TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Beras Dan Cabe Mulai Jinak, Mendag Senang

Oleh: Farhan
Jumat, 05 Mei 2023 | 09:35 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Harga beras dan cabe mulai jinak. Bahkan, untuk cabe harganya turun drastis. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan senang dengan hal ini. Namun, di saat yang sama, politisi yang akrab disapa Zulhas ini, juga waswas dengan nasib para petani cabe.

Zulhas bersyukur, saat Lebaran kemarin, pasokan dan harga pangan aman. “Lebaran kemarin, ketersediaan bahan pokok dan harga terjangkau, cenderung turun. Kita bersyukur bisa melewati Lebaran dengan baik," ucapnya, usai Halal Bihalal, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, keberhasilan ini berkat kerja sama semua pihak, terutama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang telah mengkoordinir gubernur, bupati/wali kota di seluruh Indonesia untuk memantau harga dan inflasi. Peran Satgas Pangan juga tak kalah pentingnya. Ketika ada kenaikan harga di suatu daerah, Satgas Pangan langsung turun ke lapangan, mengecek apakah ada penimbunan. Sehingga tak butuh waktu lama untuk menormalkan kembali rantai distribusi.

Selain itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Perum Bulog, dan Kementerian Pertanian (Kementan) juga selalu mengontrol pasokan agar selalu tersedia. "Ini kolaborasi, kerja sama. Sehingga apa yang kita hasilkan ini, bukan hanya Kemendag, tapi semua pihak," ucap Ketua Umum PAN ini.

Zulhas lalu berbicara harga cabe. Kata dia, saat ini harga cabe di sejumlah daerah sudah turun. Bahkan turunnya drastis. Di Papua, harganya cuma Rp 20 ribu per kilogram (kg). Sementara di Makassar Rp 25 ribu per kg.

Kondisi inilah yang membuat Zulhas senang sekaligus waswas. Senang karena kini emak-emak bisa gampang membeli cabe. Waswas karena khawatir nasib para petani cabe. Dia pun berharap, harga cabe bisa normal, berada di tengah-tengah antara kemampuan masyarakat dengan keuntungan yang diperlukan petani.

Kalau bisa, agak naik. Kalau bisa harga cabe itu Rp 40 ribu. Kalau tidak Rp 40 ribu, kasihan petaninya. Apalagi kalau Rp 25 ribu, petaninya rugi. Sewa lahannya, pupuknya, nyewa orangnya, tekor," beber Zulhas.

Selanjutnya, Zulhas bicara mengenai beras. Mantan Ketua MPR ini menerangkan, harga beras premium mengalami penurunan. Hal ini disebabkan Operasi Pasar (OP) yang dilakukan Bulog. Harga beras Bulog dengan kualitas baik itu seharga Rp 9.450 per kg. Hal ini mendorong harga beras di pasaran turun Rp 200 per kg

Keberhasilan menurunkan harga barang-barang kebutuhan pokok ini diapresiasi Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan. Soal petani cabe yang terancam merugi, Daniel meminta Pemerintah mencarikan solusi. Kebijakan harga atas dan bawah perlu dipertimbangkan agar petani merasa dilindungi. Begitu juga konsumen ikut terlindungi, sebab dengan adanya batas atas, harga tidak melonjak terlalu tinggi.

"Penetapan harga atas (ceiling) dan bawah (floor) bisa menjadi salah satu opsi dalam mengatasi soal harga terutama harga pangan yang cenderung fluktuatif," terang Daniel, kemarin.

Anggota Komisi IV DPR Hermanto punya catatan berbeda. Hasil kunjungannya ke beberapa pasar selama Ramadan, justru harga sejumlah bahan pokok cenderung naik. Misalnya di Pasar Caringin, Bandung, Jawa Barat, dan di Pasar Sijunjung, Sumatera Barat. 

Soal harga cabe, Hermanto menilai, hal itu karena mekanisme pasar. Terlebih, belum ada aturan mengenai sayur-mayur yang dapat dikenakan Harga Eceran Tertinggi (HET). Sehingga, harga yang tersedia sangat bergantung pada supply and demand. 

Kebutuhan sayur-mayur kedudukannya tidak seperti beras. Beras itu bahan pokok, sayur-mayur itu pilihan, dan saling subtitusi. Nggak bisa Pemerintah intervensi (harga sayur mayur). Kecuali ketika ada yang menimbun barang," pungkasnya. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo