TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Suhu Panas Melanda Sejumlah Wilayah Indonesia

Netizen: Gerah Banget, Badan Jadi Tak Nyaman

Oleh: Farhan
Minggu, 05 Mei 2024 | 11:35 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Meski dilanda cuaca panas terik dalam beberapa hari terakhir, Indonesia dipastikan tidak terkena gelombang panas seperti sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Namun, suhu panas masih akan terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan memastikan fenom­ena gelombang panas yang terjadi di kawasan Asia Selatan, Asia Tengah dan sebagian Asia Tenggara, tidak menciptakan efek serupa bagi Indonesia.
“Secara geografis, Indonesia aman dari fenomena gelom­bang panas,” ujarnya di Jakarta, Jum’at (3/5/2024).
Dijelaskan Eddy, negara-negara yang saat ini mengalami gelombang panas mayoritas daratan dan masuk di belahan bumi utara, seperti India dan Vietnam. Gelombang panas di negara-negara tersebut meru­pakan fenomena yang lumrah terjadi ketika matahari bergerak ke arah utara.

Sementara Indonesia, lanjut dia, sebagian besar wilayahnya laut dan secara astronomis terle­tak berada pada posisi 6 derajat lintang utara dan 11 derajat lintang selatan. Posisi tersebut membuat Indonesia dominan di wilayah selatan.

Selain itu, tambah Eddy, sifat laut yang lambat menerima panas dan lambat mengeluarkan panas berfungsi melindungi Indonesia dari efek gelombang panas yang saat ini melanda negara-negara di belahan bumi utara.
“Matahari sedang mening­galkan ekuator menuju belahan bumi utara. Wilayah Gujarat dan Hyderabad di India, tandus dan tidak ada air, sehingga da­ratannya menjadi sasaran panas matahari,” imbuhnya.
Eddy mengatakan, daratan bersifat cepat menerima panas dan cepat melepaskan panas. Jadi, saat posisi matahari berada di utara, penyerapan panas ma­tahari lebih optimal.

“Distribusi panas ke seluruh dunia sama, karena bersumber dari matahari. Namun, respon­snya tidak sama bagi negara dominan laut dan negara domi­nan darat,” cetusnya.
Secara historis, lanjut Eddy, Indonesia tidak pernah tercatat mengalami fenomena gelom­bang panas. Menurut dia, mesk ada kawasan yang mengala­mi suhu 40 sampai 42 derajat Celcius, itu hanya bersifat se­mentara, tidak permanen.

“Apakah gelombang panas membahayakan? Iya pasti ber­bahaya bagi negara daratan. Tapi, itu tidak berbahaya untuk Indonesia,” tandasnya.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memastikan fenomena udara panas yang me­landa Indonesia beberapa hari terakhir bukan gelombang panas atau heatwave.

Jika ditinjau secara karakteristik fenomena, maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, kita tidak termasuk ke dalam kategori heatwave. Itu tidak memenuhi persyaratan sebagai gelombang panas,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Merujuk pada data rekapitu­lasi meteorologi BMKG selama 24 jam terakhir, sambung dia, suhu sebagian besar wilayah Indonesia meningkat sebesar lima derajat di atas suhu rata-rata maksimum harian. Kondisi tersebut sudah bertahan sekitar lebih dari lima hari.
Guswanto menambahkan, pen­ingkatan suhu itu tidak sama dengan apa yang dialami sejumlah negara Asia lain seperti Myanmar, Thailand, India, Bangladesh, Nepal dan China. Temperatur suhu di beberapa negara tersebut mencapai titik maksimal sebesar 41,9 sampai 44,6 celcius.
“Secara karakteristik suhu panas terik harian yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari. Itu siklus biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” jelas dia.
Di media sosial X, netizen ramai mengeluhkan cuaca panas yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Akun @trndaxx mengaku kegerahan akibat cuaca panas.

“Pada ngerasa nggak sih efek gelombang panas itu terasa me­nyengat banget di kulit? Mana cuaca suka tiba tiba panas tiba tiba hujan. Kalau di luar hujan, di dalam rumah tetap panas,” cuitnya.
Akun @kiasanmanis juga mengeluhkan cuaca panas di Jakarta.
“Udara Jakarta panasnya min­ta ampun, ditambah cuaca yang semakin membuat kepala men­didih di jalan karena gelombang panas. Benar-benar menyiksa,” tulisnya.

Sementara, akun @Otto_0967 menuturkan, meski tidak seperti di luar negeri, cuaca panas di Indonesia membuat badan tidak nyaman.
“Gelombang panas yang me­landa Asia, katanya Indonesia paling minim kena dampaknya. Tapi, di Semarang akhir-akhir ini panasnya luar biasa,” ujarnya.

Akun @lilrockstar mengung­kapkan, kawan-kawannya yang sedang berkunjung ke sejumlah negara yang dilanda gelombang panas nenyampaikan berbagai keluhan.
“Kasian anak-anak yang lagi tour Asia, saat Asia dilanda gel­ombang panas. Denger-denger di Thailand sampai ada 30 orang meninggal. Sehat-sehat semuan­ya, jangan lupa minum vitamin sama air putih yang banyak,” ucapnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo