TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Gibran Soal Banjir Solo

Diminta Minta Maaf, Nurut... Disuruh Taubat, Juga Nurut..

Laporan: AY
Minggu, 19 Februari 2023 | 10:49 WIB
Akibat Sungai Bengawan Solo meluap, beberapa ruas Kota Solo ikut terendam. (Ist)
Akibat Sungai Bengawan Solo meluap, beberapa ruas Kota Solo ikut terendam. (Ist)

SOLO - Dua hari ini, Walikota Solo Gibran Rakabuming panen kritik di dunia maya akibat banjir besar yang melanda Kota Solo. Ada macam-macam kritik yang diarahkan pada putra sulung Presiden Jokowi. Menanggapi itu semua, Gibran tidak marah atau mencoba membela diri. Disuruh minta maaf, Giban nurut. Bahkan disurut taubat pun, Giban juga nurut....

Banjir yang melanda Solo sudah terjadi sejak Kamis, 16 Februari 2023. Tingginya curah hujan membuat kali meluap. Bahkan, volume air yang ada di Waduk Gajah Mungkur sudah melebih batas normal. Sehingga, pintu air waduk terpaksa dibuka.

Akibatnya, 16 kelurahan dari 4 kecamatan di Kota Solo dilanda banjir dengan ketinggian air bervariasi. Bahkan ada sejumlah wilayah yang tinggi air banjirnya mencapai 1,5 meteri. Banjir yang terjadi saat ini jauh lebih besar dibanding yang pernah terjadi di 2017 lalu.

Saking parahnya, banjir Solo juga menghantam wilayah yang bukan langganan banjir. Misalnya enam kelurahan di Kecamatan Jebres, yaitu Gandekan, Jagalan, Pucangsawit, Jebres, Sudiroprajan, dan Sewu. Banjir tersebut diduga karena pembangunan Pintu Air Kedungkopi yang baru dibangun.

Besarnya banjir, membuat 21.000 jiwa terpaksa mengungsi. Namun, hanya 4.400 orang saja yang memilih mengungsi di pengungsian terpusat. Sisanya, bertahan di rumah masing-masing atau rumah saudara.

Selain 21 ribu warga terpaksa mengungsi, banjir di Kota Solo juga merenggut 1 korban jiwan. Wargar bernama Thamrin yang memang sudah sepuh, meninggal gegara banjir yang merendam rumah tinggalnya.

Warga berusia 85 tahun dan berasal dari Kampung Palugunan RT 001 RW 001, Kelurahan Kedunglumbu, meninggal saat berada di pengungsian yang ada di Pendapa Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.

Setelah 3 hari, banjir Solo sudah hampir surut. Sebagian besar pengungsi pun sudah beranjak dari pos pengungsian ke rumahnya masing-masing. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, saat ini tinggal dua kelurahan yang masih tergenang banjir.

“Genangannya hanya di dua RT di Joyotakan. Itu kurang lebih 30 cm. Masih ada satu lagi di Pucangsawit itu ya 30-50 cm. Itu yang (permukaan tanahnya) paling rendah terkena luapan Kali Kopi,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Solo, Nico Agus Putranto, kemarin.

Menurut Nico, tinggal 750-an warga yang masih bertahan di pos pengungsian. Mereka tersebar di kelurahan Joyotakan, Pucangsawit, dan Gandekan. Jumlah tersebut jauh menurun dari 4.400, total awal pengungsi banjir Solo.

"Gandekan tinggal 141 orang. Di Pucangsawit itu masih 400-an. Agak banyak karena masih menunggu bersih-bersih rumah dulu. Joyotakan masin 200-an,” rincinya.

Meski kondisi mulai membaik, Nico memastikan pos-pos siaga bencana terus disiagakan di kelurahan. Mengingat dalam beberapa hari ke depan diperkirakan Surakarta dan sekitarnya masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

Di dunia maya, banjir di Solo ini jadi peluru baru bagi pihak di luar pemerintah untuk menyerang Gibran. Bahkan sampai ada yang terang-terangan mendesak Gibran untuk meminta maaf dan bertaubat.

Misalnya, postingan yang dibuat akun @MandDjanaBdg. Dia meminta Gibran agar segera bertaubat. “Banjir Solo adalah bentuk teguran dari Allah kepada @gibran_tweet untuk segera taubat nasuha,” tulisnya, kemarin.

Merespons hal ini, Gibran legowo. Dia tidak balik menyerang, melainkan mematuhi permintaan @MandDjanaBdg.

“Ya Pak. Terima kasih untuk masukannya. Mohon maaf jika saya salah dan diharuskan taubat. Sekali lagi saya minta maaf atas kesalahan-kesalahan saya,” jawab Gibran dengan akun @gibran_tweet.

Selain merendah, Gibran juga memilih bekerja dengan mengelilingi sejumlah wilayah yang terdampak banjir besar. Putra sulung Presiden Jokowi langsung meninjau sejumlah pos pengungsian korban banjir pada Jumat (17/2).

Ia berjanji pihaknya akan memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi.

Di dunia maya, sikap merendah dan sabar Gibran dipuji banyak warganet. “Kalau gempa Turki teguran juga kali ya buat Mang Erdo. Hihihi. Nderek sadean Mas Wali. Rak Bumbu Gantung,” tulis @getutkoco. “Setuju, gempa di Turki teguran buat Erdogan,” timpal @WendZyy27.

Akun @penyuijo mengaku salut dengan Gibran yang tetap santai menanggapi para hatter di medsos. “Mas... tolong ajari aku untuk tetap lucu dihujat sana-sani,” cuitnya. “Memang mas @gibran_tweet menanggapi keluhan-keluhan dan kritik itu dengan cara santai kadang nyeleneh. Tapi malah banyak yang bisa terima dengan baik” timpal @bulat_500.

Senada, akun @Majidib64228457 ikut membela Gibran. Pembelaannya lebih kencang. Menurut @Majidib64228457, pemikiran @MandDjanaBdg tentang banjir Solo justru menunjukan kebodohannya.

“Banjir kok yang disalahkan selalu saja Pemerintah. Lantas kalau gempa bumi dan bencana lainnya mau menyalahkan siapa. Saya sebagai warga negara berkembang sangat prihatin atas kondisi pemikiran SDM yang begitu tak rasional,” tukas @Majidib64228457. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo