TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Pilot Susi Air Sudah 11 Hari Disandera

TNI Sudah Bersiap Lakukan Operasi Pembebasan

Laporan: AY
Minggu, 19 Februari 2023 | 09:36 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

PAPUA - Penyanderaan terhadap pilot Susi Air, Kapten Philip Merthens oleh teroris Papua pimpinan Egianus Kogoya sudah memasuki hari ke-11. Pihak TNI-Polri sudah mengirimkan pasukan ke lapangan guna melakukan operasi pembebasan. Yuk, kita doakan semoga misi berhasil! Amin

Laporan teranyar, Tim Operasi Damai Cartenz sudah menemukan titik terang keberadaan Kapten Mehrtens. Kaops Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani menyampaikan Mehrtens masih dalam keadaan selamat.

Kondisi Kapten Mehrtens juga diperkuat dengan foto dan video yang disebar Egianus bersama anak buahnya. Dalam foto dan video yang disebar, terlihat kondisi kapten masih hidup. Dia dikawal oleh sejumlah pasukan Egianus lengkap dengan senjata api dan panah.

Kapolda Papua Mathius Fakhiri mengatakan, ada berbagai upaya yang dilakukan pihaknya untuk membebaskan Mehrtens. Cara pertama adalah dengan mengirim tim untuk memonitor keberadaan Mehrtens. Selanjutnya, mengirim tim negosiasi.

Tim negosiasi diterjunkan jika titik keberadaan Kapten Mehrtens sudah bisa dipastikan. Nah, kata Fakhiri, bila langkah negosiasi ini gagal, aparat akan mengambil langkah hukum dengan menggelar operasi pembebasan.

“Langkah penegakan hukum akan kita lakukan, tapi tetap mengedepankan hak asasi manusia. Yang utama adalah keselamatan pilot,” kata Fakhiri, kemarin.

Saat ini, kata dia, tim pertama sudah diturunkan ke lapangan untuk merundingkan pembebasan Mehrtens dari penahanan Egianus cs. Ia berharap tim segera melakukan kontak dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di pelosok Kabupaten Nduga.

“Kami mohon doa agar kami dapat menyelesaikan pekerjaan tanpa menyebabkan insiden lain,” kata Fakhiri, dikutip dari Radio New Zealand, kemarin.

Polisi berpangkat bintang dua ini meminta publik bersabar dan memberikan waktu bagi tim untuk bekerja. Kata dia, operasi ini tak mudah karena kondisi medan berupa hutan belantara. Tim pergi dengan berjalan kaki.

“Butuh satu hingga dua hari untuk menyeberangi sungai dan melewati topografi yang sulit. Kami berharap mereka bisa tiba dengan selamat,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen M Saleh Mustofa mengatakan ada batas waktu bagi tim negosiasi bekerja. Jika batas waktu sudah habis, tim akan langsung bertindak.

Tentunya dengan tindakan tepat dan terukur serta tidak melanggar HAM. Sampai kapan batas waktu diberikan, Saleh tak merinci karena alasan kerahasian.

"Tetapi saya sampaikan, apabila tiba waktunya, maka TNI-Polri akan melakukan tindakan penegakan hukum secara terukur, terpilih serta terarah,” jelasnya.

Saleh menjelaskan, Tim sudah juga punya standar operasi yang harus dijalankan dalam upaya penegakan hukum. Dia tak ingin persoalan ini terjadi berlarut-larut dan sang kapten bisa segera dibebaskan.

Di tengah upaya TNI-Polri membebaskan Kapten Mehrtenz, para teroris Papua kembali bikin ulah. Mereka membakar rumah warga di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Kali ini, pembakaran dilakukan oleh teroris Papua yang dipimpin Titus Murib Kwalik.

“Benar ada rumah yang dibakar oleh KKB pimpinan Titus Murib Kwalik di Puncak. Kelompok ini juga sempat melakukan kontak tembak dengan anggota TNI Polri di sana,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo.

Kelompok yang dijuluki Kepala Air itu, melakukan pembakaran sebuah rumah di samping Tower Telkom di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Sabtu (18/2).

Setelah melakukan pembakaran, kelompok ini baku tembak dengan aparat gabungan TNI-Polri di Kampung Nipuralome, Distrik Ilaga, Puncak, Papua Tengah.

Benny menjelaskan kejadian itu pertama kali diketahui oleh gabungan aparat TNI-Polri ketika para teroris melakukan tembakan sebanyak satu kali. Tak lama mendengar suara letusan senjata api terlihat pula asap tebal mengarah ke tower Telkomsel di Ilaga.

“Jadi sekira pukul 12.50 WIT terdengar letusan senjata api sebanyak 1 kali dan terlihat asap tebal dari arah tower Telkomsel Ilaga dan tim gabungan melakukan respon ke sumber asap berasal,” tuturnya.

Saat personel tiba di lokasi, lanjut Benny, ternyata sumber asap tersebut berasal salah satu rumah warga telah terbakar. Lalu tim gabungan TNI-Polri langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku yang berlari ke arah Kampung Nipuralome.

“Saat sampai di Kampung Nipularome, tim gabungan mendapat tembakan dari KKB dan tim langsung melakukan tembakan balasan ke arah tembakan,” ujarnya.

Atas peristiwa saling tembak itu, lanjut Benny, tak terdapat korban jiwa dari aparat TNI-Polri. Pihak teroris kemudian kabur dari kejaran aparat.

“Saat ini personel gabungan masih melakukan penjagaan dan patroli di seputaran. rm.id

Komentar:
Bapenda
ePaper Edisi 03 Mei 2024
Berita Populer
10
Inisial B

Opini | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo