TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Harga Beras Masih Meroket, Bulog Digeber Blusukan Ke Pasar Ritel Modern

Oleh: Farhan
Minggu, 25 Februari 2024 | 10:32 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berupaya mendistribusikan stok beras tak hanya di pasar tradisional, tetapi juga di pasar ritel modern. Upaya ini diharapkan ampuh menjinakkan harga beras yang meroket dan menjaga ketersediaan stok jelang Ramadan.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, berbagai faktor telah berkontribusi pada kenaikan harga beras. An­tara lain, kondisi cuaca yang mengakibatkan gagal panen di beberapa daerah penghasil be­ras, seperti Cianjur, Jawa Barat.
Lalu, musim panen mundur, akibat El-Nino yang menyebab­kan musim kemarau berkepanjangan, sehingga berdampak pada berkurangnya pasokan atau suplai beras.
“Kenaikan harga beras yang terjadi sejak awal Februari ini seharusnya sudah diantisipasi jauh-jauh hari,” ujar Azizah ke­pada Redaksi Sabtu (24/2/2024).
Pasalnya, kenaikan harga beras dan komoditas pangan lainnya sudah terjadi sejak September 2023 dengan harga Rp 12.685 per kilogram (kg), pada Februari 2024 naik hingga harga Rp 13.187 dan diperkirakan masih berlanjut hingga Ramadan dan Idul Fitri.

Dia khawatir, kondisi ini akan berdampak terhadap inflasi dan daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
Sebab, jika harga beras akan terus naik, biaya hidup secara ke­seluruhan pun akan meningkat. Karena ketika harga beras naik, biaya produksi makanan juga cenderung meningkat. Mengingat beras menjadi bahan baku dalam banyak produk makanan.

Kemudian, kenaikan biaya produksi ini dapat menyebabkan naiknya harga-harga lain. Lantaran, para produsen menaikkan harga produk mereka untuk menutupi biaya tambahan.
“Karena itu, di tengah fluktuasi harga yang kian meningkat, saat ini stabilisasi harga harus menjadi fokus utama untuk menghindari peningkatan inflasi,” katanya.
Sebagai informasi, berdasar­kan data dari panel harga PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis) pada 23 Februari 2024, harga beras kualitas bawah I se­harga Rp 14,450, naik 1,76 persen atau Rp 250 per kilogram (kg).

Sementara, harga beras medi­um II Rp 15,500, naik 1,31 persen atau Rp 200 per kg, beras kualitas super I seharga Rp 17.000, naik 1,49 persen atau Rp 250 per kg.
Menurut data yang dihimpun CIPS dalam Food Monitor, har­ga pada hari Pemilihan Umum (Pemilu) lebih mahal 15,41 persen dari harga rata-rata pada Februari tahun lalu.
Sejauh ini, sambung Azizah, Pemerintah memang telah men­gumumkan berbagai langkah un­tuk mengendalikan harga beras.
Salah satunya, Pemerintah melalui Bulog akan mengim­por 200 ribu ton beras yang didatangkan dari Thailand dan China hingga Maret 2024, untuk menjamin stok pasar.

“Diharapkan rencana impor beras ini bisa efektif menstabil­kan harga. Apalagi, menghadapi Ramadan yang akan dimulai pada pertengahan Maret,” katanya.

Selain impor, dia berharap Pemerintah juga bisa mengam­bil kebijakan lain yang dapat mengantisipasi permasalahan ketersediaan dan harga dalam jangka panjang.
Selayaknya menjadi fokus utama Pemerintah. Misalnya, peningkatan produktivitas melalui penggunaan input bermutu, perbaikan sarana dan prasa­rana pertanian, hingga kebijakan yang lebih terbuka pada perda­gangan internasional.
“Karena ini diperlukan untuk menjamin ketersediaan dan menjaga keterjangkauan masyarakat kepada harga pangan,” ucapnya.
Terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir kembali memastikan stok beras yang dimiliki Perum Bulog saat ini.

Bahkan secara nasional, Bulog sudah menyiapkan stok Cadan­gan Beras Pemerintah (CBP) dengan baik guna pelaksanaan program-program Pemerintah, seperti Bantuan Pangan Beras.
“Stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada 1,4 juta ton dan sangat cukup untuk kebutuhan penyaluran Bantuan Pangan Beras sampai dengan Juni,” ujar Erick, saat mendampingi Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bu­log Batangase Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2/2024).
Menurutnya, ketersediaan stok beras tersebut juga cukup untuk penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), serta menjelang puasa hingga Lebaran.
“Program bantuan beras ini terbukti efektif meredam gejolak harga beras yang terjadi sebagai dampak El Nino,” katanya.
Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menerangkan, salah satu tujuan dari program Bantuan Pangan Beras ini untuk mencukupi kebutuhan beras bagi keluarga penerima manfaat.

“Mereka yang mendapatkan bantuan tidak perlu lagi pergi ke pasar, mereka punya beras. Bagi keluarga yang tidak dapat pembagian (Bantuan Pangan), bisa membeli beras SPHP yang juga sudah semakin tersedia di mana-mana,” katanya.
Guna menyikapi situasi harga beras yang masih mengalami peningkatan, mulai Selasa (20/2/2024), pihaknya memiliki program Bulog SIAGA (akSI Amankan harGA) untuk menggelontorkan Beras SPHP, beras premium dan komodi­tas pangan lainnya secara langsung kepada masyarakat.

“Hal ini sebagai bentuk intervensi langsung penyediaan ko­moditi kepada konsumen lang­sung,” kata Bayu melalui siaran pers, Selasa (20/2/2024).
Dengan program ini, pihaknya ingin mendekatkan pasokan beras dan pangan lainnya kepada masyarakat, agar tak lagi mengalami kesulitan untuk mem­peroleh komoditi pangan murah.
Sejauh ini, program tersebut dilaksanakan di Wilayah Jakarta dan Jawa Barat, serta diutamak­an di lokasi atau pemukiman padat penduduk. Seperti rumah susun (rusun), kantor kelurahan, kantor kecamatan, kawasan industri dan lainnya.

Dia berharap, program Bulog SIAGA ini mampu mengurangi kontraksi harga, sehingga se­cepat mungkin dapat berdampak pada penurunan tensi harga beras di pasaran.
“Untuk meredam gejolak harga beras, di samping melak­sanakan Bantuan Pangan beras ke 22 juta KPM, Bulog juga gencar menggelontorkan beras SPHP ke seluruh saluran distri­busi yang ada,” katanya.
Terpenting, kata dia, Pemerin­tah menjaga ketersediaan paso­kan komoditi beras dan pangan lainnya dengan kuantitas yang cukup melimpah.
Hal ini menciptakan rasa aman bagi masyarakat dengan menyediakan komoditi pangan yang mencukupi, sehingga upa­ya menormalisasi harga beras saat ini dapat diwujudkan.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, terhambatnya proses distribusi beras memang menjadi salah satu penyebab penyaluran beras SPHP Bulog di pasar ritel modern terganggu.

“Ya, ada berbagai kendala lo­gistik, tapi kami sudah tahu per­masalahan logistiknya,” ujarnya, usai menghadiri perayaan Hari Pers Nasional (HPN) di Candi Bentar Hall, Putri Duyung Ancol, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024).
Meski begitu, Tiko-sapaan akrabnya memastikan, Perum Bulog tengah memasifkan pendistribusian beras. Bahkan, ditargetkan beras SPHP Bulog sudah akan masuk ke semua pasar ritel modern pekan ini.
Selama ini, penyaluran beras memang difokuskan di pasar-pasar tradisional besar. Namun, setelah beras SPHP terpenuhi di pasar tradisional, maka Bulog kembali memenuhi stok di ritel.
Dia mengingatkan, beras SPHP merupakan beras yang dialokasikan dalam program operasi pasar Pemerintah yang dijual dengan harga diskon. Se­lain itu, ada juga beras premium Bulog yang dijual dengan harga komersial. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo