TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Makan Siang Gratis, Tidak Akan Mengorbankan Dana BOS

Laporan: AY
Selasa, 05 Maret 2024 | 08:40 WIB
Zaki Iskandar Tenaga Ahli Menko Perekonomian. Foto : Ist
Zaki Iskandar Tenaga Ahli Menko Perekonomian. Foto : Ist

TANGERANG - Rupanya banyak kalangan masyarakat yang antusias dan tidak sabar menanti program makan siang gratis. Karena itulah, lahir simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Kamis (29/2/2024).
Ide simulasi ini murni inisiatif daerah yang ditanggapi positif oleh Kemenko Perekonomian.
Hal ini disampaikan Tenaga Ahli Kemenko Perekonomian untuk Pengentasan Kemiskinan Ekstrem, Ahmed Zaki Iskandar, saat bertemu dengan Redaksi, di BSD, Tangerang, Senin (4/3/2024). 

Dalam wawancara ini, Bupati Tangerang periode 2013-2023 itu mengupas tuntas mengenai simulasi makan siang gratis, sumber dana yang digunakan, sampai kecukupan gizinya.
Zaki menerangkan, program makan siang gratis adalah misi kemanusiaan pemerintah. Program ini hadir di tengah masyarakat untuk menangani gizi buruk dengan memberikan makanan yang baik.
Mengenai simulasi di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Zaki menjelaskan, sekitar 10 hari sebelum pelaksanaan, ada diskusi di Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Awalnya, membahas Program Gebrak Tegas (Gerakan Bersama Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Cegah Stunting) Kabupaten Tangerang, yang segera diluncurkan. Pemda Tangerang ingin peluncuran ini dihadiri Pemerintah Pusat.

“Di situ ada usulan mengundang Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto),” terang Zaki. Airlangga pun hadir dan menyaksikan simulasi program makan siang gratis tersebut di SMP Negeri 2 Curug.

Zaki memastikan, simulasi program makan siang gratis murni usulan daerahnya. Saat paparan di hadapan Airlangga, Pemda Tangerang mempersiapkan berbagai macam opsi.
“Bagaimana penyediaan makan siangnya, apa yang dibutuhkan, selain regulasi, dan juga bagaimana operasionalnya? Bahkan sampai mengusulkan apabila disetujui, saluran penganggarannya melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk yang spesifik, dengan dua rekening yang berbeda,” terangnya.
Banyak yang khawatir mekanisme-nya nanti mengganggu dana BOS yang sudah ada selama ini. Zaki menjamin, BOS reguler yang selama ini diterima sekolah tidak akan disentuh. Usulan dari Pemda Tangerang, pendanaan program makan siang gratis disalurkan melalui BOS spesifik. Penggunaannya berbeda dengan BOS reguler. “BOS reguler itu tidak terganggu oleh anggaran yang baru ini,” ucapnya.

Mengapa harus memakai BOS? Zaki menerangkan, melalui BOS, instrumennya ada, sudah lengkap. Mulai dari penyaluran, pelaksanaan, sampai pemeriksaan oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) dan Inspektorat.
Menurut Zaki, program ini menciptakan efek domino luar biasa. Karena memberdayakan pedagang mikro, yaitu penjual makanan di sekitar sekolah. Mereka yang nanti menyiapkan makan siang gratis untuk para siswa, setelah dikurasi oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.

Menurut Zaki, Airlangga dan beberapa Deputi Kemenko Perekonomian sangat antusias dengan simulasi makan siang gratis. Kemenko Perekonomian rencananya mengundang Pemda Tangerang untuk paparan detailnya.
Zaki melanjutkan, Kemenko Perekonomian tentu banyak menerima usulan terkait program makan siang gratis. Bukan cuma dari Kabupaten Tangerang.
Dari daerah lain, misalnya ada usulan penyaluran anggarannya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), dikirim ditransfer ke Pemda/Pemkot se-Indonesia.

“Tapi, apa pun ceritanya, usulannya, semua dijadikan bahan masukan bagi Kemenko Perekonomian,” ucapnya.
Kenapa Pemda Tangerang punya ide melakukan simulasi? Zaki menerangkan, ketika janji politik Prabowo-Gibran ramai diberitakan, terjadi diskusi di Kabupaten Tangerang. Antara lain di kalangan orang tua dan wali murid. Rupanya, masyarakat sangat antusias dan menanti pelaksanaan program tersebut.
“Kemudian Kadis Pendidikan Tangerang mengutarakan gagasannya, kenapa nggak kita coba di Tangerang? Nah, inilah yang menjadi pembahasan dan direalisasikan menjadi simulasi,” terangnya.
Apakah biaya Rp 15.000 per anak itu memenuhi kecukupan gizi? Zaki mengatakan, itu cukup. “Sudah dievaluasi, sudah dikurasi oleh ahli gizi, nutrisi dari setiap Puskesmas Kabupaten dan juga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang,” terangnya.

Contohnya, anggaran segitu cukup untuk menu gado-gado dengan lontong ataupun nasi, lauk dan buah, dengan total sekitar 580 kkal. Atau siomay dengan sayuran, telur dan tahu dengan buah mengandung sekitar 560-an kkal. Atau makanan paket terdiri dari nasi dengan telur semur dan sayur-mayur, juga dengan buah.
“Makanan ini juga dimasak oleh ibu warung yang ada di sekitaran sekolah. Jadi, Rp 15.000 untuk kawasan di Tangerang itu bisa,” terangnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo