DPR Belajar Urusan Makan Siang Gratis Ke Swedia
SWEDIA - DPR gerak cepat membantu merealisasikan program makan siang gratis yang digagas Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. DPR bahkan sampai belajar ke Swedia.
DPR melalui delegasi Komisi IV melakukan kunjungan kerja ke Stockholm, Swedia. Tujuannya untuk studi banding agar kerangka hukum program makan siang dan susu gratis yang menjadi janji kampanye Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, segera terbentuk.
Dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPR Budhy Setiawan dan Budisatrio Djiwandono, mereka bertolak ke Swedia sejak 19 Mei lalu. Selama empat hari, mereka berada di Swedia.
Mereka wara-wiri ke sejumlah lembaga eksekutif dan legislatif. Misalnya, menemui Wakil Ketua I Riksdag (badan legislatif nasional dan badan pembuat keputusan tertinggi Swedia), Kenneth G. Forslund, Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Indonesia-Swedia Adam Reuterskiold, perwakilan dari Komite Pertanian dan Lingkungan Hidup Parlemen Swedia, dan anggota lainnya.
Selain pertemuan resmi, delegasi juga berkunjung ke beberapa lokasi penting. Termasuk peternakan dan perkebunan Bona Gard, serta Fish & Seafood Market.
“Kami melihat potensi yang luar biasa dalam pertukaran pengetahuan dan teknologi antara kedua negara,” kata Duta Besar RI untuk Swedia, Kamapradipta Isnomo, yang juga ikut mendampingi Budisatrio dan kawan-kawan, Rabu (22/5/2024).
Menurutnya, kunjungan ini juga ditujukan untuk mempelajari praktik terbaik Swedia dalam bidang peternakan, perikanan, dan kehutanan sosial yang dapat diterapkan di Indonesia. Tujuannya, untuk mendukung program makan siang dan susu gratis pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kendati demikian, ia berharap, kunjungan ini dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia. “Serta memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) Indonesia menjelang Indonesia Emas 2045,” ucap Kama.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo membantah kunjungan ke Swedia untuk studi makan siang gratis. Kata dia, ada kesalahan dalam menuliskan berita oleh staf KBRI. “Kunjungan tersebut tidak terkait makan siang gratis. Pimpinan Rombongan Budi Setiawan yang akan mengklarifikasi. Pak Dubes sendiri juga sudah menyampaikan permohonan maaf,” kata Firman, saat dikotak Redaksi, Kamis.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan, program makan siang gratis nantinya bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak. Akan tetapi, juga diharapkan mampu menjadi ‘growth driver’ atau pendorong perekonomian di Indonesia.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam wawancara eksklusif dengan tvOne bertajuk ‘Prabowo Subianto Bicara untuk Indonesia’, Rabu (22/5/2024).
Awalnya, Prabowo menjelaskan program yang dicetus dengan istilah makan siang gratis itu lebih tepat disebut makan bergizi gratis. Alasannya, agar menyesuaikan dengan jadwal anak sekolah yang masuk pagi dan pulang siang hari pukul 11-12 siang.
Prabowo menegaskan program tersebut akan sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia. Sebab, kini banyak anak-anak yang malnutrisi.
Kabar DPR studi banding ke Swedia ini menjadi obrolan hangat warganet. Macam-macam komentarnya. Ada yang memberikan acungan jempol, ada juga yang heran.
“Sebenarnya jika program ini dijalankan secara jujur dan baik akan baik pula hasilnya. Contohnya di Jepang dan Finlandia,” cuit @Dominikuss1.
Akun @nicopriyadi juga heran kenapa yang studi banding DPR. “Bukannya kementerian, kok malah DPR yang studi banding ya?” ujarnya. “Sekalian dipelajari pendidikan gratis juga dong karena Swedia pendidikannya gratis,” ujar @proletarsusah.
Sementara @geoelektoral minta DPR paparkan hasil studi bandingnya. “Ditunggu white paper hasil studi bandingnya. Minimal ada output. Jangan cuma modal kalimat “kami kemarin studi banding” pas di rapat,” ujarnya.
TangselCity | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu