TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Siapapun Pemenang nya, Jokowi Akan Kenalkan Presiden Baru Ke Para Sahabatnya

Oleh: Farhan
Minggu, 24 Desember 2023 | 09:09 WIB
Presiden Jokowi saat makan siang bersama ke 3 Capres. Foto : Ist
Presiden Jokowi saat makan siang bersama ke 3 Capres. Foto : Ist

JAKARTA - Meski masih ada satu tahun lagi pemerintahannya, Presiden Jokowi sudah punya rencana di masa transisi pemerintahannya nanti, akan kenalkan Presiden terpilih dengan pimpinan negara lain yang selama ini jadi sahabat baiknya. Misalnya, dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Bin Zayed (MBZ) dan Perdana Menter Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS).

Keinginan Jokowi itu diungkap  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan. Kata Luhut, dirinya kembali diberi arahan Jokowi usai menjalani perawatan dan pemulihan dari penyakit. Salah satu arahan Jokowi kepadanya, yakni akan memperkenalkan Presiden baru kepada Kepala Negara sahabat.

"Pak Jokowi akan mengenalkan Presiden terpilih itu kepada teman-teman kepala-kepala negara MBS, MBZ," kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual Kemenko Marves yang bertajuk "Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas 2045", di Badung, Bali, Jumat (22/12/2023).

Perkenalan itu, kata Luhut, akan dilakukan di masa transisi pemerintahan. Yakni jelang masa Jokowi pensiun dan menuju pada pemerintahan yang baru.

"Beliau (Jokowi) sebutkan begitu dan Itu tujuannya adalah supaya proses transisi berjalan smooth," sambungnya.

Luhut menuturkan, dalam 9 tahun kepemimpinannya, Jokowi banyak membangun relasi dengan banyak Kepala Negara di dunia. Tak hanya dalam hubungan formal kenegaraan, kata Luhut, Jokowi juga membangun kedekatan personal dengan sejumlah Kepala Negara.

"Membuat teman nyaman itu nggak gampang. Kalau Anda hanya (berhubungan) formal tidak akan menyelesaikan masalah. Bilateral nggak selesai, harus ada personal konteks," tambahnya.

Luhut mengatakan, apa yang sudah dijalankan pemerintahan Jokowi selama 9 tahun terakhir harus dilanjutkan Presiden terpilih. Mengingat akan berpacu menjadi Indonesia Emas pada 2045. "Menjadi negara dengan income tinggi harus tumbuh di atas 6 persen, sekarang kita masih di 5 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, masalah baru akan terus muncul dan berdampak pada ekonomi nasional. Karenanya, ia berharap Presiden terpilih nantinya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi meski dunia tengah menghadapi krisis pangan.

"Kita kehilangan waktu 3 tahun, Covid-19 lebih 2 tahun dan segala proses penanganan Covid-19 waktu itu dan global, sekarang masalah 5 tahun ke depan ini masalah pangan dunia," ucap dia.

Seperti diketahui, selama menjadi Presiden RI, Jokowi dikenal cukup akrab dengan Pangeran MBS dan Pangeran MBZ. Dalam berbagai forum kenegaraan, Jokowi tampak akrab dengan MBS dan MBZ.

Misalnya dengan Saudi, Indonesia memang memiliki hubungan diplomatik yang hangat. Apalagi, RI memiliki jemaah haji terbesar tiap tahun, ini membuat hubungan kedua negara semakin signifikan.

Kedekatan Jokowi dan MBS juga tercermin saat MBS ke Indonesia menghadiri KTT G20 Bali pada 2022. Ketika itu, mereka saling tertawa di beberapa momen dan tampak akrab.

Oktober 2023, Jokowi baru saja melakukan kunjungan kerja ke Saudi. Dia diterima langsung MBS di Istana Al Yamamah, Riyadh. Dalam kunjungan tersebut, kedua negara sama-sama membuat 3 poin kesepakatan. Yakni, kerja sama teknis antara Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Organisasi Standar, Metrologi, dan Kualitas Saudi; kerja sama di bidang pemuda dan olahraga; serta kerja sama jaminan produk halal.

Tak hanya dengan Saudi, Jokowi juga dekat dengan Pangeran MBZ. Bahkan, Jokowi tercatat beberapa kali bolak-balik ke UEA untuk bertemu dengan MBZ. Keduanya juga saling bertukar hadiah, mulai dari penamaan jalan, hingga yang terbaru pemberian masjid oleh MBZ untuk Indonesia.

Saat Jokowi menikahkan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, MBZ sampai mengirimkan putranya untuk menghadiri pernikahan ketua umum PSI itu. Putra MBZ yang bernama Khaled bin Mohammed bin Zayed itu pun datang langsung ke tasyakuran pernikahan Kaesang dan Erina Gudono.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, diplomasi internasional menjadi kunci bagi keberhasilan menarik investasi dan perluasan pasar ekspor. Hubungan baik yang dijalin Jokowi dengan negara-negara di Timur Tengah, ke depan harus tetap terjaga baik

"Mitra Indonesia di Timur Tengah (Timteng) selama sembilan tahun terakhir telah meningkatkan investasinya. Terutama di bidang infrastruktur dari jalan tol hingga energi terbarukan," aku Bhima saat dihubungi Redaksi, Sabtu (23/12/2023).

Dia mencontohkan salah satu perusahaan yang terlibat dalam pembangunan floating panel surya terbesar di Cirata berasal dari UEA, Masdar. Jadi, suksesor Jokowi harus memanfaatkan diplomasi selain mitra existing, juga mitra strategis lain di kawasan Timteng dan Afrika Utara.

"Semakin luas hubungan bilateral antar-negara, semakin besar peluang Indonesia menawarkan berbagai produk ekspor dan proyek investasi. Di tengah ekonomi yang terfragmentasi, pada akhirnya hubungan bilateral jauh lebih penting dibanding multilateral," jelas Bhima.

Hal senada disampaikan pengamat hubungan internasional Prof Hikmahanto Juwana. Menurutnya, hubungan baik yang dijalin Jokowi dengan sejumlah Kepala Negara, lebih dari sekedar bisnis dan urusan diplomatik.

"Kalau sudah berteman, maka Presiden tidak hanya kenal pemimpin negara, tetapi lebih dalam. Mengenal muka alias berteman karena ikatan emosional penting untuk memuluskan kerja sama. Antar pemimpin tinggal angkat telpon," pungkas dia.

Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan Jokowi kerap menyampaikan harapannya tentang kepemimpinan Indonesia ke depan. Jokowi berharap, Presiden terpilih nanti melakukan keberlanjutan atas capaian yang sudah dilakukannya selama ini.

Jokowi menilai, pemimpin selanjutnya tidak perlu mengganti visi dan orientasi pembangunan. Sebab, Jokowi tak mau bila Indonesia memulai semua hal kembali dari nol.

Salah satunya, pernyataan yang disampaikan Jokowi saat menghadiri Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) di Stadion Manahan, Solo, Rabu (20/9/2023). "Jangan sampai saat ganti pemimpin ganti visi, orientasi, sehingga kita harus mulai semuanya dari awal lagi," sambungnya.

Kepala Negara ini lantas menganalogikan hal tersebut seperti jenjang pendidikan yang harus terus berlanjut, mulai dari Sekolah Dasar atau SD hingga perguruan tinggi.

"Sudah SD, SMP, SMA, ganti pemimpin ganti visi lagi sehingga mulai lagi dari SD, SMP, SMA, kapan kita S1, S2, S3 dan seterusnya," tegas Jokowi.

Ia pun menegaskan, tanah air ini membutuhkan pemimpin yang konsisten dan berani mengambil keputusan. Menurutnya, bangsa ini butuh pemimpin yang konsisten dan berani mengambil keputusan.

"Berani mengambil risiko dan berani berhadapan dengan siapa pun dan dengan negara manapun untuk kepentingan negara dan bangsa," jelasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo