TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

1000 Abrahamic Circle di Pesantren Jagat Arsy dalam Rangka Misi Perdamaian Agama

Laporan: Mg-1/RMN
Jumat, 26 Agustus 2022 | 17:34 WIB
1000 Abrahamic Circle di Pesantren Jagad Arsy. (tangselpos.id/mg-1)
1000 Abrahamic Circle di Pesantren Jagad Arsy. (tangselpos.id/mg-1)

SERPONG, Program 1000 Abrahamic Circle yang diinisiasi oleh Founder dari Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, menempati Pesantren Jagat Arsy sebagai representatif dari pesantren se-Indonesia dalam rangka misi perdamaian antar umat beragama, Tangerang Selatan, Jumat (26/8/2020).

Selama berkarir sebagai diplomat, Dino Patti Djalal menyoroti banyaknya konflik antar agama. Atas dasar keresahan tersebut, ia menginisiasi program ini dengan harapan akan memicu perdamaian antar agama.

“Jadi selama karir saya sebagai diplomat, saya banyak melihat konflik di dunia ini yang berwarna konflik antar iman, padahal jelas di Agama Islam, Kristen, maupun Yahudi itu sama-sama agama samawi kan, jadi kita semua selalu menyatakan harus saling menghormati, nah jadi itu yang ingin kita laksanakan,” katanya saat diwawancara.

Sebelum adanya program ini, diskusi antar agama seringkali hanya terjadi selama satu hari saat konferensi. Maka dari itu, program ini mengusung bentuk diskusi dengan format yang berbeda, yaitu menempatkan ketiga tokoh agama dengan cara hidup berdampingan selama beberapa minggu untuk lebih mengenal satu sama lain.

“Tantangannya selama ini kalau pertemuan antar iman itu selalu hanya dalam format konferensi satu hari, dan dalam konferensi satu hari itu susah ada pemahaman,” jelasnya.

“Nah makanya kita membuat format yang berbeda, bukan konferensi satu hari, mereka berjalan bersama-sama selama tiga minggu, dan setiap minggunya mereka tinggal di keluarga dan komunitas pemimpin agama yang pertama, kedua, dan kemudian yang ketiga,” tambahnya.

Pada lingkaran kali ini, melibatkan Imam Alaa Elzokm sebagai representasi Islam, Rabbi Jeffrey Steven sebagai representasi Yahudi, dan Pendeta Dwi Argo sebagai representasi Kristen.

Mereka selama tiga minggu akan mengelilingi Indonesia, Britania Raya, dan Australia. Tentu saja dengan mengikuti program ini, mereka dihadapi dengan beberapa tantangan, seperti yang dijelaskan oleh Pendeta Dwi Argo.

“Ini pertama kali saya ikut acara seperti ini, apalagi internasional, dan harus beradaptasi dengan budaya yang berbeda, tetapi saya bersyukur karena bisa belajar banyak dari kehidupan komunitas muslim dan komunitas yahudi, tidak hanya mendengar dari media tetapi mendengar langsung dari mereka,”ungkapnya.

Meski begitu, untuk mencapai perdamaian dunia antarumat beragama bukanlah hal yang mudah dan instan. Pendeta Dwi Argo mengimbau masyarakat, khususnya anak-anak muda, untuk dapat memulai hal-hal kecil yang dapat memicu perdamaian antar agama.

“Tentu ini adalah perjalanan yang panjang, tetapi harus kita mulai dari sekarang, dan khususnya anak-anak muda harus mulai belajar terbuka dan hati-hati dengan sosial media yang seringkali membuat polarisasi,” ucapnya.

Program ini pertama kali melaksanakan lingkaran pertamanya di Paris pada 2018 lalu, dan akan terus berlangsung selama 10 tahun dengan melibatkan 3.000 tokoh agama dari Agama Islam, Yahudi, dan Kristen. Mereka berasal dari negara dan budaya yang beragam, khususnya negara-negara yang masih memiliki konflik antar agama.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo