TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Gonjang-ganjing, Drama Politik?

Oleh: Farhan
Selasa, 24 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Masih ada yang menduga, “jangan-jangan, gonjang-ganjing ini hanya drama “Bertanding untuk Bersanding”. Pura-pura bertarung seserius dan sereal mungkin, dan pada akhirnya, nanti, kembali bersatu.

Namun, sepertinya tidak. Ini benar-benar serius. Dalam sebuah kesempatan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri misalnya, dengan lantang mengatakan, “siapa yang bermanuver, keluar! Karena, tidak ada di PDI Perjuangan yang namanya main dua kaki atau tiga kaki! …Lebih baik keluar daripada saya pecati kamu!”

Ancaman itu sangat tegas dan jelas. Karena itu, rakyat menunggu, bagaimana sikap PDIP terhadap dinamika politik sekarang.

Ambil contoh, kasus Gibran Rakabuming Raka. Apakah PDIP akan memecat Gibran? Ataukah akan menunggu surat pengunduran diri dari Gibran? 

Ataukah Gibran akan tetap menjadi kader PDIP walau dia akan bertarung di Pilpres melawan rekannya sendiri, Ganjar Pranowo? Menarik ditunggu.

Bagi Gibran, kalau dipecat dari PDIP, dia bisa mendapat predikat “yang terzalimi”. Secara politik, ini bisa menguntungkan. Karena, orang Indonesia kerap bersimpati terhadap mereka yang dizalimi.

Sekarang, dalam kisah penuh gejolak dan rumit, semua tokoh dan parpol punya potensi untuk dipersepsikan sebagai “korban” yang dizalimi. 

Sejauh ini, langkah PDIP terlihat lebih matang. Tidak keras. Soft saja. Penuh perhitungan. Tidak seperti beberapa partai politik yang terkesan sangat reaktif sehingga terlihat serba salah dan serba nanggung.

Dalam beberapa hari ini, politik Indonesia sepertinya akan sangat panas. Suhunya bisa mencapai 37 derajat celcius dan terasa seperti 43 derajat.

Saking teriknya, ada yang meramal akan terjadi “Perang Bharatayudha”. Perang hebat di padang Kurukshetra itu berlangsung selama 18 hari. Antara pihak Pandawa dan Kurawa. Motifnya: perebutan kekuasaan.

Ada pula yang menyebutnya hanya sebuah drama politik. Pemanis sebuah sandiwara. Jadi, jangan terlalu dirisaukan. Karena, pada akhirnya semua akan baik-baik saja. Semuanya akan saling menjaga. Damai.

Satu yang pasti dan tak pernah berubah: jangan sampai rakyat menjadi korban. Karena, bisa saja, di di level tertentu telah terjadi “kesepakatan bersama”, akan damai aman tentram. Atau, bisa juga saling “kunci”. Sementara di bawah, rakyat telanjur bertarung habis-habisan. Terjadi polarisasi lagi. Ini yang perlu dimitigasi.

Dan pada akhirnya akan terlihat, siapa pemenangnya, siapa pula yang rugi. Sampai datang pemilu berikutnya, kembali gegap gempita dengan beragam intrik dan janji.

Di tengah semua itu, rakyat tetap diancam gonjang-ganjing dan gegap gempitanya sendiri: harga-harga yang terus melambung atau daya beli yang menurun. Bagi rakyat, ini real. Nyata. Bukan sandiwara.(*)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo