TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Soal Kunjung Mengunjungi

Baiknya, Kode Diperjelas

Laporan: AY
Sabtu, 04 Februari 2023 | 10:25 WIB
Hasto Kristiyanto. (Ist)
Hasto Kristiyanto. (Ist)

JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyambut baik keinginan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang ingin bertemu dengan ketua umum­nya, Megawati Soekarnoputri. Hanya saja, sebelum kunjung-mengunjungi itu dilakukan, Hasto minta kodenya diperjelas dulu.

Keinginan Paloh bertemu Me­ga itu disampaikan usai bertemu dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto, di Markas Beringin, Jakarta, Rabu lalu. Saat itu, awak media menanyakan soal agenda Paloh setelah bertemu Airlangga.

Apakah mungkin akan lanjut bertemu Mega? Merespons pertanyaan itu, Paloh bilang, keinginan bertemu Mega itu tentu saja ada. Bos Media Grup ini bilang sudah memberikan kode soal keinginan pertemuan itu. Harapannya, saat bertemu nanti suasana kebatinannya sudah sama.

"Barangkali kapan Bu Mega ada waktu yang baik," kata Paloh, saat itu.

Lalu bagaimana tanggapan PDIP? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyambut baik saja keinginan Paloh bertemu Mega itu. Kata dia, sebagai partai terbuka, PDIP siap bersilaturahmi dan berdialog dengan partai politik mana pun.

Namun, sebelum pertemuan itu digelar, Hasto ingin tahu dulu maksud kode yang disampaikan Paloh itu.

"Pak Surya Paloh kan bilang ada kode-kodenya. Kodenya harus kita tangkap dulu, kodenya untuk apa?" kata Hasto, saat ditemui di Sekolah PDIP, Len­teng Agung, Jakarta, kemarin.

Hasto mengungkapkan, apakah kodenya itu untuk kepentingan bangsa dan negara, untuk kode elektoral, atau untuk kode capres cawapres.

Kalau kodenya itu terkait capres dan cawa­pres, Hasto menilai tidak mungkin ditangkap oleh Mega. Sebab, capres dan cawapres yang akan diusung PDIP berbeda dengan NasDem.

NasDem kan sudah punya capres sendiri, dan ini capresnya berbeda den­gan PDIP. Pidato Ibu Mega kan capres PDIP dari kader sendiri. Capres yang berprestasi, bukan capres yang pintar berpoles diri," kata Hasto.

Sehari sebelumnya, Wasekjen PDIP Sadarestuwati menyampaikan hal serupa. Dia bilang, partainya welcome saja dengan parpol mana pun. Soal belum bertemunya Mega dengan Paloh, Sadarestuwati menilai hanya persoalan waktu.

"Kedua tokoh punya kegiatan yang padat sehingga belum bisa ber­temu," kata Sadarestu, di Gedung DPR.

NasDem sepertinya kurang sreg dengan pernyataan Hasto ini. Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengatakan, sebenarnya ada banyak agenda yang bisa dibahas dalam pertemuan antara Mega dan Paloh. Terlalu sempit ka­lau hanya bahas soal capres-cawapres. Apalagi NasDem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

Menurut Willy, pertemuan Paloh dengan Mega sebenarnya bisa terlaksana kapan saja. Tak perlu kode-kodean. Toh, lokasi Markas NasDem di Gondangdia tak jauh dengan kedia­man Mega di Teuku Umar.

"Jadi bisa saja bertemu untuk sekadar menanyakan kabar," kata Willy di markas Nasdem, Jakarta, kemarin.

Senada disampaikan Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto. Sugeng menilai omongan Hasto itu kurang pas. Kata dia, Paloh bukan dalam posisi ingin banget bertemu Mega.

Kata dia, saat itu Paloh merespons wartawan yang menanyakan apakah mungkin bertemu Mega. Paloh lantas menjawab ya mungkin saja. Karena Paloh mau bertemu dengan siapa pun.

"Bukan lantas secara spesifik kita mau ketemu Mega, tidak. Bahwa Partai NasDem Pak Surya juga dan kita semua saya kira harus dalam pikiran untuk membuka diri kepada siapapun tidak boleh ada politik blok yang keras, begitu loh," kata Sugeng, di lokasi yang sama, kemarin.

Jadi, lanjut dia, posisi NasDem bukan lantas memohon-mohon ingin bertemu Mega. Kata dia, pertemuan kedua tokoh itu alamiah saja. Tidak perlu harus kode-kodean yang njeli­met.

Menurut dia, pertemuan kedua to­koh bisa menciptakan kondusifitas dan stabilitas. Ia mencontohkan bagaimana NasDem bertemu dengan Demokrat, PKS, Gerindra, dan Golkar.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, hubungan NasDem dan PDIP memang sudah retak sejak pertengahan tahun lalu. Meski begitu, menurut Ujang, Paloh dan Mega masih ada kemungkinan untuk bertemu.

Apa­lagi saat ini keduanya adalah parpol koalisi Jokowi. Pertemuan keduanya tak harus dalam agenda politik praktis. Kata dia, pertemuan para tokoh ini ini bisa menjadi suri tauladan bagi rakyat.

"Sebagai petinggi republik, jangan sampai lah harus bermusuhan karena perbedaan pilihan. Kalau ada kere­takan komunikasi ya diperbaiki," kata Ujang, saat dikontak, kemarin.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi me­nilai hubungan NasDem dan PDIP saat ini masih memanas setelah NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres.

Jadi, pertemuan kedua bos parpol ini be­lum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Menurut Burhan, NasDem dan PDIP yang belum melakukan penjajakan soal pilpres 2024. Melihat pilihan politik di 2024, Burhan menyebut koalisi kedua parpol rasanya sulit terjadi.

PKS Ketemu NasDem

Sementara, kemarin NasDem menerima kunjungan PKS di Nasdem Tower, Menteng, Jakarta Pusat. Rombongan PKS dipimpin Wakil Ketua Dewan Syura PKS Sohibul Iman didampingi sejumlah elite partainya. Mereka tiba di NasDem Tower pukul 14:30 WIB.

Kedatangan mereka langsung disambut ceria Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya, Ketua DPP NasDem Sug­eng Suparwoto, dan beberapa elite partai lainnya.

Saat ditanya soal kunjungannya, Sohibul mengatakan, untuk silahturah­mi, mengingat kondisi kesehatan Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang dikabarkan sedang tidak baik.

Sohibul juga mengatakan, PKS sepakat dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh untuk menjaga kekon­dusifan politik Tanah Air. Sebab, saat ini tensi politik tengah meningkat jelang gelaran Pemilu 2024.

Hal senada dikatakan Willy. Per­temuan hanya silaturahmi saja.

"Si­lahturahmi saja ngeteh-ngeteh sambil makan gorengan," kata Willy. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo