TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Mahfud Meradang, Sebut Pertanyaan Gibran Recehan, Green Inflation Tak Layak Dijawab

Oleh: Farhan
Minggu, 21 Januari 2024 | 22:43 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud Md meradang ditanya soal green inflation oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dalam Debat Cawapres kedua, di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1).
"Bagaimana cara mengatasi green inflation? Terima kasih," tanya Gibran, singkat.
Spontan, Mahfud interupsi terkait aturan penggunaan singkatan dan istilah dalam debat. Seperti diketahui, sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melarang penggunaan singkatan atau akronim dan istilah yang tidak lazim dalan debat Pilpres.
Interupsi Mahfud direspons oleh moderator. Gibran diminta memperjelas singkatan atau terminologi dari istilah green inflation tersebut.
Larangan itu diatur setelah polemik munculnya pertanyaan berupa singkatan di debat cawapres pertama yang dilontarkan Gibran ke cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar. Saat itu, Gibran mempertanyakan soal SGIE.
"Baik, tunggu dulu. Ini tadi tidak saya jelaskan karena beliau kan seorang profesor. Oke, green inflation ini adalah inflasi hijau. Sesimpel itu," jelas Gibran.

Mula-mula, Mahfud menjawab pertanyaan Gibran dengan panjang lebar. Mulai dari apa itu inflasi hijau berikut contoh dan kebijakannya.

Mahfud mencontohkan warga di tanah kelahirannya, yakni Madura. Karena orang Madura, menurutnya yang memelopori ekonomi hijau, ekonomi sirkuler dengan memunguti sampah-sampah seperti plastik dan material lainnya untuk diolah kembali menjadi bernilai ekonomi. 
"Ekonomi sirkuler itu sudah menjadi kesadaran masyarakat. Oleh sebab itu, Untuk mengatasi inflasi itu tentu yang paling gampang kan dengan kebijakan-kebijakan. Di atur saja jatahnya, kecenderungannya di sini begini, kebijakannya harus begini," terang Mahfud.
Di sisa waktu kurang dari 10 detik, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga masih menjelaskan tentang ukuran kemajuan suatu bangsa. Menurutnya ada lima. 

Pertama, pertumbuhan. Kemiskinan, ketimpangan dan dua lainnya. Tapi ada satu yang harus ditambahkan yaitu emisi," tutur Mahfud, serentak dengan bunyi alarm tanda waktu habis.
Ketika diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban Mahfud, Gibran justru menunjukkan gesture seakan-seakan tengah mencari sesuatu di bawah podium. Ia menunduk, lalu menoleh ke kiri, kanan dan depan lalu menaruh tangannya di kepala.

"Saya lagi nyari jawabannya prof Mahfud. Saya nyari-nyari ini di mana jawabannya. Kok enggak ketemu jawabannya. Saya tanya inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau," sentil Gibran.
Gibran lalu menjelaskan apa yang dimaksud dengan inflasi hijau itu dengan mencontohkan demo rompi kuning di Prancis. 

Bahaya sekali, sudah memakan korban. Kita harus antisipasi, jangan sampai terjadi di Indonesia. Kita harus belajar dari negara maju. Negara maju saja masih ada tantangan-tantangannya," terangnya.
Ia menyarankan agar transisi menuju energi hijau itu harus super hati-hati. Jangan sampai mengorbankan penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) dan proses transsisi yang mahal kepada masyarakat kecil. 
"Itu yang saya maksud inflasi hijau, prof Mahfud," respons Gibran.
Giliran Mahfud, cawapres nomor urut 3 ini balik menyerang balik Gibran. Menurutnya, jawaban yang diberikan oleh Gibran, ngawur.

"Saya juga mencari tuh, jawabannya ngawur juga tuh. Ngarang-ngarang gak karuan mengaitkan dengan sesuatu yang tidak ada," sindir Mahfud.
Secara akademis, kata Mahfud, pertanyaan semacam yang dilontarkan Gibran tersebut adalah recehan.
"Recehan. Oleh sebab itu tidak layak dijawab menurut saya. Oleh sebab itu saya kembalikan saja ke moderator. Ini tidak layak dijawab pertanyaan kayak gini. Gak ada gunanya menjawab," respons Mahfud.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo