TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pasien Pertama Cacar Monyet Di Tanah Air Kini Sudah Sembuh, 3 Kontak Eratnya Aman

Laporan: AY
Sabtu, 17 September 2022 | 07:51 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril mengatakan, pasien pertama cacar monyet alias monkeypox yang dinyatakan positif pada 19 Agustus lalu, telah sembuh dan sudah beraktivitas seperti biasa.

Pasien tersebut hanya menjalani isolasi mandiri di rumah, karena gejalanya ringan. Kemudian, pada 4 September, isolasi dinyatakan selesai.

"Artinya, pasien tersebut sudah dinyatakan sehat," ujar dr. Syahril.

Dalam kasus tersebut, lanjut Syahril, ada tiga orang kontak erat. Ketiganya sudah menjalani testing dan surveilans.

“Hasilnya, semuanya sehat tidak ada konfirmasi positif atau bergejala monkeypox," ucap dr. Syahril.

Untuk memaksimalkan pemeriksaan monkeypox, Kemenkes menambah jumlah laboratorium menjadi 15. Sebelumnya, hanya ada 2 laboratorium pemeriksaan monkeypox.

Laboratorium itu tersebar di sejumlah daerah. Tak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga ada di Sumatera sampai ke Ambon.

Total kasus dugaan monkeypox di Indonesia berjumlah 66. Dari total tersebut, hanya 1 kasus terkonfirmasi positif, 2 kasus suspek, dan 63 kasus discarded. 

"18 orang dengan kasus discarded memiliki diagnosis klinis cacar air atau varicella,” ungkap dr. Syahril.

Sementara itu, Ahli Penyakit Dalam dr. Robert Sinto, SpPD mengatakan tren kasus monkeypox di dunia kini telah menurun. Meski begitu, dia meminta semua pihak tetap waspada.

"Indonesia kini sudah meningkatkan kapasitas untuk bisa memeriksakan kasus monkeypox," tutur dr. Sinto.

Terkait hal tersebut, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM mengatakan, Kemenkes tengah melakukan penguatan-penguatan dalam bentuk sosialisasi kepada kelompok berisiko.

“Kemenkes melakukan penguatan untuk tata laksana bagi SDM kesehatan di klinik, rumah sakit, sampai menjangkau ke daerah-daerah. Pedoman terus diperbaharui dengan bantuan IDI dan pihak-pihak terkait,” ucap dr. Farhani. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo