TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Santri Tewas Dikeroyok

Keluarga Korban Minta Pertanggungjawaban Ponpes Darul Qur’an Lantaburo

Oleh: AY/BNN
Minggu, 28 Agustus 2022 | 16:23 WIB
Mukhtar membawa foto cucunya R. Foto : Istimewa
Mukhtar membawa foto cucunya R. Foto : Istimewa

TANGERANG—Pihak keluarga santri korban pengeroyokan oleh temannya sampai meninggal menuntut pihak Ponpes Darul Qur’an Lantaburo untuk bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Tuntutan itu diungkapkan oleh kakek korban, Mukhtar.


Dia mengatakan pihak keluarga sangat menyesalkan insiden itu. Katanya, seharusnya ponpes dapat membina para santrinya dengan baik. Namun, ini malah sebaliknya. “Kami sebagai keluarga sangat menyesalkan ini. Kami pasti akan menuntut pertanggungjawaban dari pihak pesantren,” ujar Mukhtar, Minggu (20/08/2022) di rumahnya, Jalan KH Hasyim Ash’ari, Tangerang. “Kami pihak kelurga akan menuntut secara kemanusiaannya gimana dan harus diusut tuntas,” tambahnya.


Diketahui, seorang santri berinisial RA (13) meninggal dunia setelah dikeroyok oleh santri lainnya pada Sabtu, (27/08/2022) sekira pukul 8.00 WIB. RA merupakan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Qur’an Lantaburo di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.

Dari hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh kepolisian, RA meninggal karena dikeroyok oleh belasan santri lainnya. Ada 12 orang santri, pelaku pengeroyokan yang kini telah diamankan yakni AI (15), BA (13), FA (15), DFA (15), TS (14), S (13), RE (14), DAP (13), MSB (14), BHF (14), MAJ (13) dan RA (13).


RA mengalami luka di sekujur tubuh akibat benturan benda tumpul. Luka itu itu terdapat di wajah, kepala, punggung dan hidung mengeluarkan darah. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

“Dia sudah diincar sama senior yang provokasinya ini kalau enggak salah kelas 11. Diintai ketika dia (RA) ke kamar lantai 4 kamarnya dikunci, lalu lampu dimatikan (oleh pelaku). Di sanalah dia (RA) dihajar sampai meninggal,” katanya. “Anak sekecil itu dikeroyok, bagi kami sebagai orangtua sangat sedih. Dia luka di kepala memar, kena benda tumpul, ditonjok diinjek,” tambah Mukhtar.

Dia juga menyesali yang lalai dalam mengawasi santri sehingga insiden berdarah ini kecolongan. Dia berharap, peristiwa ini menjadi yang terakhir. “Lalai, tidak bisa mengawasi santri dia itu harus bertanggungjawab penuh. Pesantren itu harusnya mendidik watak anak lebih baik. Kalau boleh pesantren jangan sampai terjadi lagi hal seperti ini, ini gak bagus,” jelas Mukhtar. Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan dari pihak Ponpes Darul Qur’an Lantaburo. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo