.

Sindiran-sindiran muncul dari kalangan internal Gerindra sejak Sandi dianggap masih cawe-cawe urusan copras-capres. Padahal bagi Gerindra, keputusan untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai capres sudah final. Sementara Sandi jusru masih mencari celah pencapresan dengan bermanuver lewat partai lain.

Eks cawapres Prabowo di Pilpres 2019 itu, dikabarkan pula bakal keluar dari Gerindra. Gosip yang beredar, Sandi akan menjadi kader PPP yang saat ini memang belum memiliki figur capres untuk diusung.

Ternyata, kabar Sandi bakal gabung PPP ini sudah diketahui Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Orang dekat Prabowo ini mengaku mendapatkan informasi bahkan Sandi akan hengkang dari seorang temannya di PPP.

Meskipun informasi itu belum diketahui kebenarannya, Dasco mencium gelagat itu sudah ada. Misalnya, kata Dasco, Sandi lebih banyak hadir di acara partai lain dan sosialisasi calon presiden, ketimbang kegiatan internal Gerindra.

“Ya, itu nggak ada masalah jika ingin maju melalui partai lain, tapi harus jadi partai lain. Kita lihat belakangan yang bersangkutan lebih banyak hadir di acara partai lain dan untuk melakukan sosialisasi capres,” kata Dasco di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Dasco menegaskan, partainya tidak keberatan jika ada kader yang masih berambisi untuk maju sebagai capres. Kata dia, Gerindra tidak akan menghalangi-halangi dan bakal memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kader tersebut.

“Sebagai anak bangsa, kami, Pak Prabowo, tentunya tidak keberatan jika ada yang ingin ikut kontestasi Pilpres. Tentunya melalui mekanisme dan ketentuan yang ada,” ujarnya.

Wakil Ketua DPR ini menegaskan, bagi Gerindra, kesetiaan adahal hal mendasar yang harus dipegang oleh setiap kader. “Tanpa ada kesetiaan, semua kelebihan seorang kader akan dikalikan dengan nol alias tidak ada nilainya sama sekali,” kata Dasco.

Ia merinci beberapa indikator yang digunakan partai berlogo kepala burung Garuda itu untuk memberikan penilaian kepada setiap kader. Diantaranya kecerdasan, keberanian, ketangkasan, popularitas, dan militansi. Masing-masing kriteria itu kemudian diberikan poin nilai 20. Semua indikator itu jika dikalikan akan menghasilkan nilai 100.

Namun, kata dia, ada satu indikator penting yang bikin semua indikator tadi tidak ada artinya. Yakni loyalitas. “Tanpa adanya loyalitas, maka nilai sempurna tersebut akan dikalikan dengan 0 (nol) alias menjadi hilang sama sekali,” tegasnya.

Baginya, loyalitas terhadap partai tidak bisa dibandingkan satu demi satu dengan variabel penilaian lainnya. “Loyalitas adalah variabel penentu bernilai atau tidaknya variabel-variabel yang lain,” bebernya.

Selain Dasco, elit partai Gerindra lainnya, seperti Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani juga cukup keras menjewer sosok yang dinilai tidak patuh kepada putusan partai. Sosok yang tidak patuh itu ditengarai mengarah ke Sandi, karena mbalelo dengan keputusan partai soal calon presiden yang diusung Gerindra, yakni Prabowo.

Jika ada kader Gerindra yang tidak ingin ikut rombongan kereta, Saya minta untuk turun sebelum kereta ini jalan,” jewer Muzani.

Lalu apa kata Sandi? Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku masih loyal dan tegak lurus pada Prabowo. Ia mengklaim bahwa setiap langkah yang diambil selama ini selaludikoordinasikan dengan mantan Danjen Kopassus itu. Sebab, yang mengundangnya bergabung ke dunia politik juga Prabowo.

Secara diplomatis, ia menyerahkan segala keputusannya kepada Prabowo, selaku Ketum Gerindra. Khususnya merespons kabar dirinya pindah partai ke PPP.

“Saya yakin segala keputusan yang diambil Pak Prabowo adalah yang terbaik, bukan hanya untuk Partai Gerindra tapi juga Indonesia,” tulis Sandi di akun Instagramnya, kemarin.

“Untuk saat ini saya akan terus fokus menjalankan tugas dan fungsi saya sebagai Menteri untuk memulihkan ekonomi melalui sektor pariwisata & ekonomi kreatif, menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2024,” sambungnya.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menyarankan Sandi mengambil sikap tegas. Bila tidak ingin nyapres, maka Sandi harus patuh dan loyal terhadap Gerindra. Sebaliknya, bila Sandi masih ngebet nyapres, maka sebaiknya segera keluar dari Gerindra.

“Sebaiknya Sandiaga secepatnya mundur dari Gerindra, atau Gerindra segera tegas bersikap untuk mendisiplinkan atau menghentikan manuver dari anasir-anasir politik yang tak sesuai komando kepartaian yang ditetapkan,” kata Umam.

Pakar komunikasi politik Lely Arrianie menilai Sandi dengan partainya saat ini sudah tidak sejalan. Kondisi ini tentu akan memantik konflik, baik internal maupun eksternal. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo