TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

RS Premier Bintaro Gelar Seminar Soal Penyakit Jantung Bawaan Bayi

Oleh: Rudy
Selasa, 20 Februari 2024 | 16:51 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

PONDOK AREN - Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB), menggelar seminar bertajuk “Congenital Heart Disease Awareness” dalam rangka memperingati Hari Congenital Heart Disease (CHD) se-dunia.

Kegiatan yang digelar pada Minggu (18/2) lalu itu, diikuti oleh sebanyak 125 warga Bintaro dan sekitarnya. Pada seminar ini, ada 3 narasumber dokter yang berpengalaman yaitu dr. Didi Danukusuma. Sp.Og (K) Fetomaternal, Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K) dan dr. Febtusia Puspitasari, Sp. Jp.

Pada kesempatan tersebut, dr. Didi Danukusomo, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal RSPB, mengatakan bahwa ada 50 dari 1.000 kelahiran bayi di Indonesia yang berpotensi memiliki kelainan penyakit jantung bawaan (PJB).

“46% PJB terdiagnosis pada minggu pertama kehidupan, 88% pada usia anak 4 tahun. Rata-rata 50 per 1.000 kelahiran hidup. PJB merupakan kelainan bawaan berat yang dijumpai pada bayi yang baru lahir,” ucapnya.

Dijelaskan olehnya, faktor risiko PJB yaitu adanya kelainan kromosom, kelainan di luar jantung, aritmia jantung janin, penebalan nuchal transluency, plasenta monokorionik. Sementara, faktor risiko pada ibu dengan riwayat keluarga PJB, adalah penyakit metabolic, paparan teratogen, dan obesitas.

“Penyebab PJB Gen atau kromosom, lingkungan, pola makan ibu, kondisi kesehatan ibu, atau gangguan penggunaan obat ibu selama kehamilan, merokok selama kehamilan, PJB dapat oleh penyebab multifaktor,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp.A (K), mengungkap bahwa setiap 4,8 juta kelahiran di Indonesia setiap tahun 1%-nya berpotensi terkena penyakit jantung bawaan. Di satu sisi, dokter spesialis jantung anak di Indonesia sangat sedikit.

“Produksi SDM bedah jantung anak sulit karena memerlukan pendidikan yang cukup panjang untuk menjadi ahli, untuk saat ini baru 20% yang tertangani untuk anak yang terkena penyakit jantung bawaan. Solusinya diperlukan sistem, SDM, peralatan, dan dana yang cukup untuk menangani penyakit jantung bawaan,” ucap dr. Najib.

Melalui acara ini, dr. Febtusia Puspitasari, yang menjelaskan soal tata laksana penanganan penyakit jantung bawaan, berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait kondisi tersebut.

“Harapannya adanya pengetahuan ibu-ibu muda yang akan punya anak terkait penyakit jantung bawaan akan lebih meningkat lagi awareness-nya, sehingga angka penyakit jantung bawaan bisa ditekan,” tutupnya.

Sebagai informasi, acara ini diperingati setiap tahunnya pada tanggal 7 - 14 Februari untuk memberikan edukasi kepada masyarakat awam terkait kewaspadaan terhadap penyakit jantung bawaan bayi. RS Premier Bintaro pun juga selalu melakukan edukasi dengan melakukan IG Live.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo