TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Survei Capres Terus Bermunculan

Ganjar-Anies Trend Naik, Prabowo Di Jalur Penurunan

Oleh: US/AY
Sabtu, 16 Juli 2022 | 16:04 WIB
Dari kiri. Menhan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (Ist)
Dari kiri. Menhan Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (Ist)

JAKARTA - Survei capres terus bermunculan. Sepekan terakhir, ada lima lembaga yang merilis survei capres. Secara umum, hasilnya kurang lebih sama. Posisi tiga besar masih ditempati Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Di survei-survei ini, Ganjar dan Anies dalam tren naik. Sementara, Prabowo berada di jalur penurunan.

Kemarin, ada dua lembaga yang merilis hasil survei capres. Yaitu, Indopol Survey and Consulting, dan Lembaga Survei Nasional (LSN).

Indopol menggelar survei pada 24 Juni-1 Juli 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 1.230 responden. Hasilnya, papan atas ditempati Ganjar, Prabowo, dan Anies. Namun, elektabilitas Prabowo turun signifikan, sementara elektabilitas Ganjar dan Anies naik.

Dalam simulasi terbuka, Ganjar berada di urutan pertama dengan mendapat dukungan 17,89 persen, atau naik 3,91 persen dari survei Juni 2022 sebesar 13,98 persen. Di posisi kedua Anies dengan raihan 16,42 persen, atau naik 6,01 persen dari survei Juni 2022 sebesar 10,41 persen. Sementara, elektabilitas Prabowo hanya 8,94 persen. Angka ini turun dibanding survei Januari 2022 yang masih 15,85 persen.

"Prabowo mengalami penurunan signifikan," kata Direktur Eksekutif Indopol Ratno Sulistiyanto, saat paparan survei secara daring, kemarin.

Dalam simulasi tiga nama, posisi tidak berubah. Ganjar di posisi puncak dengan 29,92 persen, disusul Anies 24,96 persen, dan Prabowo 16,34 persen.

Hasil survei ini mirip dengan survei Parameter Politik Indonesia yang dirilis Selasa lalu. Dalam survei itu disebutkan, Ganjar, yang biasa di posisi kedua, sudah naik ke posisi pertama. Elektabilitas Ganjar sudah unggul 6 persen dibanding Prabowo. Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Ganjar mencapai 32,2 persen, diikuti Prabowo 26,4 persen, dan Anies 22,3 persen.

Rabu kemarin, Charta Politika juga merilis hasil survei capres. Survei digelar di tiga provinsi di Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tiga provinsi ini dipilih karena paling banyak pemilihnya. Hasilnya Ganjar unggul di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Prabowo unggul di Jawa Barat. Sementara Anies berada di posisi kedua di tiga provinsi itu.

Hasil agak beda disajikan Lembaga Survei Nasional (LSN). LSN menggelar survei pada 10-24 Juni 2022 dengan mewawancarai 1.500 responden. Hasilnya, Prabowo berada di puncak dengan elektabilitas 29,5 persen.

Di bawahnya ada ada Ganjar dengan 20,9 persen, dan Anies 18,5 persen. Di papan tengah ada nama Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno. Sementara di papan bawah ada Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar.

Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry menyampaikan, tingkat keloyalan calon pemilih belum terlalu mantap dengan capres pilihannya saat ini, yakni baru sebesar 52 persen.

"Artinya, tingkat swing voters atau pemilih yang masih mungkin berubah dari capres pilihannya saat ini masih cukup tinggi," kata Gema, dalam konferensi pers, kemarin.

Meski elektabilitas Prabowo mengalami tren penurunan, Partai Gerindra tampak tak terpengaruh. Partai berlambang kepala garuda itu tetap konsisten akan mendorong ketua umumnya untuk nyapres. Beberapa daerah pun sudah siap menggelar deklarasi.

Salah satunya yang dipersiapkan DPD Gerindra Sulawesi Selatan. Ketua DPD Gerindra Sulawesi Selatan Andi Iwan Darmawan Aras mengatakan, deklarasi Prabowo capres di Sulsel akan digelar akhir Juli ini. Deklarasi akan digelar bertepatan dengan pelantikan pengurus DPD Gerindra Sulsel.

Pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno mengatakan, elektabilitas capres masih sangat mungkin berubah. Soalnya, belum ada yang mencapai angka psikologis yakni mencapai 40 persen. Saat ini, elektabilitas capres masih ada di kisaran 20-30 persen.

Adi menyampaikan, menjelang pilpres, perubahan elektabilitas itu akan makin kentara. Bisa naik atau bisa makin turun. Tergantung siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi. Kesalahan memilih cawapres bisa membuat capres kesulitan bertarung di pilpres.

Hal senada disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Kata dia, para tokoh saat ini masih punya peluang untuk meningkatkan elektabilitas. Belum terlihat ada capres yang dominan atau berpeluang besar. Kekuatan semua capres relatif sama, masih berada di level 20-30 persen.

Waktu yang tersisa ini masih bisa digunakan untuk tebar pesona. Selain itu, ia menekankan, peluang capres sangat tergantung pada siapa cawapres yang akan dipilihnya.

“Cawapres berperan untuk menutupi kekurangan karakter capres. Di saat yang sama, juga mendongkrak elektabilitas yang dimiliki pasangan capresnya," kata Ujang, tadi malam.

Ia mencontohkan saat Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya untuk menutupi kekurangan dalam isu agama pada Pemilu 2019. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo