TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Jaga Harga, Jaga Perasaan

Oleh: Supratman
Editor: admin
Selasa, 06 September 2022 | 09:39 WIB
Supratman
Supratman

JAKARTA - Harga BBM sudah naik. Harga-harga lainnya, seperti barang dan jasa, menyusul. Ikut naik. Di Bogor misalnya, tarif angkutan kota naik sebesar 42 persen. Untuk pelajar naik 33 persen.

Di kota-kota lain, sampai ke pelosok-pelosok, juga sama. Harga-harga ikut naik menyusul kenaikan harga BBM.

Ojek online menuntut kenaikan harga, tarif truk, pengangkut sayur, bahan bangunan dan sebagainya, juga naik. Harga-harga makanan di pinggir jalan, serta belanja online, juga akan naik. Harga barang dan jasa lainnya, juga akan naik.

Situasi dan kondisi ini yang harus dijaga, dicermati dan dikontrol. Jangan sampai kenaikan harga-harga, terutama kebutuhan pokok, menjadi liar dan tak terkendali.

Menaikkan harga BBM adalah keputusan sulit. Dan yang tak kalah sulitnya, menjaga stabilitas harga-harga lainnya sesudah kenaikan harga BBM.

Seorang pejabat mengatakan, “kenaikan ini memang sakit, tapi hanya sebentar”.

“Sebentar” bagi setiap orang, tidak sama. Seminggu, sebulan, beberapa bulan, atau seberapa lama? Masing-masing memiliki stamina dan endurance hidup berbeda-beda. Ini yang harus dipikirkan cermat, matang serta penuh kebijaksanaan, wisdom.

Kenaikan harga BBM adalah urusan beberapa kementerian dan lembaga. Tetapi, kenaikan harga-harga barang dan jasa yang mengikutinya, butuh koordinasi dan kesiapan semua kementerian dan lembaga.

Karena, masalah ekonomi bisa berimbas ke masalah sosial, lalu bisa juga menjalar ke masalah politik.

Di tengah kondisi seperti ini, para pejabat juga perlu menjaga sikap, ucapan dan tindakan serta kebijakannya. Tunjukkan empati. Jangan menambah luka di atas luka. Jaga perasaan rakyat.

Beberapa pekan lalu misalnya, ketika harga telur menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, seorang pejabat mengatakan, “enggak seberapa. Jangan diributkan”.

Pernyataan seperti ini terkesan bahwa pejabat tersebut hanya ingin menjaga kursinya, tapi belum bisa menjaga perasaan rakyat. Ini berbahaya.

Ada juga pejabat yang meminta rakyat bersabar. Ini baik. Ingin menenangkan. Tapi, perlu hati-hati juga.

Karena, rakyat bisa menuntut hal yang sama kepada pejabat tersebut. Misalnya, memintanya untuk “menasihati” pejabat lain supaya tidak sembarangan membuat kebijakan, hati-hati berucap dan bertindak. Jangan korupsi. Jangan selewengkan bantuan. Tahu prioritas. Jangan mentang-mentang. Jangan menambah luka hati dan perasaan rakyat. (rm.id)

Komentar:
Berita Lainnya
Dahlan Iskan
Umuk Ijazah
Kamis, 15 Mei 2025
Dahlan Iskan
Melarikan Diri
Rabu, 14 Mei 2025
Kiki Iswara Darmayana. Foto : Ist
Jangan Curi Uang Rakyat
Senin, 12 Mei 2025
Dahlan Iskan
Bebas Bully
Jumat, 09 Mei 2025
Prof DR. Nasaruddin Umar. Foto : Ist
Berguru Kepada Semut
Jumat, 09 Mei 2025
ePaper Edisi 16 Mei 2025
Berita Populer
02
05
Gisella Anastasia, Kenalkan Pacar Barunya

Selebritis | 1 hari yang lalu

06
SPMB 2025 Untuk SDN Dilakukan Secara Online

TangselCity | 2 hari yang lalu

08
Harus Menang, Real Madrid Jamu Real Mallorca

Olahraga | 2 hari yang lalu

09
Perayaan Kelulusan Sekolah Berujung Pidana

Pos Banten | 23 jam yang lalu

10
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit