Masih Pengurus PKB
Yaqut Tak Pernah Diundang Rapat

JAKARTA - Hingga Jumat (6/10/2023), ancaman PKB untuk mendisiplinkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas belum terjadi. Kendati demikian, peran Yaqut di PKB, mulai tak dianggap. Meskipun masih pengurus PKB, Yaqut tak pernah diundang rapat lagi.
Ancaman untuk mendisiplinkan Yaqut sebagai kader, pertama kali dilontarkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Gus Jazil-sapaannya, tak terima, Yaqut yang merupakan anak buah Muhaimin Iskandar di PKB, malah bicara yang bisa merugikan bosnya.
Wakil Ketua MPR itu menganggap, pidato Yaqut soal jangan pilih pemimpin bermulut manis dan jualan agama, telah merugikan Imin yang sudah deklarasi sebagai Cawapres Anies Baswedan. Omongan Yaqut, dianggap Gus Jazil, seperti buzzer yang dibayar untuk menyerang lawan politik.
Namun, hampir sepekan ancaman itu dilontarkan, PKB belum juga memanggil Yaqut. Padahal, Yaqut mengaku bersedia hadir bila Imin dan anak buahnya di PKB melayangkan surat pemanggilan.
Diketahui, sebelum menjabat Menag, Yaqut merupakan anggota DPR Fraksi PKB. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjatah Yaqut sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR. Namun, setelah diangkat menjadi Menag, Yaqut disebut-sebut bukan representasi PKB, melainkan PBNU. Yang mana, Yaqut merupakan Ketua Umum GP Ansor.
"Nggak ada tuh (panggilan). Sampai sekarang nggak ada panggilan," ujar menteri yang akrab disapa Gus Men itu.
Ketua Umum GP Ansor itu mengaku hingga saat ini masih berstatus sebagai pengurus PKB. Sehingga, bakal lebih mudah kalau PKB benar-benar mau memanggilnya dengan dalih mendisiplinkan.
Karena nggak pernah diundang rapat. Tapi kalau komunikasi dengan teman-teman, WhatsApp dan telepon, masih," kata Yaqut di Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (6/10/2023).
Akibat ulahnya ini, PKB menyebut dia sebagai buzzer. Untungnya, Yaqut tak ambil pusing. Menurutnya, siapapun berhak menilai seseorang, termasuk dirinya.
"Orang itu berhak memberikan apresiasi, menilai, atas diri kita, kita ini kan buku kosong yang bisa dicoret-coret apa saja. Terserah orang beranggapan tapi secara prinsip, saya tidak akan bergeser dari keyakinan saya," tegas adik dari Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf itu.
Terpisah, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo berharap agar Yaqut menyudahi polemik yang terjadi. Karena dampaknya cuma merugikan Yaqut.
"Menurut saya, hal seperti ini akan merugikan Gus Yaqut sendiri, ruang geraknya agak terbatas. Kecuali calon yang dia dukung (pasti bukan AMIN) sudah pasti menang," nilai Rio lewat pesan singkat kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) Jumat (6/10/2023).
Dia khawatir publik menyikapi negatif setiap nyinyiran Yaqut ke PKB atau AMIN. "Tentu ini tak elok sebagai pejabat ikut cawe-cawe soal Pilpres ya, kurang patut ikut mengomentari yang bukan urusannya. Apalagi berasal dari partai yang sama," imbuh dia.
Menyoal elektabilitas AMIN, menurut Rio ajakan Yaqut untuk tidak memilih Anies cuma sia-sia. Justru malah naik dengan konsolidasi NU di bawah PKB. Terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Namun demikian belum akan melampaui elektabilitas Capres PDIP Ganjar Pranowo," pungkas Rio.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu