TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Setelah Pimpin G20, Kini Pimpin ASEAN

Indonesia Lagi Keren-kerennya

Laporan: AY
Senin, 30 Januari 2023 | 09:41 WIB
Presiden Jokowi saat hadir pada acara kick off ketentuan Indonesia di ASEAN ini yang diselenggarakan Minggu (29/1) di Bundaran HI. (Foto : Setpres)
Presiden Jokowi saat hadir pada acara kick off ketentuan Indonesia di ASEAN ini yang diselenggarakan Minggu (29/1) di Bundaran HI. (Foto : Setpres)

JAKARTA - Kepercayaan internasional kepada Indonesia lagi keren-kerennya. Setelah sukses menjadi Presidensi G20, kini Indonesia pimpin Perhimbunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Kemarin, Presiden Jokowi membuka langsung kick off Ketetuaan Indonesia di ASEAN ini.

Pembukaan kick off Keketuaan Indonesia di ASEAN ini, digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Meskipun di tengah cuaca mendung, dan hujan rintik yang sesekali turun, tak menyurutkan kemeriahan pembukaan acara tersebut. Ribuan masyarakat ikut menyaksikan kegiatan tersebut.

Mengenakan kaos putih dan helm merah, Jokowi menggowes sepeda dari Istana Negara ke area Bundaran HI. Dalam perjalanannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, didampingi jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Ada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Jokowi dan rombongan sempat menghentikan sepedanya sebelum tiba di Bundaran HI. Ia menyapa masyarakat yang hadir di lokasi. Terlihat banyak warga yang bersalaman dan berfoto bersama Jokowi.

Kemudian, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju panggung utama yang berada di Bundaran HI.

Pembukaan dilakukan dengan simbolis tabuhan rebana yang dilakukan Jokowi bersama para menteri yang hadir.

"Dengan mengucap bismillahirohmanirohim, pada pagi hari ini secara resmi saya menyatakan Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 dimulai,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengatakan, Indonesia sebelumnya telah menjalankan G20 dengan baik. Saat ini, meski dalam situasi yang tidak mudah, Jokowi menilai ASEAN penting dan relevan. Terutama bagi kawasan, dan juga dunia.

Menurutnya, ASEAN akan terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik.

"Bahwa ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan ASEAN matters epicentrum of growth,” sambung mantan Wali Kota Solo itu.

Di lokasi yang sama, Retno Marsudi menjelaskan tema yang diambil Indonesia selama menjadi Ketetuaan ASEAN. Yakni ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

“Jadi kalau kita lihat tema itu ada dua elemen besar, elemen pertama adalah ASEAN Matters, bagaimana Indonesia dan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN itu relevan dan penting tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tapi juga bagi rakyat ASEAN dan beyond, jadi beyond-nya itu ada di luar ASEAN,” jelas Retno.

Ia menerangkan, Indonesia sebagai ketua, ingin agar ASEAN tetap memerankan peran sentral, sehingga tetap menjadi motor yang dapat berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian kawasan, termasuk Indo-Pasifik.

"Indo-Pasifik ini adalah kawasan yang sangat strategis dan di Indo-Pasifik ini rivalitas juga terjadi sangat tinggi sekali,” ujarnya.

Menlu dua periode ini menegaskan, Presiden ingin menjadikan ASEAN sebagai pemegang peran yang sangat penting. Termasuk menjadi lokomotif untuk menggerakkan inovasi serta tetap menjadikan ASEAN kawasan yang damai dan stabil.

“Itu yang pertama ASEAN Matters,” tegas Retno.

Makna kedua, kata dia, yakni Epicentrum of Growth yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi ASEAN. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN selalu lebih tinggi daripada kawasan lain di dunia.

“Untuk proyeksi 2023 misalnya, proyeksi pertumbuhan ASEAN oleh ADB (Asian Development Bank, red) itu 4,7 persen, sementara oleh World Bank proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi dunia adalah 1,7 persen,” ujarnya.

Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu, Sidharto R Suryodipuro juga menyebut ada beberapa tantangan penting yang akan hadapi. Seperti isu ketahanan pangan, stabilitas keuangan, ketahanan energi, juga isu kesehatan.

Tahun ini, ASEAN memiliki misi memastikan kawasannya tetap menjadi titik terang dalam perekonomian dunia. Tentunya, hal ini guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi ASEAN dapat berlangsung stabil.

“Tahun lalu, bisa kita hadapi dengan cukup baik. Tahun ini, harus tetap kita lakukan karena ASEAN memiliki modal besar dengan penduduk lebih dari 600 juta yang merupakan kekuatan yang patut dipertimbangkan. Bahkan dari segi investasi dunia, ASEAN merupakan brightspot bagi berbagai negara,” tutur Sidharto.

Selain dua KTT yang akan berlangsung di Labuan Bajo dan Jakarta, Sidharto juga menginfokan tentang pertemuan penting lainnya yang melibatkan para menteri luar negeri dan para menteri ekonomi. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo