Jakarta Berpotensi Terdampak Megathrust
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal menggelar sejumlah edukasi dan simulasi menghadapi gempa besar yang berpotensi terjadi akibat zona gempa megathrust Selat Sunda. Langkah ini ditargetkan bisa mengurangi risiko bencana.
Jakarta berpotensi terdampak gempa Megathrust karena hanya berjarak 300 kilometer dari pusat gempa.
Ketua Sub Kelompok Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Rian Sarsono menuturkan, pihaknya terus membangun budaya kesadaran dengan melakukan beberapa langkah-langkah edukasi peningkatan kapasitas.
Salah satunya edukasi dan simulasi gempa bumi di beberapa fasilitas publik seperti rumah sakit, satuan pendidikan, gedung pemerintahan, hingga kelompok-kelompok masyarakat. Ditegaskan Rian, kegiatan ini merupakan prioritas dan rutin yang dilakukan oleh BPBD DKI Jakarta bersama komunitas penggiat kebencanaan dan seluruh pihak terkait di DKI Jakarta sejak 2015.
Rian berharap, masyarakat semakin cerdas dalam mengolah informasi terkait gempa Megathrust sehingga tidak terlalu panik.
Pihaknya, lanjut dia, berkomitmen memperkuat langkah-langkah strategis dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa Megathrust di Jakarta.
“Kami coba fokuskan melakukan langkah-langkah yang strategis. Kami berharap apa yang kita siapkan ini bisa mengurangi risiko bencana, khususnya gempa bumi,” kata Rian dalam keterangannya, Selasa (17/9/2024).
Dia menyebut, ada dua langkah yang difokuskan. Yakni, melakukan perkuatan dari regulasi dan membangun budaya sadar bencana di masyarakat untuk kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana.
Gempa bumi BPBD DKI Jakarta mewujudkan gedung tangguh bencana di lingkungan Pemprov DKI Jakarta,” imbuhnya.
BPBD DKI Jakarta juga tengah menyusun rencana kontegensi (renkon) gempa bumi berdasarkan informasi secara resmi dari BMKG. Khususnya terkait dengan potensi ancaman bencana yang berdampak merusak wilayah di Jakarta.
Terutama dari sisi Selatan Jawa, karena ada subduksi Megathrust Selat Sunda dengan potensi 8,7 Magnitudo.
“Kemungkinan terbesar yang potensi gempa yang dapat merusak di Jakarta adalah berasal dari zona subdukti selatan Banten dengan Magnitudo 8,7 dengan durasi 15 detik,” pungkasnya.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DKI Jakarta Achmad Lukman mengatakan, penting bagi warga untuk memahami cara menghadapi ancaman bencana gempa Megathrust.
“Dengan memahami potensi risiko dan mempersiapkan diri dengan baik, kita dapat mengurangi risiko dari gempa bumi dan meningkatkan keselamatan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya,” kata Lukman.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Selat Sunda menyampaikan ada akumulasi energi 8,7 magnitudo. Terakhir, di zona ini terjadi gempa pada 1757 dengan kekuatan 7,7 magnitudo.
Tapi ini potensi, bukan prediksi. Kita tidak bisa memprediksi, bahkan Jepang yang teknologinya maju tidak bisa memprediksi kapan terjadi pastinya gempa. Tapi potensi itu ada, nyata,” kata Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Septa Anggraini.
Septa menegaskan, Megathrust ini bukan nama atau jenis gempa, tapi salah satu sumber gempa. Selain gempa, Megathrust dapat memicu tsunami.
“Kita ini berdiri di atas lempeng yang bergerak, memang kita tidak merasakan pergerakan itu ya,” ujarnya.
Dengan berjalannya waktu, lempeng tersebut tidak bisa menahan elasitas lagi kemudian patah tiba-tiba, sehingga terjadilah pelepasan akumulasi energi.
“Yang kita rasakan di atas bumi, getaran gempa,” jelas dia.
Septa mengungkapkan, jarak Jakarta dengan sumber gempa Megathrust Selat Sunda sekitar 300 kilometer (km). Lalu, bagaimana dengan dampaknya pada Jakarta? Septa bilang, dampak guncangan gempa tergantung wilayah.
Menurut dia, wilayah Jakarta akan berwarna kuning ke orange. Artinya, atau jika dilihat dari angka berada pada skala 7, yang berarti bahwa jika terjadi gempa di zona Megathrust maka kerusakan ringan hingga sedang. Ringan pada bangunan yang sudah memperhatikan standar bangunan tahan gempa.
Pada bangunan yang tidak tahan gempa, dampak kerusakannya akan lebih buruk. Septa pun mengatakan, skenario jika gempa di zona Megathrust Selat Sunda berpotensi tsunami, yang memiliki potensi kekuatan 8,7 dengan gelombang tsunami setinggi 3 meter.
Tsunami di Jakarta) Di bawah 0,5 meter. Namun kita tidak boleh “oh gampang 0,5 meter,” karena gelombang tsunami dengan gelombang biasa itu berbeda,” bebernya.
Dijelaskan Septa, gelombang tsunami membawa energi yang mendorong. Sangat membahayakan walaupun ketinggiannya kurang dari 0,5 meter. Septa bilang, estimasi potensi tsunami datang ke Jakarta sekitar 2 jam setelah terjadi gempa yang bertitik di zona Megathrust Selat Sunda.
Septa mengatakan, dengan estimasi ini, maka stakeholder terkait bisa memberikan imbauan kepada warga Jakarta untuk siap siaga. BMKG menyebut pentingnya investasi mitigasi terhadap kesiapsiagaan berbasis masyarakat dalam menghadapi potensi gempa Megathrust di Jakarta.
“Bukan menunggu korban,” ucapnya.
Investasi ini untuk mitigasi agar mengurangi korban dan risiko. Septa menyebutkan, BMKG bersama Pemerintah, akademisi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga terus menggencarkan kesiapsiagaan berbasis masyarakat melalui program “Tsunami Ready C ommunity”.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 7 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Nasional | 7 jam yang lalu