TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

MU-Spurs Di Final Liga Eropa, Duel Tim Pesakitan

Reporter: Farhan
Editor: AY
Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:23 WIB
Skuad MU. Foto : Ist
Skuad MU. Foto : Ist

INGGRIS  - Ruben Amorim stres memikirkan penderitaan suporter MU. Sementara, Ange Postecoglou yakin banyak orang takut Spurs akan meraih trofi.

 

All English Final di Stadion San Mames, Bilbao pada Kamis (22/5/2025) dini hari WIB jadi final keenam yang memper­temukan dua klub Inggris di Eropa. Kepastian datang usai Manchester United (MU) dan Tottenham Hotspur menang dalam leg kedua semifinal Liga Eropa pada dinihari, kemarin.

 

Di Old Trafford, MU yang sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, malah menghancurkan Athletic Bilbao 4-1 di sisa 20 menit pertandingan. Dua gol Ma­son Mount, dan sisanya dicetak Rasmus Hojlund serta Casemiro membuat MU unggul agregat 7-1! Pada leg pertama di kandang Bil­bao, MU menang 3-0.

 

Langkah Setan Merah diikuti Spurs yang menyingkirkan wakil Norwegia Bodo/Glimt dengan agregat total 5-1. Menang 3-1 di London Utara, Spurs lantas menang 2-0 di Norwegia.

 

Bagi MU dan Spurs, ini kes­empatan terakhir mereka meraih trofi Liga Eropa dan lolos ke Liga Champions musim depan. Pasalnya, kedua raksasa pe­sakitan itu buruk sekali di Liga Inggris musim ini.

 

MU saat ini ada di posisi ke-15 dengan raihan 39 poin, semen­tara Spurs ada di posisi ke-16 dengan koleksi 38 poin.

 

Terakhir All English Final ter­jadi Liga Champions 2020/2021, saat Chelsea menang 1-0 atas Manchester City lewat gol Kai Havertz. Lalu dua musim se­belumnya, Spurs kalah 0-2 dari Liverpool.

 

Pada 2019 juga, Chelsea mengalahkan Arsenal 4-1 di final Liga Eropa. Lalu, Chelsea vs MU di final Liga Champions 2007/2008, yang dimenangi Setan Merah lewat adu penalti.

 

Pertemuan pertama tim Ing­gris di final kompetisi Eropa adalah Spurs vs Wolverhampton di final Piala UEFA 1972, di mana The Lilywhites jadi juar­anya. Chelsea dan Spurs paling sering terlibat di All English Final, sebanyak tiga kali.

 

Ini hal paling minimal yang bisa kami lakukan untuk para su­porter, atas dukungan luar biasa yang mereka berikan sepanjang musim yang berat ini,” kata pelatih MU Ruben Amorim, usai mengandaskan Bilbao.

 

Eks pelatih Sporting Lis­bon itu memahami penderitaan para Mancunian. Bahkan sampai stres memikirkannya.

 

Saya sudah stres karena final. Kalau kami gagal juara, semua ini sia-sia. Tapi kami senang bisa sampai ke sana, jadi kita lihat saja nanti. Saya seharusnya jadi mana­jer yang lebih baik, dan tim juga seharusnya tampil lebih baik. Di Eropa kami tampil cukup bagus, tapi di Liga Primer kami memang kesulitan,” terang Amorim.

 

Dari kubu Spurs, pelatih Ange Postecoglou tak peduli dengan performa timnya. Dia meya­kini, banyak orang takut melihat Spurs akhirnya meraih trofi. Seperti diketahui, Spurs tak per­nah meraih trofi sejak Carabao Cup 2008, dan tak pernah meraih trofi Eropa sejak Piala UEFA pada 41 tahun lalu.

 

“Ini akan membuat banyak orang kesal, bukan? Perdebatan sekarang sedang memanas. Mereka hanya akan berfoto ber­sama, karena kami tidak layak,” ujar Postecoglou.

 

“Maksudnya, siapa yang peduli jika kami sedang ber­juang di Liga Inggris? Tak ada hubungannya kami ke final Liga Eropa. Kami dan Manchester United berhak ada di sana,” tandas pria asal Yunani itu.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit