TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Elite Politik Lagi Tegang Menanti Putusan MK Tentang Sistem Pemilu

Hendrawan Supratikno: Sistem Tertutup Koreksi Politik Uang

Oleh: Farhan
Selasa, 30 Mei 2023 | 09:20 WIB
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno. Foto : Ist
Politikus PDIP Hendrawan Supratikno. Foto : Ist

JAKARTA - Partai politik dan para caleg sedang tegang, menunggu putusan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai gugatan uji materil sistem Pemilu. Ditolak atau diterima.

Kabar yang beredar di publik, adalah sistem Pemilu tertutup yang menang, dengan komposisi hakim MK bisa 6:3 atau 5:4.

Kabar bahwa MK akan menghapus sistem Pemilu terbuka dan menggantinya dengan sistem tertutup, dibeberkan ahli hukum tata negara, Denny Indrayana lewat akun Twitter-nya.

Denny mengaku mendapatkan informasi dari sumber ter­percaya, bahwa mayoritas hakim MK itu bakal mengabulkan gugatan tersebut. “Info tersebut menyatakan, komposisi putu­san 6 berbanding 3 dissenting,” kata Denny dalam keterangan tertulisnya.

Pernyataan Denny membuat pro kontra di publik. Ada yang menuding, Denny sedang memainkan psikologis hakim MK. Ada juga yang mendesak agar hakim MK jangan mengganti sistem Pemilu.

Politisi PDIP, Hendrawan Supratikno menyambut baik jika MK mengabulkan sistem tertutup. Menurut dia, seandainya yang dipilih adalah sistem tertutup, maka posisi parpol lebih kuat dibandingkan Caleg.

"Kantor-kantor partai akan jadi rumah aspirasi bersama. Seka­rang yang terjadi, rumah aspirasi anggota ramai, kantor parpol sepi," kata Hendrawan.

Namun, Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi menganggap, sistem Pemilu tertutup yang mencoblos tanda gambar partai politik saja, akan merusak sistem demokrasi, melanggar prinsip Pemilu yang demokratis, yang ditandai oleh one person, one vote, one value (OPOVOV). "Suara rakyat adalah suara Tuhan, tidak akan terwujud dalam sistem Pemilu tertutup," tandasnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Hendrawan Supratikno mengenai hal ini.

Denny Indrayana membeberkan, hakim MK akan mengabulkan soal proporsional tertutup. Bagaimana tanggapan Anda?

Denny Indrayana berspekulasi saja. Dengan berharap, spekulasi tersebut jadi persepsi kolektif bahwa telah terjadi kebocoran di MK.

Kira-kira apa tujuannya?

Dia berharap, MK mengubah putu­sannya menjadi sistem terbuka. Ini na­manya game theory (teori permainan).

Tapi, rapat Hakim MK baru dilakukan minggu ini (perkiraan Rabu/ Kamis). Maka, dapat disimpulkan, pernyataan Denny masuk kategori tanpa dasar (baseless).

Tapi, bagaimana jika informasi yang dibeberkan Denny benar?

Seandainya yang dipilih sistem tertutup, maka posisi parpol lebih kuat dari Caleg. Kantor-kantor partai akan jadi rumah aspirasi bersama. Sekarang yang terjadi, rumah aspirasi anggota ramai, kantor parpol sepi.

Menurut Anda, sistem propor­sional tertutup itu bagus?

Sistem tertutup seperti pedal rem. Politik uang yang begitu masif dan marak, sedikit banyak terkoreksi. Para caleg tidak bisa jadi "ATM" konstituen.

Apa kekurangan sistem propor­sional tertutup?

Caleg nomor urut bawah, banyak yang pasif atau bahkan mundur. Ini membuat parpol kesulitan memaksi­malkan mesin elektoralnya.

Dengan kelemahan dan kelebi­hannya, apakah PDIP siap dengan sistem tertutup?

PDIP siap pada segala cuaca. Kami telah bertarung tiga kali dalam sistem ter­buka. Tapi, kami konsisten mengusulkan tertutup, sesuai amanat Konstitusi.

Dulu, sebelum putusan proporsional terbuka diambil (23 Desember 2008), kami membentuk tim kampanye ber­sama. Para kader guyub kelilingdae­rah kampanye bareng-bareng. Begitu MK buat putusan, tim tercerai berai. Kawan tiba-tiba berubah jadi lawan.

Harapan Anda?

Bila semua sepakat bahwa amanat Konstitusi harus ditegakkan, dan kekeliruan masa lalu harus dikoreksi, maka tak akan muncul keguncangan besar. Kita semua disadarkan untuk tidak lupa jalan pulang, kembali ke Konstitusi. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo