TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pasar Murah Sudah, Impor Beras Juga Sudah

Bisakah Harga Beras Turun Bulan Ini?

Oleh: Farhan
Jumat, 15 Maret 2024 | 10:50 WIB
Mendag Zulkifli Hasan saat sidak di Pasar Tradisional di Jakarta. Foto : Ist
Mendag Zulkifli Hasan saat sidak di Pasar Tradisional di Jakarta. Foto : Ist

JAKARTA - Harga beras masih melambung tinggi meskipun berbagai upaya sudah ditempuh pemerintah. Mulai dari pasar murah hingga impor dari negara tetangga. Lantas, bisakah harga beras turun di bulan ini? Menjawab ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan angkat tangan.
Padahal, melonjaknya harga beras di pasaran sudah terjadi sejak awal tahun 2024. Selama itu juga, pemerintah sudah gercep alias gerak cepat melakukan berbagai upaya agar harga beras kembali stabil. Namun, upaya itu masih belum berhasil. Harga beras masih saja mahal.
Dalam sela-sela kunjungannya ke Pasar Tanah Abang, Jakarta, Zulhas-sapaan Zulkifli mengungkap biang kerok tingginya harga beras. Kata Zulhas, penyebabnya adalah El Nino. Karena El Nino, musim tanam bergeser. Alhasil, panennya pun mundur.

“Memang kalau beras lokal belum panen raya. Jadi, harganya tinggi, karena barangnya kurang,” jelas Zulhas, Kamis (14/3/2024).

Biasanya panen raya beras berlangsung Januari-Februari. Namun, waktu tanam yang mundur membuat petani baru bisa panen mulai April hingga Mei 2024 mendatang.
Pergeseran tersebut mengakibatkan ketersediaan beras lokal kurang, sehingga memicu kenaikan harga. Meski demikian, fenomena ini terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.

“Akibat musim tanam yang begeser itu maka beras lokal kurang. Orang nggak nanam karena musim panas. Kalau nanam sedikit, yang punya bendungan saja, irigasi yang kuat saja. Jadi musim tanamnya begeser panennya juga bergeser. Tidak hanya kita, ini seluruh dunia,” tutur Zul.
Sebab itu, Pemerintah segera mengambil langkah cepat dengan impor beras. Adapun realisasi impor beras Bulog pada tahun ini baru 500 ribu ton, dari kuota 3,6 juta ton.

“Oleh karena itu, pasar dibanjiri oleh Bulog, beras SPHP, dan beras medium yang harganya dijamin Pemerintah. SPHP itu harganya Rp 11 ribu per kilo, beras medium harganya Rp 14 ribu,” urai Zul.

“Jadi masyarakat bisa memilih. Kalau yang premium kemahalan, ada berasnya dari SPHP Bulog dan Perum Bulog yang harganya tetap,” kata Ketua Umum PAN ini, menambahkan.

Apakah bisa turun di bulan ini? Untuk bulan ini, Zulhas angkat tangan. “Mudah-mudahan bulan depan panen raya beras lokal harganya bisa turun,” tegas Zulhas.

Untuk diketahui, harga beras terpantau melonjak, Kamis (14/3/2024). Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras premium naik Rp 120 ke Rp 16.600 per kg dan beras medium naik Rp 30 ke Rp 14.390 per kg.
Harga tersebut jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, berlaku sejak Maret 2023.
HET beras medium Rp 10.900 per kg, beras premium Rp 13.900 per kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara HET beras di Zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500 per kg medium, dan beras premium Rp 14.400 per kg. Di zona tiga meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800 per kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800 per kg.

Senada dengan Mendag, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui, produksi padi nasional kurang maksimal. Hal itu dikarenakan luas lahan tanam yang semakin minim.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), luas tanam padi selama masa tanam 2024 menurun signifikan. Yakni menciut 1,9 juta hektare atau 26,2 persen dibanding pada 2023.
Amran menerangkan, penurunan luas tanam tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. Di antaranya penurunan volume pupuk bersubsidi yang mencapai 4,7 juta ton, atau 70 persen dari alokasi tahun sebelumnya. Selain itu, tidak semua petani mendapatkan akses pupuk, dan fenomena El Nino juga berkontribusi pada penurunan produksi padi.

Meski demikian, Mentan memastikan bahwa persediaan beras untuk Maret hingga Mei 2024 dalam kondisi aman. Dengan begitu, masyarakat tak perlu khawatir akan kekurangan pangan selama Ramadan dan Lebaran.
Di dunia maya, beragam komentar disampaikan warganet soal beras. “Kasian el nino disalahin mulu,” sindir @HnLuckman. “Masalah cuaca disalahkan... Padahal teknologi sudah mumpuni....,” timpal @ismailhendra85.

“Harapan masyarakat Indonesia aman ya stok #PanganRamadanTerjamin,” cuit @JyanMaeo. “Semoga bisa selalu stabil harganya,” timpal @sesaatsinggah.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo