TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Luhut: Gaji Buruh China Kemahalan

Laporan: AY
Minggu, 19 Februari 2023 | 10:54 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sudah jauh lebih baik dan bersaing dengan buruh asing. Karena itu, kata Luhut, daripada pakai buruh China yang gajinya kemahalan, mending industri pakai buruh lokal.

Pernyataan itu disampaikan Luhut saat bertemu dengan sejumlah peneliti terkemuka di Australia National University baru-baru ini. Pertemuan ini, dia upload di akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, kemarin.

Dalam paparannya, Luhut menegaskan, SDM Indonesia sudah jauh lebih berkembang. Ini ditandai dari banyaknya pembangunan politeknik industri untuk pengembangan SDM. Bahkan, dia mengajak mereka untuk datang secara langsung melihat bagaimana transfer teknologi yang dilakukan Indonesia.

“Pendidikan kita telah berkembang. Jawa bukan lagi jadi tempat politeknik terbesar di Indonesia,” kata Luhut.

Karenanya, mantan Menko Politik Hukum dan Keamanan itu pede ke depan Indonesia tidak lagi membutuhkan tenaga kerja asing (TKA). Sebab, upah TKA mahal.

“Industri itu membutuhkan orang yang mampu mengoperasikan mesin. Karena jika industri mengambil karyawan dari China, membutuhkan biaya lebih tinggi,” ungkapnya.

Untuk itu, ia berharap, para akademisi ANU dapat membuktikan keseriusan Indonesia secara langsung lewat kunjungannya. Sebab, membangun infrastruktur dan SDM yang terdidik dan terampil tidak cukup satu pihak. Perlu sinergi.

"Harapan saya sederhana, agar trust yang sama-sama kita butuhkan muncul karena sudah kalian buktikan sendiri termasuk dengan apa yang terjadi di Papua saat ini,” ungkap dia.

Selain itu, Luhut menegaskan Indonesia bukan negara kecil yang lemah alias republik pisang. Indonesia sudah jauh lebih berkembang daripada yang diketahui banyak negara. Perekonomian Indonesia tetap terjaga di tengah banyak negara menjadi pasien IMF akibat pandemi Covid-19.

"We’re not banana republic. Saya sampaikan kepada mereka bagaimana perekonomian kita pasca pandemi dan gejolak perekonomian global yang tak kunjung usai ini malah tetap tumbuh dan resilien meski banyak negara lain tertekan karena kedua krisis tersebut,” jelas dia.

Menurutnya, kondisi ini dapat dicapai karena Indonesia terus berfokus dalam mengembangkan industri hilir. Adapun tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah kekayaan alam Indonesia.

Kalian bisa lihat bagaimana industri hilirisasi benar-benar kita bangun dari hulu ke hilir. Selain memberi nilai tambah kepada kekayaan alam Indonesia, kami juga memberi nilai tambah kepada sumber daya manusia Indonesia,” beber dia.

Sebelumnya, kesenjangan gaji antara buruh lokal dan China jadi omongan di dunia maya dan dunia nyata. Menurut mereka buruh China digaji lebih mahal dari buruh lokal.

Bahkan, Ekonom Senior, Faisal Basri membongkar, besaran gaji buruh China di Indonesia. Menurut informasi yang ia dapat, besaran gaji buruh China mencapai Rp 17 juta hingga Rp 54 juta.

“Apakah mereka tenaga ahli? Ya tidak, gaji mereka itu Rp 17 juta sampai Rp 54 juta,” katanya belum lama ini.

Lalu apa kata pengamat soal pernyataan Luhut? Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet mengamani omongan Luhut.

Tapi, kata dia, di beberapa posisi, buruh lokal belum bisa bersaing dengan buruh asing. Dia mencontohkan posisi manajerial atau yang lebih tinggi.

“Bicara konteks saat ini kita relatif masih membutuhkan tenaga kerja asing untuk beberapa posisi, dalam konteks relatif terbatasnya sumber daya dalam negeri untuk mengisi posisi tersebut,” ujarnya Yusuf kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.

Yusuf meminta, untuk posisi yang sudah bisa dipegang buruh lokal, sebaiknya pemerintah melarang digantikan oleh buruh asing. Hal ini, agar investasi yang masuk bisa menyerap tenaga kerja dan menghidupkan ekonomi.

Ke depan, kata dia, pemerintah juga harus meningkatkan kualitas buruh lokal supaya makin berdaya saing.

“Saat ini banyak di antara tenaga kerja Indonesia yang didominasi oleh lulusan SMP ke bawah, sehingga saya pikir para pekerja ini masih membutuhkan peningkatan skill,” tukasnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo