TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Nembak Kaca Kantor MUI, Lalu Nembak Diri Sendiri

Nabi Palsu” Mati Karena Jantungan

Laporan: AY
Rabu, 03 Mei 2023 | 08:37 WIB
Kaca gedung MUI yang pecah karena ditembak.  Foto : Ist
Kaca gedung MUI yang pecah karena ditembak. Foto : Ist

JAKARTA - Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) jadi sasaran teror “nabi palsu”, kemarin. Usai melepaskan tembakan airsoft gun ke arah kaca, pelaku justru meninggal dunia saat diamankan karena serangan jantung.

Berdasarkan keterangan Polisi, pelaku itu bernama Mustofa NR, lahir di daerah Sukajaya, Lampung, 9 April 1963. Dia mendatangi Kantor MUI di Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 11.15 WIB menggunakan travel.

Ketika datang, Mustofa tampak mengenakan kemeja kotak-kotak dibalut jaket warna hitam. Celananya jeans berkelir gelap. Ia juga menenteng sebuah tas.

Sesuai prosedur, setiap tamu yang datang diperiksa petugas keamanan. Sembari menanyakan maksud dan tujuan kedatangannya.

Kepada petugas, Mustofa menyampaikan ingin bertemu dengan pegawai resepsionis bernama Bambang. Dia bisa menyebut nama karena sudah tiga kali datang ke Kantor MUI.

“Dia mengaku sebagai nabi dan ingin ketemu dengan Ketua MUI,” ujar Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas yang ada di lokasi kejadian.

Setelah itu, petugas keamanan mempersilakan Mustofa menemui Bambang di meja resepsionis. Di sini, pria berusia 60 tahun ini, menyampaikan ingin bertemu dengan Ketua MUI Miftachul Akhyar.

Lantaran pertemuan tidak bisa dilakukan dengan sembarang orang, permintaan itu tidak digubris. Namun, pelaku mendesak. Bambang dan salah seorang pegawai bernama Tri, berusaha menenangkannya.

Tiba-tiba, pelaku mengeluarkan senjata airsoft gun dan melepaskan tembakan tiga kali. Ada yang mengenai pintu kaca dan ada yang bersarang di punggung Bambang. “(Pak Tri) ada luka di tangan terkena serpihan pecahan kaca,” ungkap Anwar Abbas.

Usai penembakan, Mustofa langsung melarikan diri ke arah depan Kantor MUI. Petugas keamanan yang berjaga langsung menangkapnya. Tapi seketika itu, Mustafa tidak sadarkan diri.

Petugas kemudian membawanya ke Puskesmas Menteng untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, saat diperiksa oleh dokter, nyawa Mustafa telah melayang. Diduga, dia terkena serangan jantung.

Sementara kedua korban, dilarikan ke Rumah Sakit Agung Manggarai. Pegawai bernama Tri mendapat 10 jahitan di tangan. Sementara Bambang dilakukan visum untuk keperluan penyelidikan.

Usut punya usut, ternyata Mustofa pernah mengirim surat ke MUI untuk menemui salah satu pimpinan. Namun, surat itu tidak digubris, lantaran maksud dan tujuannya tidak jelas.

“Surat belum terkonfirmasi maksud dan tujuannya apa secara eksplisit. Kalau ditindaklanjuti juga belum tahu ditindaklanjutinya seperti apa,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni’am.

Kemudian, datang surat lanjutan. Kali ini ada tembusan ke Kapolda Metro Jaya. Niatnya masih sama, ingin bertemu pimpinan MUI. Surat itu tertanggal 23 Juli 2022. Di dalam suratnya, Mustofa mengancam akan mencari senjata api jika niatnya bertemu pimpinan MUI tidak dikabulkan.

Ia pun bakal menembak pejabat di negeri ini, terutama orang-orang MUI. Lantaran sudah lelah berjuang untuk mendapatkan keadilan. Namun, tidak dijelaskan apa masalahnya. “Surat ini yang kita temukan di dalam file setelah kita upayakan untuk mencarinya,” kata Ni’am.

Ia pun tak menyangka, jika pelaku benar-benar melakukan penembakan. Apalagi Ni’am dan Anwar Abbas ada di tempat kejadian. Beberapa pimpinan lain juga hadir, seperti Wakil Ketum MUI Buya Basri Bermanda dan KH Marsudi Syuhud.

Kata Ni’am, para pimpinan sedang melakukan rapat dari pukul 10.00 WIB sampai menjelang azan Zuhur. Mereka membahas soal halal bihalal dengan sejumlah ormas usai libur lebaran.

“Insiden terjadi pukul 11.15 WIB, tapi belum diketahui secara langsung, karena kita kan sedang rapat. Diketahuinya baru jelang penutupan, kurang lebih jam 11.40 WIB,” ungkapnya.

Apakah pelaku terindikasi ikut aliran sesat? Ni’am belum bisa menyimpulkan. Sebab perlu pendalaman dan kajian lebih lanjut.

Lalu apa motif pelaku? Ditemui dilokasi, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memastikan pihaknya akan mendalaminya. Karyoto sedikit membeberkan identitas pelaku. Kata dia, pelaku merupakan mantan narapidana kasus perusakan kaca Kantor Gedung DPRD Provinsi Lampung, pada tahun 2016.

Namun, Karyoto belum bisa bicara banyak. Sebab saat ini kasusnya masih dalam tahap penyelidikan. “Kami tidak bisa jelaskan satu-satu, ini masih kita akan teliti,” tegasnya

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengecam terjadinya penembakan di Kantor MUI. Menurutnya, tindak kekerasan tidak bisa dibenarkan, apa pun motif dan tujuannya. Ia pun meminta Polri bertindak cepat menangani peristiwa ini, sebab kejadian ini bukan hanya teror kepada MUI, tapi juga terhadap seluruh umat Islam. “Saya yakin Polri profesional,” tukas Menag. ((RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo