TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Anaknya Disebut Monopoli Bisnis Lapas, Yasonna: Bohong Besar, Nggak Ada!

Laporan: AY
Selasa, 02 Mei 2023 | 12:47 WIB
Menkum Dan HAM Yasonna Laoly.  Foto : Ist
Menkum Dan HAM Yasonna Laoly. Foto : Ist

JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly membantah tudingan yang menyebut bahwa anaknya, Yamitime Laoly, memonopoli bisnis di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) lewat Jeera Foundation.

"Ah bohong besar itu, nggak ada," tegas Yasonna di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5).

Dia mengakui, Jeera Foundation memang memiliki kerja sama dengan beberapa Lapas di Indonesia. Yasonna menjelaskan, Jeera Foundation juga pernah meminta Tio Pakusadewo yang merupakan mantan terpidana kasus narkoba, melatih para warga binaan. 

Ia menyebut, pihak Lapas Cipinang, tempat Tio mendekam, akan memberikan penjelasan soal beredarnya informasi tersebut.

"Jeera Foundation itu yayasan yang membina napi, barista, mereka memang ada kerja sama dengan koperasi di tempat dia itu. Tio (Tio Pakusadewo) pernah diminta pelatih. Tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan. Bahkan dia pernah dimasukkan ke straft sel. Nanti biar karutan yang menjelaskan," ungkap Yasonna.

Sementara itu, Karutan Cipinang Ali Sukarno juga membantah soal adanya monopoli dagang yang dilakukan Jeera Foundation.

Dijelaskannya, Jeera Foundation merupakan pihak ketiga yang ditunjuk melalui MoU. Lembaga ini bergerak dalam bidang pembinaan kepribadian dan kemandirian bagi warga binaan.

Selama beberapa tahun jadi mitra pada bidang pembinaan, Jeera Foundation telah banyak berkontribusi dalam mengembangkan keterampilan dan kemandirian bagi warga binaan.

"Adapun bidang kemandirian yang disponsori oleh Jeera Foundation di antaranya adalah pelatihan barista, pelatihan kerajinan kulit, pelatihan barbershop, pelatihan seni musik, pelatihan seni lukis, pelatihan seni peran, pelatihan pembuatan tempe, pelatihan laundry dan lain sebagainya,” tutur Ali.

Ali menilai melalui kolaborasi dengan Jeera Foundation telah banyak memberikan kontribusi dalam mengembangkan kemandirian bagi warga binaan yang akan menghadapi dunia luar setelah mereka selesai menjalani masa pidana.

Selain itu, dengan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis, Jeera Foundation juga telah mendorong peningkatan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) Rutan Kelas I Cipinang sebagai bagian dari upaya membangun negara.

Jadi tidak benar kalau ada yang menyebut Jeera Foundation adalah korporasi yang bergerak di bidang perdagangan (retail) di Rutan Kelas I Cipinang, apalagi memonopoli dan mengintervensi kebijakan internal Rutan Kelas I Cipinang. Selain Jeera, kami juga punya beberapa mitra lain yang bekerja sama dengan Rutan, jadi tidak benar ada monopoli,” paparnya.

Pihak Jeera Foundation dalam keterangan tertulisnya juga membantah bahwa mereka merupakan retail yang seperti isu yang beredar. 

Jeera Foundation (Yayasan Jeera Indonesia) adalah sebuah Yayasan yang resmi dan terdaftar di Berita Acara Kementerian Hukum dan Ham.

Yayasan ini merupakan wadah bagi warga binaan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas agar kembali diterima masyarakat.

"Kami bekerja sama dengan Rutan Cipinang dan DPD KNPI Jakarta melakukan program pelatihan dan pembinaan. Kami bahkan juga memasarkan karya warga binaan, bahkan sampai ke luar negeri,” ujar founder Jeera Foundation, Yamitema Laoly.

Yamitema Laoly juga menambahkan, dalam rangka pembinaan, Yayasan Jeera pernah bekerja sama dengan banyak pihak termasuk dengan UNODC (United Nations Office on Drugs and Crimes), Parsons School of Design New York, lembaga pemerintah, dan berbagai pihak lain.

“Yayasan Jeera sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai elemen yang memiliki semangat yang sama,” pungkasnya.

Sekadar latar, beredar kabar anak Menkumham Yasonna Laoly, Yamitema Laoly menjadi sorotan karena disebut sebagai sosok anak menteri yang terlibat bisnis di dalam lapas.

Dugaan ini mencuat usai aktor Tio Pakusadewo menyebut adanya bisnis dan monopoli di dalam penjara yang melibatkan anak menteri lewat potongan video yang telah diedit.

Adapun dugaan yang menyeret Yamitema Laoly dan perusahaannya PT Natur Palas Indonesia disampaikan oleh akun Twitter @PartaiSocmed.

"Yang dimaksud Tio Pakusadewo pada bagian akhir video ini adalah Jeera Foundation dengan perusahaannya PT Natur Palas Indonesia yang memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa Lapas besar, dimana anak Yasonna Laoly jadi Chairman dan Co Founder," cuit @PartaiSocmed.

Jeera Foundation yang berdiri sejak 23 Juni 2016 lalu, tidak hanya memproduksi kopi. Namun juga, multimedia meliputi pelatihan fotografi, musik, kerajinan kulit seperti pembuatan tas yang dikolaborasi dengan tenun Indonesia, aksesoris tas, lukisan, gelang, dan desain baju yang nantinya dipasarkan ke masyarakat.

Akun @PartaiSocmed menyebut, Jeera Foundation yang dikelola Yamitema Laoly diduga memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa lapas besar. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo