TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Diskusi Universitas Paramadina Dan LP3ES

Temui Putin Dan Zelensky Jokowi Lakukan Double Track Strategy

Laporan: AY
Senin, 04 Juli 2022 | 17:20 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden Zelensky. Foto : Istimewa
Presiden Joko Widodo dan Presiden Zelensky. Foto : Istimewa

JAKARTA - Inisiatif perdamaian pemerintah Indonesia melalui pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Vlodimir Zelensky patut diapresiasi.

Director Paramadina Graduate School of Diplomacy Dr. Phil. Shiskha Prabawaningtyas menegaskan, peran misi damai Indonesia tidak bisa dilepaskan dari mandat Presidensi G20. "Patut diapresiasi. Politik luar negeri kita memang bebas aktif," kata Shiska saat Seminar Online Universitas Paramadina bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Minggu (3/7).

Dikatakan, dalam jangka pendek, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 mendatang diharapkan akan berjalan lancar. Dalam jangka menengah, Indonesia akan concern ke masalah tata kelola keuangan dan fiskal moneter dunia paska pandemi dan imbas perang Rusia-Ukraina terkait juga krisis pangan dunia.

Untuk jangka panjang, diharapkan perang Rusia-Ukraina tidak berlarut-larut dan mengganggu keseimbangan baru dunia. Karenanya, peran Indonesia amat penting.

"Indonesia juga mendapat mandat PBB sebagai bagian dari global crisis respon group, di tengah keseimbangan baru dunia Rusia-China, USA-G7, dan lainnya," tuturnya.

Sedangkan, Dr. Ahmad Khoirul Umam, Managing Director Paramadina Public Policy Institute menyatakan, kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah bagian dari double track strategy.

Bagaimanapun, kata dia, agenda KTT G20 di Indonesia merupakan pertaruhan reputasi yang sangat besar. Berbeda dengan situasi KTT G20 sebelumnya. Karenanya, beban Indonesia sebagai Presidensi G20 amat berat, khususnya paska perang Rusia-Ukraina.

Konstalasi dan dinamika negara G20 amat riskan, terakhir walkout-nya sejumlah menteri keuangan pada meeting G20 di USA menjadikan sikap clear di barisan negara barat terkait agresi Rusia.

"Langkah Presiden Jokowi menemui langsung Zelensky di Ukraina dan Putin di Rusia, merupakan langkah berani dan harus diapresiasi sebagai langkah all out dalam upaya menyukseskan agenda KTT G20 di Indonesia," tuturnya.Langkah double track strategy Jokowi pertama, menyentuh aras elit. Diterangkan, konflik Rusi-Ukraina bukan semata pertaruhan dua negara. tetapi ada kekuatan-kekuatan besar di balik konflik tersebut.

Elit dimaksud adalah elemen-elemen yang ada di kelompok G7. Para pemegang 31 persen kekuatan ekonomi dunia sementara G20 pemegang 80 persen GDP dunia. "Dengan melakukan komunikasi level elit dunia tersebut merupakan sebuah strategi komunikasi yang baik untuk sukseskan agenda KTT G20 November mendatang," tambahnya.

Kedua, Presiden Jokowi yang langsung menukik ke persoalan utama untuk upaya penghentian perang adalah langkah cukup strategis. Hadirnya Jokowi di Ukraina dan Rusia menjadikan jeda tempur sesaat pada hari-hari tersebut.

Agenda KTT G20 diharapkan juga menciptakan cease fire atau gencatan senjata perang Rusia-Ukraina. Juga menjadikan awal economic recovery dunia yang terus berlanjut.

"Langkah Jokowi ke Ukraina dan Rusia juga diharapkan mengembalikan dunia pada multilateralisme agar dunia tidak lagi masuk ke dalam zona pertarungan ego antar elit dunia," harapnya.

Sementara itu, Dosen UPN Veteran Jakarta Dr Bambang Susanto memuji, Presiden Jokowi adalah satu-satunya pemimpin di Asia yang melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia.

Dalam situasi yang kurang menguntungkan bagi dunia saat ini, Indonesia menjadi Presidensi G20 dengan agenda KTT G20 November 2022 mendatang. Perlu upaya-upaya keras untuk menyukseskan hajatan tersebut.

"Semoga situasi krisis antara Ukraina dan Rusia bisa terjembatani oleh kunjungan Jokowi ke dua negara tersebut," harapnya.(FM/AY/rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo